Orang Dewasa Pun Butuh Vaksin
loading...
A
A
A
Jika sudah divaksin influenza, kemungkinan batuk pilek masih ada. Namun, penyebabnya bukan lagi dari virus influenza sehingga kondisinya tidak akan terlalu berat. "Perbedaannya kalau sudah influenza, muncul batuk pilek disertai demam sampai tiga minggu, nyeri kepala, tenggorokan dan linu di otot," katanya.
Di Amerika Serikat, data orang terkena influenza ini menyebabkan adanya 97% kematian bagi pasien rawat inap. Di negara empat musim, jumlahnya meningkat tajam saat musim salju. Sementara di Indonesia, kondisi itu sudah biasa sepanjang tahun sehingga tidak ada data yang jelas mengenai sakit influenza ini.
Di Tanah Air, vaksin bisa booming saat ada kasus. Misalnya, saat artis Julia Perez meninggal karena kanker serviks. Isu kanker serviks pun menjadi naik daun, bahkan vaksin HPV (human papilloma virus) pun makin dikenal orang sebagai pencegahan kanker mulut rahim ini. Terbukti, banyak perempuan yang berbondong-bondong melakukan vaksinasi HPV.
Mengenai vaksin HPV, ahli kanker dari RS Kanker Dharmais, Evlina Suzanna, berharap, vaksin HPV dapat diberikan kepada seluruh anak praremaja di Indonesia. Apalagi, menurutnya, kanker serviks menjadi kanker kedua mematikan yang bisa dicegah dengan pencegahan primer, yakni dengan vaksin HPV dan pencegahan sekunder dengan pap smear. Pap smear akan langsung mengetahui apakah ada gejala yang bisa langsung diobati sehingga tidak sempat menjadi kanker. (Baca juga: Setelah 25 Agustus Segera Cek Saldo Anda, Pastikan Itu Gaji atau BLT yang Masuk)
HPV ini sedang diusahakan agar dapat diberikan kepada anak praremaja secara gratis. Evlina mengatakan, pemerintah dapat membeli melalui WHO dan mendapat subsidi dunia.
"Satu vaksin kita berhasil mendapatkan harga USD7 dibanding beli sendiri seharga Rp1 juta. Satu tahun pertama Rp4,4 miliar untuk 2 juta anak hanya untuk vaksin. Untuk pengelolaan dan distribusi ditanggung WHO," katanya.
Indonesia masih melakukan penawaran harga lagi hingga USD5. Namun, sampai saat ini belum deal. Padahal, menurut Evlina, Rp4 miliar itu termasuk murah untuk menyelamatkan pasien kanker. Sebab, satu orang pasien kanker dapat menghabiskan ratusan juta untuk radiasi kemoterapi hingga tindakan operasi. Padahal, biayanya hanya Rp1 juta untuk vaksin mandiri.
"Vaksin HPV di Indonesia langsung sebanyak 3 juta vaksin tentu bisa lebih murah. Anak Indonesia berhak mendapatkan vaksin HPV minimal 2 kali vaksin," ujarnya. (Baca juga: Wabah Covid-19 Berpotensi Lebih Mematikan Dibanding Flu 1918)
Pemberian vaksin HPV gratis untuk siswa SD pernah dilakukan di Jakarta pada 2016 dengan menggunakan APBN karena menjadi proyek percontohan di Indonesia. Vaksin ini dilakukan untuk anak praremaja dan tidak menimbulkan efek seperti yang selama ini dikhawatirkan banyak orang tua.
"Vaksinasi di usia sebelum remaja itu bagus. Lebih muda tentu akan lebih bagus sebelum mereka melakukan kontak seksual. Atau sebelum mereka kemungkinan mendapatkan virus ini," tambahnya.
Di Amerika Serikat, data orang terkena influenza ini menyebabkan adanya 97% kematian bagi pasien rawat inap. Di negara empat musim, jumlahnya meningkat tajam saat musim salju. Sementara di Indonesia, kondisi itu sudah biasa sepanjang tahun sehingga tidak ada data yang jelas mengenai sakit influenza ini.
Di Tanah Air, vaksin bisa booming saat ada kasus. Misalnya, saat artis Julia Perez meninggal karena kanker serviks. Isu kanker serviks pun menjadi naik daun, bahkan vaksin HPV (human papilloma virus) pun makin dikenal orang sebagai pencegahan kanker mulut rahim ini. Terbukti, banyak perempuan yang berbondong-bondong melakukan vaksinasi HPV.
Mengenai vaksin HPV, ahli kanker dari RS Kanker Dharmais, Evlina Suzanna, berharap, vaksin HPV dapat diberikan kepada seluruh anak praremaja di Indonesia. Apalagi, menurutnya, kanker serviks menjadi kanker kedua mematikan yang bisa dicegah dengan pencegahan primer, yakni dengan vaksin HPV dan pencegahan sekunder dengan pap smear. Pap smear akan langsung mengetahui apakah ada gejala yang bisa langsung diobati sehingga tidak sempat menjadi kanker. (Baca juga: Setelah 25 Agustus Segera Cek Saldo Anda, Pastikan Itu Gaji atau BLT yang Masuk)
HPV ini sedang diusahakan agar dapat diberikan kepada anak praremaja secara gratis. Evlina mengatakan, pemerintah dapat membeli melalui WHO dan mendapat subsidi dunia.
"Satu vaksin kita berhasil mendapatkan harga USD7 dibanding beli sendiri seharga Rp1 juta. Satu tahun pertama Rp4,4 miliar untuk 2 juta anak hanya untuk vaksin. Untuk pengelolaan dan distribusi ditanggung WHO," katanya.
Indonesia masih melakukan penawaran harga lagi hingga USD5. Namun, sampai saat ini belum deal. Padahal, menurut Evlina, Rp4 miliar itu termasuk murah untuk menyelamatkan pasien kanker. Sebab, satu orang pasien kanker dapat menghabiskan ratusan juta untuk radiasi kemoterapi hingga tindakan operasi. Padahal, biayanya hanya Rp1 juta untuk vaksin mandiri.
"Vaksin HPV di Indonesia langsung sebanyak 3 juta vaksin tentu bisa lebih murah. Anak Indonesia berhak mendapatkan vaksin HPV minimal 2 kali vaksin," ujarnya. (Baca juga: Wabah Covid-19 Berpotensi Lebih Mematikan Dibanding Flu 1918)
Pemberian vaksin HPV gratis untuk siswa SD pernah dilakukan di Jakarta pada 2016 dengan menggunakan APBN karena menjadi proyek percontohan di Indonesia. Vaksin ini dilakukan untuk anak praremaja dan tidak menimbulkan efek seperti yang selama ini dikhawatirkan banyak orang tua.
"Vaksinasi di usia sebelum remaja itu bagus. Lebih muda tentu akan lebih bagus sebelum mereka melakukan kontak seksual. Atau sebelum mereka kemungkinan mendapatkan virus ini," tambahnya.