Peran Perempuan Dinilai Makin Penting dalam Dunia Fintech

Selasa, 30 April 2024 - 18:10 WIB
loading...
Peran Perempuan Dinilai...
Foto: Doc. Istimewa
A A A
JAKARTA - Perkembangan pesat Industri Fintech P2P Lending kini perlahan menjadi kekuatan tak terbantahkan dalam transformasi ekonomi global. Sayangnya masih terdapat stereotip yang melekat terkait peran serta perempuan di dalamnya.

Merespons adanya perkembangan pesat industri Fintech P2P ini, Rupiah Cepat, sebagai pelopor dalam sektor ini merasa penting untuk menanggulangi dan memperjuangkan inklusi perempuan dalam peran yang lebih penting dan terhormat dalam dunia Fintech.

Berdasarkan laporan dari Female Founders Fund yang menunjukkan bahwa perusahaan yang didirikan oleh perempuan hanya mendapatkan kurang dari 3% dari total modal ventura yang diberikan, dan laporan dari McKinsey & Company yang mencatat keterwakilan perempuan yang rendah di tingkat eksekutif dan posisi kepemimpinan.

Untuk itu, Rupiah Cepat merasa perlu untuk mengadakan acara “Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending”. Acara yang diadakan pada 30 April 2024 ini, Ini tak hanya bertujuan untuk memecahkan stereotip, menginspirasi perempuan untuk berperan aktif dalam industri Fintech P2P Lending, tetapi juga untuk merayakan peringatan Hari Kartini dengan menghargai peran perempuan dalam kemajuan ekonomi dan teknologi.

Yolanda Sunaryo selaku Chief Business, Legal, and Compliance Officer Rupiah Cepat mengatakan pentingnya peran perempuan dalam industri P2P lending.

“Dalam era yang semakin maju ini, peran perempuan dalam mengelola keuangan telah menjadi semakin penting. Kami percaya bahwa inklusi keuangan memegang peran penting dalam memberdayakan perempuan secara finansial," kata Yolanda Sunaryo dalam acara Media Gathering Rupiah Cepat bertajuk "Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending", Selasa (30/4).

Dengan adanya akses yang lebih luas terhadap produk dan layanan keuangan, lanjut Yolanda, perempuan dapat membangun tabungan, mengelola investasi, dan mengurangi risiko keuangan. Hal ini sejalan dengan data dari survei AFTECH yang menunjukkan 39,239 transaksi fintech disumbang oleh kalangan perempuan, dan sebanyak 53,390 penyelenggara fintech menganggap urgensi pasar perempuan cukup penting.

“Ini bukan hanya tentang kesetaraan, tetapi juga tentang menciptakan kesempatan yang merata bagi perempuan untuk membangun kemandirian yang lebih kuat dan lebih inklusif dalam bidang ekonomi untuk masa depan yang lebih baik bagi semua," jelas Yolanda.

"Oleh karena itu, keterlibatan perempuan dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan sangatlah vital untuk pertumbuhan dan perkembangan sektor ini,"sambungnya.

Selama ini, lebih dari 10 Triliun dana dari sebagian besar pemberi pinjaman perkotaan telah tersalurkan kepada 1,5 juta perempuan pengusaha ultra-mikro di lebih 55ribu desa baik di Jawa dan luar Jawa.

Senada dengan Yolanda, Aulia Maghfiroh, selaku Public Relations Specialist Rupiah Cepat melihat bahwa diskusi ini diharapkan mampu menambahkan pandangan positif mengenai industri Fintech P2P Lending di sisi pemberdayaan perempuan.

Sebagaimana diketahui, menurut laporan dari Female Founders Fund, menunjukkan bahwa perusahaan yang didirikan oleh perempuan hanya mendapatkan kurang dari 390 dari total modal ventura yang diberikan.

Selain itu laporan dari McKinsey & Company juga mencatat keterwakilan perempuan yang rendah di tingkat eksekutif dan posisi kepemimpinan. Karena itu, melalui kegiatan ini, Rupiah Cepat berharap untuk melibatkan para pemangku kepentingan perempuan yang sudah berkarier di Fintech P2P Lending untuk berbagi pengalaman, wawasan, dan inspirasi mereka.

Selain, dalam rangka perayaan Hari Kartini, Aulia Maghfiroh, selaku Public Relations Specialist Rupiah Cepat juga melihat bahwa acara ini diharapkan mampu menambahkan pandangan positif mengenai industri Fintech P2P Lending di sisi pemberdayaan perempuan.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami peran perempuan dalam industri Fintech P2P Lending dan merayakan kontribusi mereka yang jarang disorot. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi perempuan untuk terlibat lebih aktif dalam perkembangan teknologi keuangan,” ucap Aulia Maghfiroh.

Yasmine Meylia Sembiring selaku Direktur Eksekutif AFPI, mengatakan adapun upaya untuk Inklusi peran perempuan pada industri fintech P2P lending, antara lain: Meningkatkan visibilitas pemimpin perempuan di industri fintech melalui partisipasi dalam acara-acara publik, maupun program pelatihan untuk pengusaha perempuan.

Rupiah Cepat juga ingin berkomitmen untuk memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan dalam industri ini, termasuk para perempuan yang ingin memulai karier mereka di bidang fintech.

“Melalui kegiatan ini, Rupiah Cepat juga berharap masyarakat dapat lebih memahami peran perempuan dalam industri Fintech P2P Lending dan merayakan kontribusi mereka yang jarang disorot. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi perempuan untuk terlibat lebih aktif dalam perkembangan teknologi keuangan,” pungkasnya.
(atk)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1208 seconds (0.1#10.140)