Syahdu, Melihat Sunset dan Dinner Sambil Menatap Bintang di Gurun Pinnacles Perth
loading...
A
A
A
PERTH - Deretan pilar batu kapur berdiri eksotis di atas hamparan pasir berwarna kuning. Pemandangan yang membuat saya takjub begitu mobil yang kami tumpangi memasuki kawasan Pinnacles. Ratusan atau bahkan ribuan batu karang dengan berbagai ukuran membentang sepanjang mata memandang dan menimbulkan rasa penasaran. Kapan dan bagaimana terbentuknya?
Skepp, Tour guide kami menjelaskan bahwa pilar-pilar itu terbentuk dari proses alami pengendapan dan erosi secara alami selama ribuan tahun. Tak heran jika batu kapur di sini bentuknya tidaklah sama. Ada yang besar, kecil, runcing hingga tumpul.
Kira-kira pukul 16.30 SINDOnews bersama Tourism Western Australia dan AirAsia sampai di tempat ini. Ya sore hingga malam hari adalah waktu terbaik untuk datang ke Pinnacles untuk melihat sunset yang indah dan stargazing alias menatap bintang.
Pinnacles berada di Taman Nasional Nambung, Nambung, Australia Barat. Dari Perth kita menempuh perjalanan ke arah utara sejauh 200 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Hari itu Sabtu (27 April 2024) suhu di Pinnacles cukup sejuk yakni 21 derajat celcius. Hanya saja angin bertiup cukup kencang.
Sesampai di tempat ini, Skepp pun langsung mencari tempat strategis dimana kita bisa melihat sunset secara sempurna dan stargazing malam nanti. "Nah di sini tempat yang bagus untuk kalian nanti bisa melihat matahari terbenam dan stargazing" ucapnya.
Sunset yang Indah
SINDOnews dan rombongan segera keluar dari mobil dan berkeliling mengagumi keindahan alam ini. Sementara Skepp dengan sangat cekatan segera mengeluarkan berbagai peralatan dari mobilnya untuk persiapan stargazing malam nanti.
Sendirian dia mengeluarga bahan-bahan makanan, bangku lipat, alat pemanggang, tikar, dan lainnya. Tak lupa dia juga mengeluarkan semacam alat teropong untuk melihat bintang nanti malam. "Silahkan berkeliling, saya akan menyiapkan dinner untuk kalian," katanya kepada SINDOnews.
Perlahan-lahan matahari pun mulai tenggelam dan memijarkan warna kuning keemasan yang sungguh cantik. Sungguh ini sensasi menikmati matahari tenggelam yang luar biasa. Pendar kuning cahaya matahari yang menerpa batu-batu kapur menghadirkan nuansa syahdu dan eksotik.
Makan Malam Sambil Menatap Bintang
Begitu matahari tenggelam, makanan malam pun sudah siap tersedia. Nah inilah saat yang ditunggu-tunggu. Makan malam sambil menikmati. Ya, bintang-bintang mulai bertebaran jelas di langit. Skepp pun mempersilahkan kami untuk makan.
Sosis bakar, berbagai jenis salad, dan roti sudah tertata rapi di meja. Sementara di meja sebelahnya beberapa botol minuman juga sudah disiapkan. "Ayo silahkan makan," katanya.
Makan sosis bakar di tengan udara malam yang cukup dingin dan berangin sungguh sangat nikmat. Kerlip bintang di atas langit membuat suasana makan malam makin syahdu. Benar-benar ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Kelar makan, saatnya kita stargazing. Tak boleh ada lampu senter, jadi suasana benar-benar gelap gulita. Skepp pun mulai menjelaskan soal bintang-bintang itu. Puas menatap bintang selama lebih kurang satu jam, kami pun bersiap pulang.
Skepp pun dengan sigap merapikan semua peralatan dan memasukkan ke dalam mobil. Dan kami pun siap meninggalkan gurun pasir dengan batuan kapur yang eksotis tapi misterius ini.
Berseluncur di Gurun Pasir
Sebelum stargazing, SINDOnews dan rombongan mampir untuk berseluncur di gurun pasir. Aktivitas ini juga menjadi sebuah pengalaman yang seru. Sepanjang mata memandang gundukan pasir dengan ketinggian yang berbeda-beda siap dijadikan tempat meluncur.
Pasir yang lembut dan dingin langsung menyapa begitu SINDOnews menapakkan kaki yang tanpa alas di gurun ini. Tantangannya di sini adalah naik bukit berpasir untuk meluncur. Dan ternyata benar, butuh tenaga ekstra untuk menaiki bukit pasir ini.
Beberapa peserta tur terlihat terengah-engah saat menaikin bukit pasir ini. Namun rasa lelah itu terbayar dengan saat meluncur di pasir. Nah untuk mengetahui lebih lanjut tentang Gurun Pinnacles dan tempat-tempat lain di Australia Barat bisa mengunjungi website Tourism Western Australia di www.westernaustralia.com.
Skepp, Tour guide kami menjelaskan bahwa pilar-pilar itu terbentuk dari proses alami pengendapan dan erosi secara alami selama ribuan tahun. Tak heran jika batu kapur di sini bentuknya tidaklah sama. Ada yang besar, kecil, runcing hingga tumpul.
Kira-kira pukul 16.30 SINDOnews bersama Tourism Western Australia dan AirAsia sampai di tempat ini. Ya sore hingga malam hari adalah waktu terbaik untuk datang ke Pinnacles untuk melihat sunset yang indah dan stargazing alias menatap bintang.
Pinnacles berada di Taman Nasional Nambung, Nambung, Australia Barat. Dari Perth kita menempuh perjalanan ke arah utara sejauh 200 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Hari itu Sabtu (27 April 2024) suhu di Pinnacles cukup sejuk yakni 21 derajat celcius. Hanya saja angin bertiup cukup kencang.
Sesampai di tempat ini, Skepp pun langsung mencari tempat strategis dimana kita bisa melihat sunset secara sempurna dan stargazing malam nanti. "Nah di sini tempat yang bagus untuk kalian nanti bisa melihat matahari terbenam dan stargazing" ucapnya.
Sunset yang Indah
SINDOnews dan rombongan segera keluar dari mobil dan berkeliling mengagumi keindahan alam ini. Sementara Skepp dengan sangat cekatan segera mengeluarkan berbagai peralatan dari mobilnya untuk persiapan stargazing malam nanti.
Sendirian dia mengeluarga bahan-bahan makanan, bangku lipat, alat pemanggang, tikar, dan lainnya. Tak lupa dia juga mengeluarkan semacam alat teropong untuk melihat bintang nanti malam. "Silahkan berkeliling, saya akan menyiapkan dinner untuk kalian," katanya kepada SINDOnews.
Perlahan-lahan matahari pun mulai tenggelam dan memijarkan warna kuning keemasan yang sungguh cantik. Sungguh ini sensasi menikmati matahari tenggelam yang luar biasa. Pendar kuning cahaya matahari yang menerpa batu-batu kapur menghadirkan nuansa syahdu dan eksotik.
Makan Malam Sambil Menatap Bintang
Begitu matahari tenggelam, makanan malam pun sudah siap tersedia. Nah inilah saat yang ditunggu-tunggu. Makan malam sambil menikmati. Ya, bintang-bintang mulai bertebaran jelas di langit. Skepp pun mempersilahkan kami untuk makan.
Sosis bakar, berbagai jenis salad, dan roti sudah tertata rapi di meja. Sementara di meja sebelahnya beberapa botol minuman juga sudah disiapkan. "Ayo silahkan makan," katanya.
Makan sosis bakar di tengan udara malam yang cukup dingin dan berangin sungguh sangat nikmat. Kerlip bintang di atas langit membuat suasana makan malam makin syahdu. Benar-benar ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Kelar makan, saatnya kita stargazing. Tak boleh ada lampu senter, jadi suasana benar-benar gelap gulita. Skepp pun mulai menjelaskan soal bintang-bintang itu. Puas menatap bintang selama lebih kurang satu jam, kami pun bersiap pulang.
Skepp pun dengan sigap merapikan semua peralatan dan memasukkan ke dalam mobil. Dan kami pun siap meninggalkan gurun pasir dengan batuan kapur yang eksotis tapi misterius ini.
Berseluncur di Gurun Pasir
Sebelum stargazing, SINDOnews dan rombongan mampir untuk berseluncur di gurun pasir. Aktivitas ini juga menjadi sebuah pengalaman yang seru. Sepanjang mata memandang gundukan pasir dengan ketinggian yang berbeda-beda siap dijadikan tempat meluncur.
Pasir yang lembut dan dingin langsung menyapa begitu SINDOnews menapakkan kaki yang tanpa alas di gurun ini. Tantangannya di sini adalah naik bukit berpasir untuk meluncur. Dan ternyata benar, butuh tenaga ekstra untuk menaiki bukit pasir ini.
Beberapa peserta tur terlihat terengah-engah saat menaikin bukit pasir ini. Namun rasa lelah itu terbayar dengan saat meluncur di pasir. Nah untuk mengetahui lebih lanjut tentang Gurun Pinnacles dan tempat-tempat lain di Australia Barat bisa mengunjungi website Tourism Western Australia di www.westernaustralia.com.
(wur)