Mengenal Putri Margaret, Adik Ratu Elizabeth II yang Kontroversial
loading...
A
A
A
Meskipun mereka memiliki ikatan yang erat, perjuangan Margaret seumur hidup untuk menemukan tempatnya menciptakan ketegangan yang berkelanjutan. Sementara, Elizabeth menerima pelajaran sejarah konstitusional sebagai persiapan untuk perannya di masa depan sebagai ratu, Margaret tidak mendapatkan kesempatan pendidikan ini.
Pada 1947, Putri Elizabeth menikah dengan Philip Mountbatten, sementara Margaret menjadi pengiring pengantin.
Kematian Raja George
Setelah kematian Raja George VI pada 1952, Putri Elizabeth yang berusia 26 tahun naik takhta sebagai ratu.
Putri Margaret mendampingi Ratu selama penobatannya pada Juni 1953. Margaret yang berusia 22 tahun menarik perhatian dengan membersihkan kerah baju seorang pria, sementara kakak perempuannya tetap menjadi pusat perhatian.
Pria yang dimaksud adalah Kapten Peter Townsend, seorang perwira di RAF yang pernah bertugas sebagai salah satu pengawal ayahnya. Dia 16 tahun lebih tua dari Margaret dan hubungan romantis mereka sejauh ini disembunyikan dari masyarakat umum.
Putri Margaret dan Kapten Peter Townsend ingin menikah, tetapi Margaret harus melepaskan hak istimewa kerajaan untuk menikahi pria yang membuatnya jatuh hati.
Namun, Putri Margaret membuat keputusan pada 1955 untuk meninggalkan Townsend, dengan memprioritaskan komitmennya kepada Persemakmuran. Akhir yang memilukan dari hubungan cinta mereka ini menuai banyak simpati dan dukungan publik.
Menurut Craig Brown, penulis biografi, di usia dua puluhan, sang Putri menghabiskan dua jam setiap pagi untuk berbaring di tempat tidur, merokok tanpa henti dan mendengarkan radio.
Kemudian, pada pukul 12:30 siang, ia akan minum vodka "penambah semangat" diikuti dengan banyak anggur dan wiski selama makan siang dan makan malam.
Setelah masa pengasingan, ia bertemu dengan fotografer sosial dan bohemian Antony Armstrong-Jones, dan pada 1960, mereka mengumumkan rencana menikah.
Pada 1947, Putri Elizabeth menikah dengan Philip Mountbatten, sementara Margaret menjadi pengiring pengantin.
Kematian Raja George
Setelah kematian Raja George VI pada 1952, Putri Elizabeth yang berusia 26 tahun naik takhta sebagai ratu.
Putri Margaret mendampingi Ratu selama penobatannya pada Juni 1953. Margaret yang berusia 22 tahun menarik perhatian dengan membersihkan kerah baju seorang pria, sementara kakak perempuannya tetap menjadi pusat perhatian.
Pria yang dimaksud adalah Kapten Peter Townsend, seorang perwira di RAF yang pernah bertugas sebagai salah satu pengawal ayahnya. Dia 16 tahun lebih tua dari Margaret dan hubungan romantis mereka sejauh ini disembunyikan dari masyarakat umum.
Putri Margaret dan Kapten Peter Townsend ingin menikah, tetapi Margaret harus melepaskan hak istimewa kerajaan untuk menikahi pria yang membuatnya jatuh hati.
Namun, Putri Margaret membuat keputusan pada 1955 untuk meninggalkan Townsend, dengan memprioritaskan komitmennya kepada Persemakmuran. Akhir yang memilukan dari hubungan cinta mereka ini menuai banyak simpati dan dukungan publik.
Kontroversi
Margaret sangat terpengaruh oleh patah hati ini mulai lebih banyak minum dan merokok, perilaku yang terus berlanjut sepanjang hidupnya.Menurut Craig Brown, penulis biografi, di usia dua puluhan, sang Putri menghabiskan dua jam setiap pagi untuk berbaring di tempat tidur, merokok tanpa henti dan mendengarkan radio.
Kemudian, pada pukul 12:30 siang, ia akan minum vodka "penambah semangat" diikuti dengan banyak anggur dan wiski selama makan siang dan makan malam.
Setelah masa pengasingan, ia bertemu dengan fotografer sosial dan bohemian Antony Armstrong-Jones, dan pada 1960, mereka mengumumkan rencana menikah.