Mengenal Fastemi, Program Pertolongan Pertama pada Pasien Serangan Jantung

Senin, 15 Juli 2024 - 07:00 WIB
loading...
Mengenal Fastemi, Program...
ST-elevation myocardial infarction (STEMI) adalah salah satu jenis serangan jantung yang paling berbahaya. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada pengidapnya hingga berisiko kematian tinggi. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
JAKARTA - ST-elevation myocardial infarction (STEMI) adalah salah satu jenis serangan jantung yang paling berbahaya. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada pengidapnya hingga berisiko kematian tinggi.

Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K), FIHA, FESC, FSCAI menjelaskan, serangan jantung tipe Stemi terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah arteri koroner secara total sehingga otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen. Stemi merupakan jenis sindrom koroner akut yang memiliki risiko komplikasi serius dan kematian.

Menurut dr Isman, pertolongan serangan jantung STEMI selama ini hanya bisa dilakukan di provinsi dan kota besar dengan membuka pembuluh darah yang tersumbat total.



“Prosesnya, pasien dengan keluhan nyeri dada dan angina akan melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), kemudian ketika hasil diagnosa positif serangan jantung STEMI langsung ditangani dengan catheterization laboratory (cath lab),” terang dr. Isman.

Dokter Isman menambahkan, penanganan cath lab untuk dilakukan kateterisasi jantung yang bertujuan membuka sumbatan pembuluh darah jantung. Cara ini hanya dapat dilakukan di ibu kota provinsi atau kota besar di rumah sakit rujukan provinsi atau rumah sakit swasta.

“Adanya inisiatif program Fastemi ditujukan sebagai upaya pertolongan pertama pasien yang mengalami serangan jantung tipe STEMI di daerah terpencil, daerah-daerah yang jauh dari kota besar. Kalau di kota besar ada cath lab untuk penanganan serangan jantung,” kata dr. Isman.

“Bagi daerah yang tidak punya cath lab dan dokter jantung, pasien dengan serangan jantung tersebut bisa ditolong dengan tata laksana Fastemi, yakni menggunakan obat-obatan penghancur bekuan darah. Program ini termasuk terobosan untuk pasien serangan jantung STEMI,” lanjut dia.



Artinya, penatalaksanaan pertolongan pertama serangan jantung tipe STEMI tidak dengan cath lab atau kateterisasi maupun pemasangan ring, melainkan dengan pemberian obat-obatan penghancur bekuan darah yang disebut fibrinolitik atau trombolitik.

“Obat-obatan fibrinolitik akan disiapkan di puskesmas atau rumah sakit yang tidak ada fasilitas cath lab sehingga apabila ada pasien serangan jantung STEMI bisa langsung disuntik. Obat ini hanya disuntik, salah satu jenis yang dipilih, yaitu tenecteplase yang sekali suntik saja,” tutur dr. Isman.

Lebih lanjut dr. Isman mengatakan, rencananya obat ini akan disalurkan ke puskesmas-puskesmas seluruh Indonesia.

“Kendati demikian, mengingat ini adalah pilot project pertama, maka hanya puskesmas-puskesmas terpilih dari masing-masing kabupaten/kota dulu yang dipilih untuk uji coba. Tidak langsung semuanya uji coba karena menunggu kesiapan obat-obatan,” pungkas dr. Isman.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Jalan Kaki 2 Menit setelah...
Jalan Kaki 2 Menit setelah Makan Bisa Kurangi Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Pilihan Utama Menjaga...
Pilihan Utama Menjaga Kesehatan Tubuh: NK Health Hadirkan Layanan Fisioterapi Berkualitas di Bintaro
Kim Sae Ron Meninggal...
Kim Sae Ron Meninggal akibat Henti Jantung, Kenali Tanda-tandanya
6 Makanan dan Minuman...
6 Makanan dan Minuman yang Tidak Boleh Dimakan Bersama Durian, Picu Gagal Jantung
Berapa Lama Waktu Tidur...
Berapa Lama Waktu Tidur Terbaik? Lebih dari 8 Jam Dikaitkan dengan Risiko Kematian
Awas! Kesepian Picu...
Awas! Kesepian Picu Penyakit Jantung hingga Diabetes, Jomblo Waspada
7 Manfaat Bawang Bombay...
7 Manfaat Bawang Bombay yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Mengatur Kadar Gula Darah
Cara Membedakan Nyeri...
Cara Membedakan Nyeri Dada karena GERD dan Serangan Jantung, Kenali Gejalanya
Merasa kesepian Memicu...
Merasa kesepian Memicu Risiko Terkena Demensia
Rekomendasi
Juara Dunia Biliar Fedor...
Juara Dunia Biliar Fedor Gorst Pamer Keahlian di 4 Lokasi Ini!
Paus Fransiskus Wafat...
Paus Fransiskus Wafat usai Sampaikan Pidato Terakhir Serukan Diakhirinya Perang di Gaza
Ketua Umum PBNU: Paus...
Ketua Umum PBNU: Paus Fransiskus Pengasuh dan Pembela Kemanusiaan
Berita Terkini
3 Tempat Beli Kebaya...
3 Tempat Beli Kebaya Anggun dan Memukau di Jakarta, Nomor 1 Mall Paling Ikonik
2 jam yang lalu
KemenPPPA-Kowani Pecahkan...
KemenPPPA-Kowani Pecahkan Rekor MURI pada Perayaan Hari Kartini 2025
10 jam yang lalu
Rofiah Wujudkan Semangat...
Rofiah Wujudkan Semangat Kartini dengan Gerakkan Ekonomi Desa
10 jam yang lalu
Its Family Time! Chilling...
Its Family Time! Chilling Setelah Beraktivitas, Nonton Deretan Film Blockbuster Di Big Movies Platinum GTV!
10 jam yang lalu
4 Film Inspiratif yang...
4 Film Inspiratif yang Wajib Ditonton untuk Memperingati Hari Kartini
10 jam yang lalu
Paus Fransiskus Meninggal...
Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Habib Jafar: Selamat Jalan Teladan Kesederhanaan
11 jam yang lalu
Infografis
Mematikan dan Presisi,...
Mematikan dan Presisi, Janji Israel pada Serangan Balasan ke Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved