6 Barang di Dapur yang Memicu Kanker, Waspada Menggunakannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa barang di dapur dapat meningkatkan risiko kanker jika digunakan atau dikonsumsi secara berlebihan dan tidak sehat. Sayangnya, tidak banyak yang menyadari ancaman diam-diam yang dapat membahayakan kesehatan.
Tanpa sepengetahuan banyak orang, barang-barang umum yang ditemukan di dapur bisa dikaitkan dengan penyakit kanker . Penting untuk mengungkap potensi bahaya yang mengintai di dekat Anda.
Ini karena kesadaran adalah langkah pertama untuk melindungi orang-orang yang cintai dari ancaman kesehatan. Penting untuk mengonsumsi makanan dengan bijaksana dan seimbang, serta memasak dengan cara yang sehat untuk mengurangi risiko kanker.
Berikut barang di dapur yang memicu kanker dilansir dari Times of India, Kamis (4/3/2024).
Peralatan masak anti lengket, yang merupakan bahan pokok di banyak dapur, bisa menyebabkan masalah kesehatan. Ini karena asam perfluorooctanoic (PFOA), bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan lapisan anti lengket.
Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan potensial antara paparan PFOA dan kanker. Jika terkena suhu tinggi saat memasak, peralatan masak anti lengket dapat mengeluarkan asap beracun, menyebabkan gejala mirip flu dan, dalam beberapa kasus, meningkatkan risiko kanker.
Peralatan plastik, yang umum terlihat di dapur, dapat berkontribusi terhadap risiko kesehatan melalui BisphenolA (BPA). Bahan kimia yang digunakan dalam produksi botol dan wadah plastik ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan mengganggu kekebalan tubuh jika digunakan secara rutin di dapur.
Mencari alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan untuk meminimalkan paparan terhadap zat yang berpotensi berbahaya menjadi hal yang sangat penting.
Di luar perannya dalam mempermanis makanan, gula rafinasi juga bisa memicu kanker. Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan asupan gula rafinasi dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.
Temuan ini mendorong evaluasi ulang kebiasaan makan, menekankan perlunya mengurangi konsumsi gula dan memilih alternatif yang lebih sehat.
Daya tarik daging olahan memiliki dampak tersembunyi yakni peningkatan risiko kanker, khususnya kanker kolorektal. Proses pengawetannya melibatkan penggunaan nitrat dan nitrit, yang dapat diubah menjadi nitrosamin berbahaya di dalam tubuh manusia.
Mengonsumsi senyawa-senyawa ini telah dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi terkena kanker. Sehingga menggarisbawahi pentingnya tidak berlebihan dan mengeksplorasi sumber protein yang lebih sehat.
Meskipun makanan kaleng menawarkan kemudahan, makanan tersebut mengandung zat penyebab kanker dalam BisphenolA (BPA). Seringkali terdapat pada lapisan kaleng, BPA dapat larut ke dalam makanan, terutama saat kaleng dipanaskan atau bersentuhan dengan kandungan asam.
Bahan kimia ini telah menimbulkan kekhawatiran karena potensi kaitannya dengan kanker, menekankan perlunya mempertimbangkan kembali penggunaan produk kaleng tertentu dan mencari alternatif yang lebih aman.
Kenyamanan memasak dengan aluminium foil memiliki risiko tersendiri. Jika makanan asam dimasak atau disimpan dalam aluminium foil, hal ini dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar aluminium, yang diketahui berdampak buruk pada tubuh manusia.
Paparan aluminium dalam jumlah tersebut dalam waktu lama telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Sehingga menekankan perlunya praktik memasak yang hati-hati.
Tanpa sepengetahuan banyak orang, barang-barang umum yang ditemukan di dapur bisa dikaitkan dengan penyakit kanker . Penting untuk mengungkap potensi bahaya yang mengintai di dekat Anda.
Ini karena kesadaran adalah langkah pertama untuk melindungi orang-orang yang cintai dari ancaman kesehatan. Penting untuk mengonsumsi makanan dengan bijaksana dan seimbang, serta memasak dengan cara yang sehat untuk mengurangi risiko kanker.
Barang di Dapur yang Memicu Kanker
Berikut barang di dapur yang memicu kanker dilansir dari Times of India, Kamis (4/3/2024).
1. Peralatan Masak Anti Lengket
Peralatan masak anti lengket, yang merupakan bahan pokok di banyak dapur, bisa menyebabkan masalah kesehatan. Ini karena asam perfluorooctanoic (PFOA), bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan lapisan anti lengket.
Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan potensial antara paparan PFOA dan kanker. Jika terkena suhu tinggi saat memasak, peralatan masak anti lengket dapat mengeluarkan asap beracun, menyebabkan gejala mirip flu dan, dalam beberapa kasus, meningkatkan risiko kanker.
2. Peralatan Plastik
Peralatan plastik, yang umum terlihat di dapur, dapat berkontribusi terhadap risiko kesehatan melalui BisphenolA (BPA). Bahan kimia yang digunakan dalam produksi botol dan wadah plastik ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan mengganggu kekebalan tubuh jika digunakan secara rutin di dapur.
Mencari alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan untuk meminimalkan paparan terhadap zat yang berpotensi berbahaya menjadi hal yang sangat penting.
3. Gula Rafinasi
Di luar perannya dalam mempermanis makanan, gula rafinasi juga bisa memicu kanker. Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan asupan gula rafinasi dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.
Temuan ini mendorong evaluasi ulang kebiasaan makan, menekankan perlunya mengurangi konsumsi gula dan memilih alternatif yang lebih sehat.
4. Daging Olahan
Daya tarik daging olahan memiliki dampak tersembunyi yakni peningkatan risiko kanker, khususnya kanker kolorektal. Proses pengawetannya melibatkan penggunaan nitrat dan nitrit, yang dapat diubah menjadi nitrosamin berbahaya di dalam tubuh manusia.
Mengonsumsi senyawa-senyawa ini telah dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi terkena kanker. Sehingga menggarisbawahi pentingnya tidak berlebihan dan mengeksplorasi sumber protein yang lebih sehat.
5. Makanan Kaleng
Meskipun makanan kaleng menawarkan kemudahan, makanan tersebut mengandung zat penyebab kanker dalam BisphenolA (BPA). Seringkali terdapat pada lapisan kaleng, BPA dapat larut ke dalam makanan, terutama saat kaleng dipanaskan atau bersentuhan dengan kandungan asam.
Bahan kimia ini telah menimbulkan kekhawatiran karena potensi kaitannya dengan kanker, menekankan perlunya mempertimbangkan kembali penggunaan produk kaleng tertentu dan mencari alternatif yang lebih aman.
6. Aluminium Foil
Kenyamanan memasak dengan aluminium foil memiliki risiko tersendiri. Jika makanan asam dimasak atau disimpan dalam aluminium foil, hal ini dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar aluminium, yang diketahui berdampak buruk pada tubuh manusia.
Paparan aluminium dalam jumlah tersebut dalam waktu lama telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Sehingga menekankan perlunya praktik memasak yang hati-hati.
(dra)