Dampak Kecanduan Nonton Video Porno seperti Armor Toreador, Depresi hingga Picu KDRT

Rabu, 14 Agustus 2024 - 16:00 WIB
loading...
Dampak Kecanduan Nonton...
Armor Toreador dan Cut Intan Nabila cekcok setelah sang suami ketahuan nonton video porno. Apakah video porno memicu KDRT? Foto/ yahoo
A A A
JAKARTA - Armor Toreador dan Cut Intan Nabila cekcok alias bertengkar setelah sang suami ketahuan nonton video porno melalui ponselnya. Usut punya usut, Armor Toreador rupanya kerap memiliki kebiasaan menonton video porno.

Berkaca dari kasus tersebut, apakah seseorang yang keseringan menonton video porno memicu melakukan aksi kekerasan?



Berbagai penelitian telah menemukan hubungan antara konsumsi berlebihan pornografi dengan risiko depresi dan kecemasan yang lebih tinggi.

Paparan berulang terhadap konten seksual eksplisit dapat menyebabkan perubahan mood yang drastis dan meningkatkan tingkat stres.

Hal itu yang bisa memicu seseorang yang hobi menonton video pornografi, bisa saja melakukan aksi kekerasan, termasuk KDRT.

Seseorang dapat dikatakan kecanduan ponografi ketika video porno sudah berdampak pada kehidupan sehari-harinya, seperti rusaknya hubungan atau bahkan hilangnya pekerjaan.

Kondisi ini termasuk dalam gangguan psikologis dan perlu diatasi untuk memperbaiki kualitas hidup penderitanya.

Selain itu, umumnya, seseorang yang kecanduan pornografi kerap merasa kesal ketika diminta untuk mengurangi atau berhenti menonton video porno.

Meski sudah mencoba berhenti menonton video porno, tetapi mereka biasanya tak kunjung berhasil. Bahkan, ada juga yang sampai menggunakan pornografi sebagai cara untuk mengatasi stres, kesepian, atau kesedihan.

Hubungan kecanduan pornografi dengan kerusakan otak
Pelaku KDRT umumnya telah kehilangan akal sehatnya. Hal tersebut salah satunya bisa disebabkan oleh kecanduan pornografi.

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius.

Kerusakan otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC).

Bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu bagian yang paling penting karena bagian otak ini hanya dimiliki oleh manusia sehingga manusia memiliki etika bila dibandingkan binatang.

Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.

Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan adalah perasaan jijik, hal ini terjadi karena manusia mempunyai sistem limbik.

Sistem tersebut pula yang mengeluarkan hormon dopamin untuk menenangkan otak, tetapi dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia sekaligus ketagihan.



Dopamin mengalir ke arah PFC, PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin. Apabila, dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi.

Namun, untuk memenuhi kepuasan dan kesenangannya, seseorang akan melihat yang lebih porno atau vulgar lagi untuk memicu dopamin yang lebih banyak.

Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin mengkerut dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin tidak aktif.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1154 seconds (0.1#10.140)