Karya Seni Pengelola Wisata di Batang Ini Terinspirasi dari Pembangunan di IKN
loading...
A
A
A
Sebagai informasi, karya-karya Totarist dalam pameran yang diadakan pada 8-32 Mei 2024 ini memang jarang menampilkan manusia atau makhluk hidup lain, kecuali beberapa potret dirinya sendiri. Kehidupan manusia yang absen di karya-karya ini tercermin dalam representasi rumah yang tumbuh seperti cendawan di musim hujan.
Melalui lukisan-lukisannya, Totarist mengeksplorasi hubungannya yang ambivalen dengan panorama alam, di mana ia mengagumi keindahan alam sambil merasa tertantang untuk menaklukkannya melalui tindakan membangun.
Pameran ini membawa penonton pada perspektif yang menarik Sang Pembangun, seorang seniman yang terus-menerus merenungkan dilema antara keindahan alam yang memukau, dan dorongan untuk membangun sebagai bentuk perlawanan manusia terhadap alam.
Melalui tema ini, penonton diajak untuk memahami sudut pandang unik sang seniman tentang kehidupan, alam, dan pembangunan, serta untuk perenungan bagaimana interaksi manusia dengan alam dan peran seni dalam memahami dinamika tersebut.
Secara keseluruhan, lukisan-lukisannya menggambarkan pemandangan alam yang sering ditemui dalam katalog wisata atau kalender. Namun, Totarist memberikan sentuhan unik dengan menempatkan objek-objek lain di antara elemen-elemen lanskap biasanya.
Objek-objek industri seperti alat-alat dan fasilitas pembangunan diselipkan di tengah-tengah lukisan pemandangannya, memberikan kontras menarik antara keindahan alam dan kemajuan teknologi. Beberapa lukisan bahkan memuat objek-objek yang tidak berhubungan langsung dengan elemen-elemen pemandangan, menambah lapisan kompleksitas dalam interpretasi visual.
Tidak hanya melalui lukisan, Totarist juga menyertakan karya-karya patung yang menyoroti pertumbuhan perumahan. Ini merupakan refleksi dari perkembangan pesat manusia yang tercermin dalam ekspansi wilayah perkotaan.
Dengan menyelipkan karya-karya patung ini, Totarist menambah dimensi baru dalam pamerannya, mengundang penonton untuk merenungkan dampak dari pertumbuhan manusia terhadap lingkungan alamiah.
Melalui lukisan-lukisannya, Totarist mengeksplorasi hubungannya yang ambivalen dengan panorama alam, di mana ia mengagumi keindahan alam sambil merasa tertantang untuk menaklukkannya melalui tindakan membangun.
Pameran ini membawa penonton pada perspektif yang menarik Sang Pembangun, seorang seniman yang terus-menerus merenungkan dilema antara keindahan alam yang memukau, dan dorongan untuk membangun sebagai bentuk perlawanan manusia terhadap alam.
Melalui tema ini, penonton diajak untuk memahami sudut pandang unik sang seniman tentang kehidupan, alam, dan pembangunan, serta untuk perenungan bagaimana interaksi manusia dengan alam dan peran seni dalam memahami dinamika tersebut.
Secara keseluruhan, lukisan-lukisannya menggambarkan pemandangan alam yang sering ditemui dalam katalog wisata atau kalender. Namun, Totarist memberikan sentuhan unik dengan menempatkan objek-objek lain di antara elemen-elemen lanskap biasanya.
Objek-objek industri seperti alat-alat dan fasilitas pembangunan diselipkan di tengah-tengah lukisan pemandangannya, memberikan kontras menarik antara keindahan alam dan kemajuan teknologi. Beberapa lukisan bahkan memuat objek-objek yang tidak berhubungan langsung dengan elemen-elemen pemandangan, menambah lapisan kompleksitas dalam interpretasi visual.
Tidak hanya melalui lukisan, Totarist juga menyertakan karya-karya patung yang menyoroti pertumbuhan perumahan. Ini merupakan refleksi dari perkembangan pesat manusia yang tercermin dalam ekspansi wilayah perkotaan.
Dengan menyelipkan karya-karya patung ini, Totarist menambah dimensi baru dalam pamerannya, mengundang penonton untuk merenungkan dampak dari pertumbuhan manusia terhadap lingkungan alamiah.
(tsa)