5 Buah Ini Tidak Sesehat yang Dikira, Jeruk Bikin Asam Lambung Naik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Buah umumnya dianggap sebagai makanan yang sehat untuk tubuh. Buah juga dipercaya sebagai makanan segar, penuh warna dan kaya akan nutrisi yang dibutuhkan sehari-hari.
Di sisi lain, Buah sering dianggap sebagai permen alami, penuh vitamin, serat, dan antioksidan. Namun di balik seluruh keuntungan tersebut, tidak semua buah memiliki manfaat yang sama pada setiap orang.
Pasalnya, beberapa di antaranya diam-diam dapat berdampak buruk bagi kesehatan seperti memicu asam lambung naik. Kondisi ini umumnya terjadi bila buah dikonsumsi berlebihan atau dalam bentuk tertentu.
Berikut adalah lima buah yang tidak sesehat yang Anda kira dilansir dari Times of India, Sabtu (29/6/2024).
Jeruk sering dikenal dengan kandungan vitamin C-nya yang tinggi, sehingga sangat bagus untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, kelezatan jeruk ini bisa menjadi pedang bermata dua. Jeruk sangat asam, yang dapat menyebabkan asam lambung naik sehingga menyebabkan rasa terbakar dan tidak nyaman.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology, buah jeruk merupakan pemicu asam lambung yang signifikan. Bagi individu yang rentan terkena penyakit asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), mengonsumsi jeruk dapat meningkatkan gejalanya.
Keasaman dapat mengiritasi lapisan esofagus dan memperburuk peradangan. Meskipun jeruk sesekali baik-baik saja bagi sebagian besar orang, mereka yang memiliki perut sensitif harus mengonsumsinya dalam jumlah sedang atau memilih buah-buahan yang tidak terlalu asam seperti pisang atau melon.
Leci adalah buah-buahan eksotis yang terkenal dengan rasa manis, dan teksturnya yang berair. Meskipun lezat dan kaya akan vitamin dan antioksidan, buah ini mempunyai bahaya tersembunyi.
Leci mengandung racun alami yang disebut hipoglisin A. Kandungan itu dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah secara signifikan, terutama jika dikonsumsi saat perut kosong.
Sebuah studi di Journal of Investigative Medicine menyoroti kasus-kasus anak-anak yang mengonsumsi leci dalam jumlah besar tanpa makan menderita hipoglikemia akut, yang menyebabkan kejang dan bahkan kematian dalam kasus yang ekstrim.
Kurma sering dipuji sebagai pemanis alami dan penambah energi yang cepat, karena kandungan gulanya yang tinggi. Meskipun menyediakan mineral penting seperti potasium dan magnesium, kadar gulanya sangat tinggi.
Satu buah kurma dapat mengandung hingga 16 gram gula, menjadikannya salah satu buah dengan gula tertinggi yang pernah ada. Menurut American Diabetes Association, mengonsumsi makanan tinggi gula alami, seperti kurma, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Ini mengkhawatirkan bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko terkena kondisi tersebut. Sangat penting untuk mengonsumsi kurma dengan bijaksana, terutama jika Anda memperhatikan asupan gula.
Kelapa, dalam bentuk keringnya, merupakan bahan populer dalam banyak makanan penutup dan makanan ringan. Meskipun kelapa segar memiliki manfaat kesehatan, kelapa kering bisa menjadi penambah kalori yang tidak disadari.
Satu porsi kecil kelapa kering mengandung banyak kalori dan lemak jenuh. Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kardiovaskular jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Sebuah studi di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa asupan tinggi lemak jenuh, seperti yang ditemukan pada kelapa kering, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Penting untuk menikmati kelapa kering secukupnya dan memperhatikan ukuran porsi untuk menghindari asupan kalori dan lemak berlebihan. Pertimbangkan kelapa segar atau alternatif rendah lemak lainnya untuk pilihan yang lebih sehat.
Meskipun buah-buahan secara alami manis, beberapa produk buah olahan telah menambahkan gula yang dapat mengubah camilan sehat menjadi makanan manis yang berbahaya. Produk seperti buah kalengan dalam sirup, jus buah, dan buah kering dengan tambahan gula dapat meningkatkan asupan gula Anda secara signifikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk membatasi tambahan gula hingga kurang dari 10 persen dari asupan kalori harian untuk mengurangi risiko obesitas dan diabetes.
Di sisi lain, Buah sering dianggap sebagai permen alami, penuh vitamin, serat, dan antioksidan. Namun di balik seluruh keuntungan tersebut, tidak semua buah memiliki manfaat yang sama pada setiap orang.
Pasalnya, beberapa di antaranya diam-diam dapat berdampak buruk bagi kesehatan seperti memicu asam lambung naik. Kondisi ini umumnya terjadi bila buah dikonsumsi berlebihan atau dalam bentuk tertentu.
Berikut adalah lima buah yang tidak sesehat yang Anda kira dilansir dari Times of India, Sabtu (29/6/2024).
5 Buah Ini Tidak Sesehat yang Dikira
1. Jeruk
Jeruk sering dikenal dengan kandungan vitamin C-nya yang tinggi, sehingga sangat bagus untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, kelezatan jeruk ini bisa menjadi pedang bermata dua. Jeruk sangat asam, yang dapat menyebabkan asam lambung naik sehingga menyebabkan rasa terbakar dan tidak nyaman.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology, buah jeruk merupakan pemicu asam lambung yang signifikan. Bagi individu yang rentan terkena penyakit asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), mengonsumsi jeruk dapat meningkatkan gejalanya.
Keasaman dapat mengiritasi lapisan esofagus dan memperburuk peradangan. Meskipun jeruk sesekali baik-baik saja bagi sebagian besar orang, mereka yang memiliki perut sensitif harus mengonsumsinya dalam jumlah sedang atau memilih buah-buahan yang tidak terlalu asam seperti pisang atau melon.
2. Leci
Leci adalah buah-buahan eksotis yang terkenal dengan rasa manis, dan teksturnya yang berair. Meskipun lezat dan kaya akan vitamin dan antioksidan, buah ini mempunyai bahaya tersembunyi.
Leci mengandung racun alami yang disebut hipoglisin A. Kandungan itu dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah secara signifikan, terutama jika dikonsumsi saat perut kosong.
Sebuah studi di Journal of Investigative Medicine menyoroti kasus-kasus anak-anak yang mengonsumsi leci dalam jumlah besar tanpa makan menderita hipoglikemia akut, yang menyebabkan kejang dan bahkan kematian dalam kasus yang ekstrim.
3. Kurma
Kurma sering dipuji sebagai pemanis alami dan penambah energi yang cepat, karena kandungan gulanya yang tinggi. Meskipun menyediakan mineral penting seperti potasium dan magnesium, kadar gulanya sangat tinggi.
Satu buah kurma dapat mengandung hingga 16 gram gula, menjadikannya salah satu buah dengan gula tertinggi yang pernah ada. Menurut American Diabetes Association, mengonsumsi makanan tinggi gula alami, seperti kurma, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Ini mengkhawatirkan bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko terkena kondisi tersebut. Sangat penting untuk mengonsumsi kurma dengan bijaksana, terutama jika Anda memperhatikan asupan gula.
4. Kelapa Kering
Kelapa, dalam bentuk keringnya, merupakan bahan populer dalam banyak makanan penutup dan makanan ringan. Meskipun kelapa segar memiliki manfaat kesehatan, kelapa kering bisa menjadi penambah kalori yang tidak disadari.
Satu porsi kecil kelapa kering mengandung banyak kalori dan lemak jenuh. Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kardiovaskular jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Sebuah studi di American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa asupan tinggi lemak jenuh, seperti yang ditemukan pada kelapa kering, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Penting untuk menikmati kelapa kering secukupnya dan memperhatikan ukuran porsi untuk menghindari asupan kalori dan lemak berlebihan. Pertimbangkan kelapa segar atau alternatif rendah lemak lainnya untuk pilihan yang lebih sehat.
5. Buah-buahan dengan Tambahan Gula
Meskipun buah-buahan secara alami manis, beberapa produk buah olahan telah menambahkan gula yang dapat mengubah camilan sehat menjadi makanan manis yang berbahaya. Produk seperti buah kalengan dalam sirup, jus buah, dan buah kering dengan tambahan gula dapat meningkatkan asupan gula Anda secara signifikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk membatasi tambahan gula hingga kurang dari 10 persen dari asupan kalori harian untuk mengurangi risiko obesitas dan diabetes.
(dra)