Wanita Ini Terbangun dalam Kondisi Lumpuh setelah Mengabaikan Migrain yang Dialaminya
loading...
A
A
A
BRISBANE - Migrain merupakan sebuah kondisi sakit kepala yang terasa seperti berdenyut dan umumnya terjadi di salah satu sisi kepala saja. Untuk kasus migrain yang parah biasanya disertai dengan mual.
Migrain juga bisa membuat tubuh lebih sensitif terhadap cahaya dan suara. Meski lazim terjadi, tetapi migrain tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, seorang wanita asal Brisbane, Australia, mengalami kelumpuhan usai mengabaikan migrain yang dideritanya.
Dia adalah Courtney Grant, wanita berusia 20 tahun yang baru saja hendak memulai pekerjaannya di bidang real estate. Melansir laman Mirror, Rabu (27/3/2024), Courtney sering kali mengalami migrain dan muntah-muntah selama beberapa bulan. Akan tetapi ia berusaha mengesampingkan masalah kesehatannya karena sibuk mempersiapkan diri untuk memulai karier barunya.
Namun, Courtney malam terbangun dalam penuh rasa takut dari tidurnya lantaran tidak dapat berbicara atau merasakan sisi kanan tubuhnya.
Kisah ini terjadi pada 25 Februari 2024. Hari itu menjadi hari pertama Courtney untuk memulai pekerjaan barunya. Courtney memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur, tetapi ia malah jatuh pingsan dan tak bisa berteriak minta tolong.
“Saya membutuhkan waktu 20 menit untuk mencoba dan memanggil. Ibu saya bergegas masuk ketika suara saya cukup keras hingga dia akhirnya mendengar erangan saya,” jelas Courtney.
Courtney menceritakan betapa dia takut ibunya, yang saat itu sedang tidur di kamar sebelah, akan terbangun dan menemukannya telah meninggal. Alhasil, Courtney dilarikan ke rumah sakit di mana ahli bedah melakukan operasi darurat setelah diketahui ada bekuan darah di selangkangannya.
Kala itu, sang ibu diberi tahu oleh dokter bahwa mereka tidak yakin jika Courtney bisa kembali berjalan ataupun berbicara. Namun, keajaiban datang, dia mulai bisa bergerak kembali lima hari kemudian.
Courtney didiagnosis mengidap vaskulitis. Penyakit ini yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, dan kondisi tersebut hampir pasti menjadi penyebab migrain Courtney pada minggu-minggu sebelumnya.
“Perjalanan saya masih panjang dengan berbagai janji temu dan rehabilitasi, tetapi saya telah diberi tahu bahwa kecil kemungkinan hal ini akan terjadi lagi. Saya sangat cemas jika hal ini terjadi lagi dan saya telah mencoba untuk menghapusnya,” kata Courtney.
Meski sempat mengalami trauma, Courtney mengaku kejadian tersebut telah menghidupkan kembali apresiasinya terhadap kehidupan, dan saat ini dia fokus pada pemulihan.
Migrain juga bisa membuat tubuh lebih sensitif terhadap cahaya dan suara. Meski lazim terjadi, tetapi migrain tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, seorang wanita asal Brisbane, Australia, mengalami kelumpuhan usai mengabaikan migrain yang dideritanya.
Dia adalah Courtney Grant, wanita berusia 20 tahun yang baru saja hendak memulai pekerjaannya di bidang real estate. Melansir laman Mirror, Rabu (27/3/2024), Courtney sering kali mengalami migrain dan muntah-muntah selama beberapa bulan. Akan tetapi ia berusaha mengesampingkan masalah kesehatannya karena sibuk mempersiapkan diri untuk memulai karier barunya.
Namun, Courtney malam terbangun dalam penuh rasa takut dari tidurnya lantaran tidak dapat berbicara atau merasakan sisi kanan tubuhnya.
Kisah ini terjadi pada 25 Februari 2024. Hari itu menjadi hari pertama Courtney untuk memulai pekerjaan barunya. Courtney memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur, tetapi ia malah jatuh pingsan dan tak bisa berteriak minta tolong.
“Saya membutuhkan waktu 20 menit untuk mencoba dan memanggil. Ibu saya bergegas masuk ketika suara saya cukup keras hingga dia akhirnya mendengar erangan saya,” jelas Courtney.
Courtney menceritakan betapa dia takut ibunya, yang saat itu sedang tidur di kamar sebelah, akan terbangun dan menemukannya telah meninggal. Alhasil, Courtney dilarikan ke rumah sakit di mana ahli bedah melakukan operasi darurat setelah diketahui ada bekuan darah di selangkangannya.
Kala itu, sang ibu diberi tahu oleh dokter bahwa mereka tidak yakin jika Courtney bisa kembali berjalan ataupun berbicara. Namun, keajaiban datang, dia mulai bisa bergerak kembali lima hari kemudian.
Courtney didiagnosis mengidap vaskulitis. Penyakit ini yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, dan kondisi tersebut hampir pasti menjadi penyebab migrain Courtney pada minggu-minggu sebelumnya.
“Perjalanan saya masih panjang dengan berbagai janji temu dan rehabilitasi, tetapi saya telah diberi tahu bahwa kecil kemungkinan hal ini akan terjadi lagi. Saya sangat cemas jika hal ini terjadi lagi dan saya telah mencoba untuk menghapusnya,” kata Courtney.
Meski sempat mengalami trauma, Courtney mengaku kejadian tersebut telah menghidupkan kembali apresiasinya terhadap kehidupan, dan saat ini dia fokus pada pemulihan.
(tsa)