Apakah Harga Tiket Pesawat ke Luar Negeri Selalu Lebih Murah daripada Domestik? Ini Kata Kemenparekraf
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahalnya harga tiket pesawat domestik dibandingkan tiket pesawat internasional hingga saat ini masih menjadi perhatian.
Hal ini menjadi salah satu alasan terbesar mengapa banyak wisatawan Indonesia justru memilih pelesir ke luar negeri karena harga tiket pesawatnya yang jauh lebih murah. Bahkan, banyak warga Indonesia yang rela mampir ke negara tetangga sebelum terbang ke kampung halaman demi bisa mendapatkan harga tiket yang lebih murah.
Namun, baru-baru ini ramai perdebatan di kalangan warganet di social media X yang mengungkapkan bahwa sebenarnya tiket pesawat ke luar negeri tidak jauh lebih murah daripada tiket pesawat domestik. Bahkan, di momen tertentu, tiket pesawat internasional ke negara tetangga bisa melambung tinggi. Contohnya seperti yang diperdebatkan oleh salah satu warganet di X.
Ia menyebut, di momen lebaran beberapa waktu lalu, tiket pesawat dari Padang ke Kuala Lumpur harga tiket pesawatnya sampai menyentuh angka Rp3 jutaan.
“Yang teriak-teriak diluar selalu lebih murah mana? Di domestik naik karena biayanya naik dan TBAnya rendah sekali, jadi airline tidak punya upside besar ketika jual pada peak season, jadi pas off peak ya mahal,” demikian cuitan akun X @GerryS.
“(KUL-PDG kemarin deket2 lebaran bisa 3jt lho, padahal pada teriak2 "kok CGK-KUL-PDG bisa lebih murah"... iya, tunggu pas ramai aja, pasti nangis liat harganya),” lanjutnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif lantas buka suara dan meluruskan terkait perdebatan soal harga tiket pesawat ini agar masyarakat tidak salah kaprah.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, mahal murahnya tiket pesawat tidak dipengaruhi oleh perjalan domestik ataupun internasional. Menurutnya, baik perjalanan domestik maupun internasional, harga tiket pesawat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai harga avtur hingga waktu pembelian tiket itu sendiri.
“Jadi ketika berbicara tiket ya ke luar negeri murah atau mahal, itu sebetulnya kalau kita jadi konsumen, satu, untuk tahu tiket mahal murah itu yang menentukan selain tadi ya, komponen harga avtur, harga apa, tapi kita harus lihat harga itu akan variasi, satu, kalau kita belinya kapan,” ujar Nia saat diwawancara di Kantor Kemenparekraf RI, Senin (12/8/2024).
“Mau makin dekat pasti lebih mahal. Beli di big season pasti lebih mahal, kemudian juga kelas, ada kelas. (Kelas) ekonomi sendiri ada kelasnya. Jadi ya nggak bisa one to all,” tambahnya.
Selain itu, Nia menyebut, ketersediaan jadwal penerbangan dan jumlah pesawat yang terbatas, jumlah kursi penumpang yang terbatas, harga tiket yang tidak merata, hingga biaya bahan penunjang lainnya juga bisa menjadi faktor penyebab murah atau mahalnya tiket pesawat.
“Jadi itu ikut menentukan harga tiket. Waktu beli, kemudian waktu berlibur, dan kelas yang dibeli, kemudian belinya apakah grup atau individu. Itulah kenapa harga tiket luar negeri variatif,” tutupnya.
Hal ini menjadi salah satu alasan terbesar mengapa banyak wisatawan Indonesia justru memilih pelesir ke luar negeri karena harga tiket pesawatnya yang jauh lebih murah. Bahkan, banyak warga Indonesia yang rela mampir ke negara tetangga sebelum terbang ke kampung halaman demi bisa mendapatkan harga tiket yang lebih murah.
Namun, baru-baru ini ramai perdebatan di kalangan warganet di social media X yang mengungkapkan bahwa sebenarnya tiket pesawat ke luar negeri tidak jauh lebih murah daripada tiket pesawat domestik. Bahkan, di momen tertentu, tiket pesawat internasional ke negara tetangga bisa melambung tinggi. Contohnya seperti yang diperdebatkan oleh salah satu warganet di X.
Ia menyebut, di momen lebaran beberapa waktu lalu, tiket pesawat dari Padang ke Kuala Lumpur harga tiket pesawatnya sampai menyentuh angka Rp3 jutaan.
“Yang teriak-teriak diluar selalu lebih murah mana? Di domestik naik karena biayanya naik dan TBAnya rendah sekali, jadi airline tidak punya upside besar ketika jual pada peak season, jadi pas off peak ya mahal,” demikian cuitan akun X @GerryS.
“(KUL-PDG kemarin deket2 lebaran bisa 3jt lho, padahal pada teriak2 "kok CGK-KUL-PDG bisa lebih murah"... iya, tunggu pas ramai aja, pasti nangis liat harganya),” lanjutnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif lantas buka suara dan meluruskan terkait perdebatan soal harga tiket pesawat ini agar masyarakat tidak salah kaprah.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, mahal murahnya tiket pesawat tidak dipengaruhi oleh perjalan domestik ataupun internasional. Menurutnya, baik perjalanan domestik maupun internasional, harga tiket pesawat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai harga avtur hingga waktu pembelian tiket itu sendiri.
“Jadi ketika berbicara tiket ya ke luar negeri murah atau mahal, itu sebetulnya kalau kita jadi konsumen, satu, untuk tahu tiket mahal murah itu yang menentukan selain tadi ya, komponen harga avtur, harga apa, tapi kita harus lihat harga itu akan variasi, satu, kalau kita belinya kapan,” ujar Nia saat diwawancara di Kantor Kemenparekraf RI, Senin (12/8/2024).
“Mau makin dekat pasti lebih mahal. Beli di big season pasti lebih mahal, kemudian juga kelas, ada kelas. (Kelas) ekonomi sendiri ada kelasnya. Jadi ya nggak bisa one to all,” tambahnya.
Selain itu, Nia menyebut, ketersediaan jadwal penerbangan dan jumlah pesawat yang terbatas, jumlah kursi penumpang yang terbatas, harga tiket yang tidak merata, hingga biaya bahan penunjang lainnya juga bisa menjadi faktor penyebab murah atau mahalnya tiket pesawat.
“Jadi itu ikut menentukan harga tiket. Waktu beli, kemudian waktu berlibur, dan kelas yang dibeli, kemudian belinya apakah grup atau individu. Itulah kenapa harga tiket luar negeri variatif,” tutupnya.
(tsa)