Bagaimana Cara Peroleh Vaksin HPV? Lengkap dengan Kriteria yang Bisa Mendapatkannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksin HPV merupakan vaksin yang bermanfaat untuk melindungi tubuh dari kanker di area reproduksi bagi pria maupun wanita. Vaksinasi atau imunisasi ini penting dilakukan sejak dini untuk mencegah penyakit berbahaya seperti kanker penis atau kanker serviks.
HPV atau human papillomavirus adalah virus penyebab kutil kelamin dan kanker di organ reproduksi dan anus. Menurut laman Kemenkes, virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit penderita, terutama ketika berhubungan seksual.
Dalam rangka mencegah dan mengurangi kanker di area reproduksi ini, pemerintah telah menjalankan program wajib vaksin HPV. Vaksin ini diberikan kepada anak-anak yang memasuki masa remaja, baik perempuan maupun laki-laki.
Vaksin ini utamanya diwajibkan untuk anak kelas 5 dan 6 SD. Ini karena pada kelompok usia tersebut dinilai lebih efektif, karena mereka dinilai belum melakukan hubungan seksual dan minim terinfeksi HPV.
Vaksinasi HPV sendiri telah dimulai sejak tahun 2022, dan secara rutin setiap tahun dilakukan di sekitar pertengahan tahun atau di bulan Agustus.
Sehingga untuk mendapatkan vaksin ini setiap anak atau orang tua tak perlu mendaftarkan diri karena nantinya akan didistribusikan melalui sekolah masing-masing.
Sehingga bagi yang menginginkan vaksin tersebut perlu membayar vaksin secara mandiri. Harga vaksin di sejumlah klinik berkisar antara Rp1 juta-Rp3 juta.
Jika sudah memenuhi syarat usia 9-13 tahun, nantinya kondisi kesehatan calon penerima vaksin HPV gratis harus diperiksa terlebih dulu. Salah satu kondisi yang tidak disarankan untuk melakukan vaksin adalah punya reaksi alergi terhadap komponen vaksin gardasil, yaitu ragi.
Reaksi alergi yang dimaksud berupa gatal, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, sesak napas, jantung berdetak cepat, lemah, dan pusing.
Selain itu, vaksin HPV tidak boleh diberikan kepada anak yang menderita penyakit dengan gejala sedang hingga berat. Menurut CDC, anak dengan kondisi tersebut boleh diberikan vaksin HPV setelah mereka sembuh.
Bagi orang yang ingin menjalani vaksinasi HPV mandiri di luar kelompok usia 9-13 tahun, syarat lain yang wajib diperhatikan adalah tidak sedang dalam kondisi hamil.
Lihat Juga: Aktif Beri Pendampingan, Lovepink Tak Ingin Pasien Kanker Payudara Termakan Mitos dan Hoaks
HPV atau human papillomavirus adalah virus penyebab kutil kelamin dan kanker di organ reproduksi dan anus. Menurut laman Kemenkes, virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit penderita, terutama ketika berhubungan seksual.
Dalam rangka mencegah dan mengurangi kanker di area reproduksi ini, pemerintah telah menjalankan program wajib vaksin HPV. Vaksin ini diberikan kepada anak-anak yang memasuki masa remaja, baik perempuan maupun laki-laki.
Cara Dapatkan Vaksin HPV
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Dokter Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, vaksin HPV akan diberikan secara gratis bagi kelompok usia anak sekolah dasar (SD) atau sekitar 9-13 tahun.Vaksin ini utamanya diwajibkan untuk anak kelas 5 dan 6 SD. Ini karena pada kelompok usia tersebut dinilai lebih efektif, karena mereka dinilai belum melakukan hubungan seksual dan minim terinfeksi HPV.
Vaksinasi HPV sendiri telah dimulai sejak tahun 2022, dan secara rutin setiap tahun dilakukan di sekitar pertengahan tahun atau di bulan Agustus.
Sehingga untuk mendapatkan vaksin ini setiap anak atau orang tua tak perlu mendaftarkan diri karena nantinya akan didistribusikan melalui sekolah masing-masing.
Kriteria Penerima Vaksin HPV
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa penerima vaksin HPV ini adalah hanya anak SD. Sehingga untuk anak yang usianya sudah lebih dari 9-13 tahun, vaksinasi tidak akan ditanggung pemerintah.Sehingga bagi yang menginginkan vaksin tersebut perlu membayar vaksin secara mandiri. Harga vaksin di sejumlah klinik berkisar antara Rp1 juta-Rp3 juta.
Jika sudah memenuhi syarat usia 9-13 tahun, nantinya kondisi kesehatan calon penerima vaksin HPV gratis harus diperiksa terlebih dulu. Salah satu kondisi yang tidak disarankan untuk melakukan vaksin adalah punya reaksi alergi terhadap komponen vaksin gardasil, yaitu ragi.
Reaksi alergi yang dimaksud berupa gatal, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, sesak napas, jantung berdetak cepat, lemah, dan pusing.
Selain itu, vaksin HPV tidak boleh diberikan kepada anak yang menderita penyakit dengan gejala sedang hingga berat. Menurut CDC, anak dengan kondisi tersebut boleh diberikan vaksin HPV setelah mereka sembuh.
Bagi orang yang ingin menjalani vaksinasi HPV mandiri di luar kelompok usia 9-13 tahun, syarat lain yang wajib diperhatikan adalah tidak sedang dalam kondisi hamil.
Lihat Juga: Aktif Beri Pendampingan, Lovepink Tak Ingin Pasien Kanker Payudara Termakan Mitos dan Hoaks
(tsa)