Taylor Swift Batalkan Konser di Austria usai Ancaman Teroris
loading...
A
A
A
JAKARTA - Taylor Swift telah membatalkan konsernya di tiga kota di Vienna, Austria setelah polisi menangkap dua tersangka terkait dugaan rencana teroris.
Pengumuman itu disampaikan pada otoritas Austria usai mengonfirmasi penahanan dan potensi ancaman tersebut.
Padahal, Taylor Swift dijadwalkan tampil di Stadion Ernst Happel pada 8, 9 dan 10 Agustus. Namun, akibat ancaman itu membuat Swift terpaksa membatalkan konsernya. Hal ini dilakukan melalui promotor Barracuda Music di Austria.
"Dengan konfirmasi dari pejabat pemerintah tentang rencana serangan teroris di Stadion Ernst Happel, kami tidak punya pilihan selain membatalkan tiga pertunjukan yang dijadwalkan demi keselamatan semua orang," kata promotor di media sosial.
Penangkapan yang dilakukan pada Rabu pagi melibatkan seorang warga negara Austria berusia 19 tahun dan tersangka lain yang ditahan di hari yang sama.
Polisi Austria mengidentifikasi pemuda 19 tahun itu sebagai simpatisan ISIS yang telah berjanji setia kepada pemimpin kelompok itu pada awal Juli.
Polisi yakin para tersangka telah melakukan tindakan persiapan khusus untuk serangan teroris dan bahan peledak yang diduga disimpan di kediaman remaja berusia 19 tahun itu di Ternitz, Austria Hilir.
Pihak berwenang belum mengungkapkan informasi terperinci tentang tersangka kedua, tetapi kedua orang itu diyakini telah teradikalisasi secara daring.
Investigasi sedang berlangsung untuk menentukan sejauh mana rencana mereka dan ancaman tambahan apa pun.
Kepala polisi Wina, Gerhard PĂĽrstl, mencatat bahwa sekira 65.000 orang diperkirakan akan menghadiri konser Swift, tambahan 22.000 penggemar diantisipasi di luar tempat tersebut.
Menurut promotor, penggemar yang membeli tiket untuk pertunjukan yang dibatalkan akan menerima pengembalian uang secara otomatis dalam 10 hari kerja.
Pertunjukan Swift berikutnya dijadwalkan lima malam di Stadion Wembley, London, Inggris, mulai 15 Agustus hingga 20 Agustus, menandai pemberhentian terakhir dari rangkaian tur dunianya di Eropa.
Pengumuman itu disampaikan pada otoritas Austria usai mengonfirmasi penahanan dan potensi ancaman tersebut.
Padahal, Taylor Swift dijadwalkan tampil di Stadion Ernst Happel pada 8, 9 dan 10 Agustus. Namun, akibat ancaman itu membuat Swift terpaksa membatalkan konsernya. Hal ini dilakukan melalui promotor Barracuda Music di Austria.
"Dengan konfirmasi dari pejabat pemerintah tentang rencana serangan teroris di Stadion Ernst Happel, kami tidak punya pilihan selain membatalkan tiga pertunjukan yang dijadwalkan demi keselamatan semua orang," kata promotor di media sosial.
Penangkapan yang dilakukan pada Rabu pagi melibatkan seorang warga negara Austria berusia 19 tahun dan tersangka lain yang ditahan di hari yang sama.
Polisi Austria mengidentifikasi pemuda 19 tahun itu sebagai simpatisan ISIS yang telah berjanji setia kepada pemimpin kelompok itu pada awal Juli.
Polisi yakin para tersangka telah melakukan tindakan persiapan khusus untuk serangan teroris dan bahan peledak yang diduga disimpan di kediaman remaja berusia 19 tahun itu di Ternitz, Austria Hilir.
Pihak berwenang belum mengungkapkan informasi terperinci tentang tersangka kedua, tetapi kedua orang itu diyakini telah teradikalisasi secara daring.
Investigasi sedang berlangsung untuk menentukan sejauh mana rencana mereka dan ancaman tambahan apa pun.
Kepala polisi Wina, Gerhard PĂĽrstl, mencatat bahwa sekira 65.000 orang diperkirakan akan menghadiri konser Swift, tambahan 22.000 penggemar diantisipasi di luar tempat tersebut.
Menurut promotor, penggemar yang membeli tiket untuk pertunjukan yang dibatalkan akan menerima pengembalian uang secara otomatis dalam 10 hari kerja.
Pertunjukan Swift berikutnya dijadwalkan lima malam di Stadion Wembley, London, Inggris, mulai 15 Agustus hingga 20 Agustus, menandai pemberhentian terakhir dari rangkaian tur dunianya di Eropa.
(tdy)