Viral! Wanita Idap Penyakit Langka, Bisa Meninggal Jika Makan Nasi
loading...
A
A
A
Setelah serangkaian anafilaksis pada bulan September 2017, dokter memberi tahu bahwa alergi Caroline kemungkinan akan hilang dalam beberapa bulan. Meski sudah diberikan obat, namun beberapa bulan kemudian, dia kembali mengalami hal serupa.
“Pada musim gugur ketika saya mengalami guncangan berulang kali, ahli alergi dan dokter UGD saya berasumsi bahwa reaksi saya hanya akan berlangsung beberapa bulan,” jelasnya.
"Mereka memberi saya antihistamin dan membawa saya ke dokter spesialis. Sungguh mengecewakan karena beberapa bulan kemudian saya benar-benar sakit. Setiap hari saya bertanya-tanya apakah saya akan berakhir di rumah sakit, saya benar-benar sakit, tenggorokanku sesak, dan aku merasa gatal dan mengi,” tambahnya.
Setelah menunggu 10 bulan, Caroline didiagnosis menderita MCAS pada Mei 2018. Caroline harus meminum ramuan obat termasuk suntikan xolair setiap 14 hari, antihistamin setiap hari, dan hizentra setiap tujuh hari. Dia juga menghindari makanan seperti kacang-kacangan, kiwi, wijen, dan mustard.
“Pada musim gugur ketika saya mengalami guncangan berulang kali, ahli alergi dan dokter UGD saya berasumsi bahwa reaksi saya hanya akan berlangsung beberapa bulan,” jelasnya.
"Mereka memberi saya antihistamin dan membawa saya ke dokter spesialis. Sungguh mengecewakan karena beberapa bulan kemudian saya benar-benar sakit. Setiap hari saya bertanya-tanya apakah saya akan berakhir di rumah sakit, saya benar-benar sakit, tenggorokanku sesak, dan aku merasa gatal dan mengi,” tambahnya.
Setelah menunggu 10 bulan, Caroline didiagnosis menderita MCAS pada Mei 2018. Caroline harus meminum ramuan obat termasuk suntikan xolair setiap 14 hari, antihistamin setiap hari, dan hizentra setiap tujuh hari. Dia juga menghindari makanan seperti kacang-kacangan, kiwi, wijen, dan mustard.
(dra)