Pencernaan Sehat Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Otak Anak
loading...
A
A
A
“Selain itu, untuk menjaga jumlah bakteri baik dalam usus anak tetap seimbang, perlu diberikan asupan prebiotik yang biasanya banyak terkandung dalam sumber makanan seperti buah-buahan, sayur-mayur, susu, kacang-kacangan, dan beberapa jenis sayuran. Atau bisa juga bersumber dari nutrisi lain yang mengandung prebiotik seperti FOS (fructo-oligosaccharides) dan GOS (galacto-oligosaccharides) yang akan menjadi makanan bagi bakteri baik tersebut," papar dr. Muzal.
"Selain itu, untuk mendukung perkembangan optimal otak anak, penting juga untuk melengkapi nutrisi asam lemak rantai panjang seperti DHA, AA dan ALA/LA,” lanjutnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan, perkembangan sosial dan emosional anak sering kali diabaikan oleh orang tua, guru, dan pengasuh lainnya.
"Orang tua dan guru harus paham bahwa anak-anak dengan perkembangan emosi yang sehat adalah mereka yang dapat mengekspresikan diri dengan cara yang positif, " ujarnya.
Perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini adalah bagaimana mereka mampu mengelola serta mengekspresikan berbagai emosi, baik itu positif maupun negatif.
“Perkembangan sosial-emosional mengacu pada perubahan perilaku yang disebabkan oleh emosi tertentu yang mengelilingi kehidupan awal dan dialami melalui interaksi dengan orang lain," terang dr. Rini.
"Ini adalah proses di mana anak-anak belajar beradaptasi dengan situasi dan emosi dalam interaksi mereka dengan orang lain, dengan cara mendengarkan, mengamati, dan meniru perilaku yang mereka lihat," tambahnya.
Maka itu, dalam rangka peringatan Social Emotional Learning Day, Nutricia Indonesia mengajak semua pihak terutama orang tua dan tenaga pengajar untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi hebat.
"Selain itu, untuk mendukung perkembangan optimal otak anak, penting juga untuk melengkapi nutrisi asam lemak rantai panjang seperti DHA, AA dan ALA/LA,” lanjutnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan, perkembangan sosial dan emosional anak sering kali diabaikan oleh orang tua, guru, dan pengasuh lainnya.
"Orang tua dan guru harus paham bahwa anak-anak dengan perkembangan emosi yang sehat adalah mereka yang dapat mengekspresikan diri dengan cara yang positif, " ujarnya.
Perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini adalah bagaimana mereka mampu mengelola serta mengekspresikan berbagai emosi, baik itu positif maupun negatif.
“Perkembangan sosial-emosional mengacu pada perubahan perilaku yang disebabkan oleh emosi tertentu yang mengelilingi kehidupan awal dan dialami melalui interaksi dengan orang lain," terang dr. Rini.
"Ini adalah proses di mana anak-anak belajar beradaptasi dengan situasi dan emosi dalam interaksi mereka dengan orang lain, dengan cara mendengarkan, mengamati, dan meniru perilaku yang mereka lihat," tambahnya.
Maka itu, dalam rangka peringatan Social Emotional Learning Day, Nutricia Indonesia mengajak semua pihak terutama orang tua dan tenaga pengajar untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi hebat.
(tsa)