Kasus Demam Berdarah di Singapura Melonjak 2 Kali Lipat, 7 Orang Meninggal Dunia

Senin, 01 April 2024 - 11:26 WIB
loading...
Kasus Demam Berdarah di Singapura Melonjak 2 Kali Lipat, 7 Orang Meninggal Dunia
Kasus demam berdarah di Singapura melonjak dua kali lipat pada kuartal pertama 2024. Foto/ the times
A A A
JAKARTA - Kasus demam berdarah di Singapura melonjak dua kali lipat pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Lebih dari 5.000 kasus demam berdarah meningkat dari 2.360 kasus pada kuartal yang sama tahun lalu. Hal ini berdasarkan laporan Badan Lingkungan Hidup Nasional atau the National Environment Agency (NEA).



Pada 25 Maret lalu, tujuh orang meninggal dunia karena infeksi demam berdarah lokal. Enam kematian tercatat sepanjang 2023.

Angka-angka tersebut terungkap pada peluncuran kampanye nasional pencegahan demam berdarah pada hari Minggu, yang dilakukan menjelang puncak musim demam berdarah pada bulan Mei hingga Oktober.

“Yang mengkhawatirkan adalah tahun ini kita melihat peningkatan jumlah kasus,” kata Sekretaris Parlemen Senior NEA Baey Yam Keng dikutip channel news asia, Senin (1/4/2024).

“Kami memiliki lebih dari 300 kasus demam berdarah mingguan pada kuartal pertama ini,” ucap Baey Yam Keng lagi.

Populasi nyamuk Aedes aegypti juga tetap tinggi, dengan jumlah habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes yang ditemukan di pemukiman pada Januari dua kali lipat dibandingkan Januari 2023.

Dalam pembaruan terkini di situs web NEA, terdapat 27 klaster demam berdarah di bawah tingkat kewaspadaan “merah” pada 28 Maret, merujuk pada wilayah berisiko tinggi dengan 10 kasus atau lebih.

Ada empat serotipe virus dengue yang beredar di Singapura, kata NEA dalam situsnya. Serotipe virus dengue 2 (DENV-2) mendominasi sejak September 2023, dengan dominasi periodik DENV-1 dan DENV-3 sebelumnya pada 2023.

“Populasi kami di Singapura juga memiliki kekebalan yang rendah terhadap keempat serotipe virus dengue,” kata NEA.

“Berlanjutnya kehadiran semua faktor risiko demam berdarah ini dapat menyebabkan lonjakan kasus demam berdarah dalam beberapa bulan mendatang, jika tindakan yang diambil tidak memadai,” tutur situs itu lagi.

NEA menyebut wabah demam berdarah dapat dicegah tahun lalu karena peningkatan tindakan pencegahan dan pengendalian. Hasilnya, jumlah infeksi demam berdarah turun 69 persen – dari 32.173 kasus pada 2022 menjadi 9.949 kasus.

NEA melakukan lebih dari 813.000 inspeksi pada 2023, mengungkap lebih dari 19.600 habitat perkembangbiakan nyamuk. Lebih dari separuhnya ditemukan di perumahan, 38 persen di tempat umum dan 5 persen di lokasi konstruksi.



NEA mengatakan bahwa sama seperti tahun lalu, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan upaya pencegahan demam berdarah sangat penting dalam memerangi demam berdarah.

“Kampanye Nasional Pencegahan Demam Berdarah 2024 menekankan bahwa pencegahan demam berdarah adalah tanggung jawab sosial, dan akan terus menggalang masyarakat untuk tetap waspada dan mengurangi risiko infeksi demam berdarah,” ucapnya.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1387 seconds (0.1#10.140)