Ubah Kebiasaan, Raih Kesehatan dengan Cara Sederhana
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komunitas Eating Reoder (ER) merayakan ulang tahun ketiga di Wang Plaza, Kedoya, Jakarta Barat pada Sabtu (1/6). Eating Reorder (ER), merupakan sebuah komunitas dan program yang fokus pada hidup sehat melalui pengaturan pola makan secara natural, mengadakan konferensi tahunan.
Roy Irawan yang menggagas gerakan bernama #Kepengensehatchallengelangsung turun tangan sendiri menjadi satu-satunya coach di gerakan ini, dia pun membimbing orang-orang yang berminat untuk hidup lebih sehat.
Gerakan berbasis komunitas ini #Kepengensehatchallenge kemudian lahir kembali dan berubah nama menjadi Eating Reorder pada 8 Mei 2021. Dalam komunitas ini, sejak awal coach dan member belajar bersama dan bersama-sama belajar untuk hidup sehat. Hingga saat ini komunitas Eating Reorder masih berdiri, dan terus bertumbuh semakin hari menjadi semakin kuat.
Roy Irawan menjelaskan, konferensi ini bertujuan untuk mendukung para member menjadi pribadi yang maksimal dalam hidupnya dan menjalankan hidup dengan potensi maksimal, namun tetap mengedepankan nilai netralitas agar terus belajar untuk mencapai yang terbaik dalam hidup.
"Kita sering ditanya apa itu ER, programnya bagaimana, apa ini program diet, pakai suplemen apa. Di ER, kita sama-sama belajar mengatur pola pikir dalam pola makan. Kita tidak jualan produk tetapi menanamkan bahwa hidup sehat itu mudah dan menyenangkan," ungkap Roy Irawan.
ER dihadirkan bagi orang-orang yang ingin hidup sehat secara natural tanpa obat, tanpa suplemen, dan tanpa produk. Menurut Roy, banyak orang merasa diet mengandung tekanan dan beban. "Kita sama-sama memilih, memutuskan, dan mengizinkan untuk hidup sehat dengan cara mudah dan menyenangkan," ucapnya
Mengapa Eating Reorder? Semua orang tahu apa itu eating disorder. Sementara, Eating Reorder (ER) adalah sebuah gerakan yang kebalikannya, sebuah gerakan yang mengajak orang untuk hidup secara lebih sehat.
“Di ER kita tak hanya diajar untuk mengatur pola makan, tapi juga bagaimana mengatur pola pikir, pola hidup dan gaya hidup sekaligus karena umur itu di tangan Tuhan, kesehatan di tangan kita, ER bisa membantu kita menuju jalan sehat itu. Bonus juga kita dapat dari sehat bersama ER ini,”ujarnya.
Coach Roy mengungkapkan ada tiga hal penting dalam program Eating Reorder ini, yaitu makan, tidur, jalan-jalan. Menarik, bukan!? Proses coaching dilakukan secara zoom dalam beberapa sesi. Didukung dengan WhatsApp group, untuk menemani member menjalankan hari-hari program-nya sampai lulus program.
“Dalam kurun waktu tiga tahun sampai dengan hari ini, ER sudah cukup jauh melangkah. Sampai dengan hari ini, ER telah membimbing lebih dari 8.000 member dalam mencapai kesehatan fisik dan mental dengan cara yang mudah dan menyenangkan! Banyak member ER sudah berhasil lulus program dan menjadi coach, assistant coach dan juga alumni.
Dari yang semula hanya seorang Roy Irawan seorang diri yang menjadi coach dengan semangat berbagi, ER hingga saat ini telah beranak pinak jadi melahirkan 43 coaches. “Para coaches ini, yang dibantu oleh para assistant coaches, yang merupakan para alumni member yang tak hanya ingin tetap teguh di jalan ER, tapi juga teguh hati membantu orang lain untuk lebih sehat sejalan dengan value ER: grateful, abundant, integrity, neutrality, sincerity,” ucapnya.
Artis yang juga Stand Up Comedian Mohamad Ali Sidik Zamzami atau yang dikenal Mo Sidik mengaku merasakan benar manfaat mengikuti kegiatan ini karena awalnya ikut ingin menurunkan berat badannya yang semakin membesar dan akhrinya mendapatkan rekomendasi dari aktris Prisia Nasution yang sukses dengan pola hidup ER yang dilakukannya.
“Gue itu rencananya mau nurunin berat badan. Dari Februari tahun lalu sampai Februari tahun ini tuh udah turun 18 kg dari 168 sekarang 150 kg. Nah tetiba di 150 nya mentok. Padahal udah ngelakuin macam-macam. Dari diet sampai nge-Gym. Jadi kata dokter saya harus cari metode diet yang lain. Akhirnya saya ikut. Kebetulan Coach saya editor film, mbak Aline. Rupanya setelah ikut cocok, gue udah turun 8 kg. Udah 6 minggu 8 kg, " tuturnya.
Selain itu, dalam menjalankan pola ER dia harus mengubah gaya dan pola hidup. Biasanya dia terbilang sosok yang intermitten dan sudah beberapa tahun tidak. “Sekarang gue gak intermitten, sehari gue makan 6 kali. So Far sih asyik. Yang paling nyantolnya sih jalan kakinya. Ada yg jalan kakinya 30 menit sehari. Akhirnya gegara itu karena gue hidup di Jakarta, jadinya nge-gym tiap hari, makanya sekarang ada otot,” ungkapnya.
Komika kelahiran Jakarta, 15 Oktober 1976 ini pun mengaku melakukan ER ini karena alasan anaknya dimana semua kebiasaan pola hidup gak baik akan berubah setelah punya anak. Saat dia mempunyai anak dan melihat hasil lab banyak bintangnya, biasanya timbul keresahan.
“Ini ikut ER karena niatan Gue harus hidup terus. At least hidup sehat lah. Sebenarnya faktornya harus faktor eksternal. Faktor internal gak pernah didengerin. Apalagi gue suka begadang. Gue lagi produser film. Udah 3 horor dan horor itu syutingnya kebalik waktunya. Jam 4 sore mulai selesai jam 7 pagi. Pusing gue, " katanya.
“Sekarang karena udah jadi gaya hidup, udah 45 hari dengan gaya hidup seperti ini. Karena yang pertama diajari ikhlas, jadi kerjaan saya yang adjust sama keinginan saya. Saya enggak ambil horor, saya gak syuting. Mendingan kalau misalnya mau adjust sama jadwal saya. Pokoknya jam 10 malam saya harus tidur. Mau gak mau aja,”sambungnya.
Manfaat pola kehidupan yang baik setelah ikut ER juga dirasakan penyuting film top tanah air Aline Jusria yang mana baginya ikut program ER karena manfaatnya bagi kehidupan kalo orang awam melihat sebuah program makan tapi kalo sudah menjalankan 3 tahun pun jadi seperti mengajarkan kita jadi manusia kembali ke fitrah sebagai manusia ciptakan Tuhan ketika belajar jadi manusia yang makan untuk hidup.
“Kenapa gabung awalnya aku ada keluhan diri sendiri ada kesadaran sendiri punya tidak enak badannya dan akhirnya menetapkan diri manut karena dampak langsung semua proses gak ada yang instan kalo mau ikut kosongkan gelas teori atau hal yang dianggap benar jadi menghambat lalu mulai masukan hal yang baru bahwa ada proses naik turun wajar punya tujuan ke titik akhir hasilnya maksimal dalam benahi pola hidup dan juga program memperbaiki mindset,” tutupnya.
Roy Irawan yang menggagas gerakan bernama #Kepengensehatchallengelangsung turun tangan sendiri menjadi satu-satunya coach di gerakan ini, dia pun membimbing orang-orang yang berminat untuk hidup lebih sehat.
Gerakan berbasis komunitas ini #Kepengensehatchallenge kemudian lahir kembali dan berubah nama menjadi Eating Reorder pada 8 Mei 2021. Dalam komunitas ini, sejak awal coach dan member belajar bersama dan bersama-sama belajar untuk hidup sehat. Hingga saat ini komunitas Eating Reorder masih berdiri, dan terus bertumbuh semakin hari menjadi semakin kuat.
Roy Irawan menjelaskan, konferensi ini bertujuan untuk mendukung para member menjadi pribadi yang maksimal dalam hidupnya dan menjalankan hidup dengan potensi maksimal, namun tetap mengedepankan nilai netralitas agar terus belajar untuk mencapai yang terbaik dalam hidup.
"Kita sering ditanya apa itu ER, programnya bagaimana, apa ini program diet, pakai suplemen apa. Di ER, kita sama-sama belajar mengatur pola pikir dalam pola makan. Kita tidak jualan produk tetapi menanamkan bahwa hidup sehat itu mudah dan menyenangkan," ungkap Roy Irawan.
ER dihadirkan bagi orang-orang yang ingin hidup sehat secara natural tanpa obat, tanpa suplemen, dan tanpa produk. Menurut Roy, banyak orang merasa diet mengandung tekanan dan beban. "Kita sama-sama memilih, memutuskan, dan mengizinkan untuk hidup sehat dengan cara mudah dan menyenangkan," ucapnya
Mengapa Eating Reorder? Semua orang tahu apa itu eating disorder. Sementara, Eating Reorder (ER) adalah sebuah gerakan yang kebalikannya, sebuah gerakan yang mengajak orang untuk hidup secara lebih sehat.
“Di ER kita tak hanya diajar untuk mengatur pola makan, tapi juga bagaimana mengatur pola pikir, pola hidup dan gaya hidup sekaligus karena umur itu di tangan Tuhan, kesehatan di tangan kita, ER bisa membantu kita menuju jalan sehat itu. Bonus juga kita dapat dari sehat bersama ER ini,”ujarnya.
Coach Roy mengungkapkan ada tiga hal penting dalam program Eating Reorder ini, yaitu makan, tidur, jalan-jalan. Menarik, bukan!? Proses coaching dilakukan secara zoom dalam beberapa sesi. Didukung dengan WhatsApp group, untuk menemani member menjalankan hari-hari program-nya sampai lulus program.
“Dalam kurun waktu tiga tahun sampai dengan hari ini, ER sudah cukup jauh melangkah. Sampai dengan hari ini, ER telah membimbing lebih dari 8.000 member dalam mencapai kesehatan fisik dan mental dengan cara yang mudah dan menyenangkan! Banyak member ER sudah berhasil lulus program dan menjadi coach, assistant coach dan juga alumni.
Dari yang semula hanya seorang Roy Irawan seorang diri yang menjadi coach dengan semangat berbagi, ER hingga saat ini telah beranak pinak jadi melahirkan 43 coaches. “Para coaches ini, yang dibantu oleh para assistant coaches, yang merupakan para alumni member yang tak hanya ingin tetap teguh di jalan ER, tapi juga teguh hati membantu orang lain untuk lebih sehat sejalan dengan value ER: grateful, abundant, integrity, neutrality, sincerity,” ucapnya.
Artis yang juga Stand Up Comedian Mohamad Ali Sidik Zamzami atau yang dikenal Mo Sidik mengaku merasakan benar manfaat mengikuti kegiatan ini karena awalnya ikut ingin menurunkan berat badannya yang semakin membesar dan akhrinya mendapatkan rekomendasi dari aktris Prisia Nasution yang sukses dengan pola hidup ER yang dilakukannya.
“Gue itu rencananya mau nurunin berat badan. Dari Februari tahun lalu sampai Februari tahun ini tuh udah turun 18 kg dari 168 sekarang 150 kg. Nah tetiba di 150 nya mentok. Padahal udah ngelakuin macam-macam. Dari diet sampai nge-Gym. Jadi kata dokter saya harus cari metode diet yang lain. Akhirnya saya ikut. Kebetulan Coach saya editor film, mbak Aline. Rupanya setelah ikut cocok, gue udah turun 8 kg. Udah 6 minggu 8 kg, " tuturnya.
Selain itu, dalam menjalankan pola ER dia harus mengubah gaya dan pola hidup. Biasanya dia terbilang sosok yang intermitten dan sudah beberapa tahun tidak. “Sekarang gue gak intermitten, sehari gue makan 6 kali. So Far sih asyik. Yang paling nyantolnya sih jalan kakinya. Ada yg jalan kakinya 30 menit sehari. Akhirnya gegara itu karena gue hidup di Jakarta, jadinya nge-gym tiap hari, makanya sekarang ada otot,” ungkapnya.
Komika kelahiran Jakarta, 15 Oktober 1976 ini pun mengaku melakukan ER ini karena alasan anaknya dimana semua kebiasaan pola hidup gak baik akan berubah setelah punya anak. Saat dia mempunyai anak dan melihat hasil lab banyak bintangnya, biasanya timbul keresahan.
“Ini ikut ER karena niatan Gue harus hidup terus. At least hidup sehat lah. Sebenarnya faktornya harus faktor eksternal. Faktor internal gak pernah didengerin. Apalagi gue suka begadang. Gue lagi produser film. Udah 3 horor dan horor itu syutingnya kebalik waktunya. Jam 4 sore mulai selesai jam 7 pagi. Pusing gue, " katanya.
“Sekarang karena udah jadi gaya hidup, udah 45 hari dengan gaya hidup seperti ini. Karena yang pertama diajari ikhlas, jadi kerjaan saya yang adjust sama keinginan saya. Saya enggak ambil horor, saya gak syuting. Mendingan kalau misalnya mau adjust sama jadwal saya. Pokoknya jam 10 malam saya harus tidur. Mau gak mau aja,”sambungnya.
Manfaat pola kehidupan yang baik setelah ikut ER juga dirasakan penyuting film top tanah air Aline Jusria yang mana baginya ikut program ER karena manfaatnya bagi kehidupan kalo orang awam melihat sebuah program makan tapi kalo sudah menjalankan 3 tahun pun jadi seperti mengajarkan kita jadi manusia kembali ke fitrah sebagai manusia ciptakan Tuhan ketika belajar jadi manusia yang makan untuk hidup.
“Kenapa gabung awalnya aku ada keluhan diri sendiri ada kesadaran sendiri punya tidak enak badannya dan akhirnya menetapkan diri manut karena dampak langsung semua proses gak ada yang instan kalo mau ikut kosongkan gelas teori atau hal yang dianggap benar jadi menghambat lalu mulai masukan hal yang baru bahwa ada proses naik turun wajar punya tujuan ke titik akhir hasilnya maksimal dalam benahi pola hidup dan juga program memperbaiki mindset,” tutupnya.
(atk)