Tradisi Lebaran di Arab Saudi Mirip di Indonesia, Kumpul Keluarga hingga Kenakan Pakaian Terbaik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tradisi Lebaran di Arab Saudi membuat banyak orang ingin tahu. Pasalnya, Arab saudi sebagai tempat umat Muslim dunia mengarahkan sujudnya ke Tanah Suci, tepatnya ke arah Kakbah di Makkah. tidak heran jika banyak orang penasaran.
Diketahui, Arab Saudi hanya merayakan empat hari libur nasional setiap tahunnya, yakni Hari Pendirian Negara, Hari Nasional, Idul Fitri dan Idul Adha. Menariknya hari raya itu selalu dirayakan dengan penuh ciri khas, terlebih Idul Fitri dan Idul Adha.
Meski Hari Nasional memiliki tanggal tahunan yang tetap menurut kalender matahari Masehi, dua hari lainnya jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya karena mengikuti Hijriah, kalender Islam.
Kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi, yakni sekira 11 hari, dengan demikian, awal bulan suci Ramadan dan dua perayaan Idul Fitri bergeser setiap tahun. Agar Idul Fitri jatuh pada tanggal yang sama seperti sebelumnya, dibutuhkan waktu sekira 33 tahun.
Perayaan Ramadan menghiasi kota dengan lampu dan lentera yang bersinar. Tidak saja di Riyadh, juga ditemukan di seluruh Arab Saudi.
Di Jeddah, Ramadan memberikan kesempatan untuk menjelajahi kios, atau “bastat”, yang tersebar di seluruh Al Balad dan buka 24/7.
Setelah merayakan Ramadan, ditutup dengan Idul Fitri, menandai berakhirnya Ramadan dan berakhirnya puasa di bulan suci tersebut.
Setelah berpuasa di bulan Ramadan, penduduk setempat berkumpul di jalan untuk merayakan Idul Fitri.
Setelah sebulan berpuasa dan berefleksi, perayaan Idul Fitri adalah tentang berbagi apa yang Anda miliki kepada orang lain, termasuk memberikan Zakat Fitri, pembayaran khusus untuk amal.
Diketahui, Arab Saudi hanya merayakan empat hari libur nasional setiap tahunnya, yakni Hari Pendirian Negara, Hari Nasional, Idul Fitri dan Idul Adha. Menariknya hari raya itu selalu dirayakan dengan penuh ciri khas, terlebih Idul Fitri dan Idul Adha.
Meski Hari Nasional memiliki tanggal tahunan yang tetap menurut kalender matahari Masehi, dua hari lainnya jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya karena mengikuti Hijriah, kalender Islam.
Kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi, yakni sekira 11 hari, dengan demikian, awal bulan suci Ramadan dan dua perayaan Idul Fitri bergeser setiap tahun. Agar Idul Fitri jatuh pada tanggal yang sama seperti sebelumnya, dibutuhkan waktu sekira 33 tahun.
Tradisi Lebaran di Arab Saudi
Bulan kesembilan Hijriah merupakan bulan suci Ramadan yang diakhiri dengan perayaan besar tiga hari untuk berbuka puasa satu tahun lagi.Perayaan Ramadan menghiasi kota dengan lampu dan lentera yang bersinar. Tidak saja di Riyadh, juga ditemukan di seluruh Arab Saudi.
Di Jeddah, Ramadan memberikan kesempatan untuk menjelajahi kios, atau “bastat”, yang tersebar di seluruh Al Balad dan buka 24/7.
Setelah merayakan Ramadan, ditutup dengan Idul Fitri, menandai berakhirnya Ramadan dan berakhirnya puasa di bulan suci tersebut.
Setelah berpuasa di bulan Ramadan, penduduk setempat berkumpul di jalan untuk merayakan Idul Fitri.
Setelah sebulan berpuasa dan berefleksi, perayaan Idul Fitri adalah tentang berbagi apa yang Anda miliki kepada orang lain, termasuk memberikan Zakat Fitri, pembayaran khusus untuk amal.