Jam Kerja Panjang Terkait Risiko Tinggi Terkena Stroke

Jum'at, 28 Juni 2019 - 17:30 WIB
Jam Kerja Panjang Terkait Risiko Tinggi Terkena Stroke
Jam Kerja Panjang Terkait Risiko Tinggi Terkena Stroke
A A A
JAKARTA - Stroke disebut juga sebagai kecelakaan serebrovaskular atau CVA yang terjadi ketika ada pasokan darah yang buruk ke otak. Masalah stroke disebabkan ketika pembuluh darah atau jantung menjadi tidak efisien karena suatu penyakit atau gangguan. Gaya hidup dan diet yang diikuti orang-orang terkait erat dengan risiko stroke.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Stroke: Journal of American Heart Association, orang-orang yang bekerja berjam-jam, terutama lebih dari 10 jam berisiko lebih tinggi terkena stroke. Studi ini meneliti kelompok studi berbasis populasi Prancis dimulai pada 2012 dan mencatat informasi tentang usia, jenis kelamin, merokok dan jam kerja. Faktor risiko kardiovaskular dan kasus stroke sebelumnya juga dicatat dari wawancara medis.

Sementara beberapa faktor risiko stroke dapat dikontrol seperti yang terkait dengan gaya hidup seseorang, beberapa di antaranya berada di luar kendali. Beberapa orang dapat memiliki risiko stroke yang lebih tinggi karena jenis kelamin, usia dan riwayat keluarga mereka. Namun, untuk faktor-faktor yang dapat dikendalikan, setidaknya ada 5 faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke dan Anda harus mencoba menghindari atau mencegahnya dengan membuat beberapa perubahan gaya hidup. Berikut ulasannya seperti dilansir dari Times Now News.

1. Merokok
Merokok meningkatkan peluang mengalami tekanan darah tinggi, yang merupakan salah satu penyebab utama stroke. Anda harus berhenti merokok dan berhenti sesegera mungkin untuk mengurangi risiko stroke.

2. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan dapat menjadi salah satu faktor kunci yang menempatkan Anda pada risiko stroke yang lebih besar. Minum alkohol tidak hanya membuat berisiko secara tidak langsung dengan meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi, tetapi secara langsung memengaruhi risiko terkena stroke dengan memicu atrial fibrilasi. Menurut Asosiasi Stroke, Inggris, atrial fibrilasi meningkatkan risiko stroke sebanyak 5 kali. Atrial fibrilasi dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah di jantung. Jika gumpalan ini bergerak ke atas menuju otak, maka dapat menyebabkan stroke.

3. Diet tinggi lemak
Diet tinggi lemak dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan peluang terkena stroke. Orang-orang yang mengikuti diet sangat tinggi lemak, konsumsi makanan dari luar dibandingkan makanan rumahan, banyak konsumsi junk food atau makanan berminyak memicu bertambahnya berat badan berlebih dengan cepat dan berisiko lebih tinggi terkena stroke.

4. Kurang olahraga
Sebuah studi besar Denmark yang diterbitkan dalam JAMA Neurology menemukan bahwa risiko stroke meningkat bahkan pada usia dini untuk orang dengan BMI yang lebih tinggi. Kebanyakan orang yang mengikuti gaya hidup tidak aktif dan tidak melibatkan diri dalam aktivitas fisik atau olahraga apa pun, cenderung menambah berat badan dan menempatkan diri pada risiko stroke yang lebih besar.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.1055 seconds (0.1#10.140)