Industri Hiburan Butuh Solusi agar Dapat Kembali Berdenyut

Rabu, 26 Agustus 2020 - 07:07 WIB
loading...
Industri Hiburan Butuh Solusi agar Dapat Kembali Berdenyut
Industri hiburan, baik film maupun musik, merupakan sektor yang masih terdampak pandemi Covid-19. / Foto:
A A A
JAKARTA - Industri hiburan, baik film maupun musik, merupakan sektor yang masih terdampak pandemi Covid-19 . Bioskop, pentas musik, hingga hiburan malam merupakan beberapa industri di sektor hiburan yang masih belum bisa berjalan secara normal, bahkan masih ada yang tutup.

(Baca juga: Masuki Usia 31, RCTI Telah Berkembang Jadi Stasiun TV yang Lebih Baik )

Permasalahan itu pun menjadi pembahasan dalam acara diskusi yang digelar PWI Jaya Sie Musik Film dan Lifestyle. Mengangkat tajuk Recovery Industri Hiburan di Era New Normal, acara diskusi itu berlangsung di Jambuluwuk Resort, Ciawi, Bogor, 22-23 Agustus lalu.

Sejumlah narasumber yang berkompeten turut dihadirkan, di antaranya Roy Jeconiah (musisi), Alicia Djohar (Ketua Umum Parfi), Ingrid Widjanarko (pekerja seni), Agi Sugianto (produser musik), Derry 4 Sekawan (komedian), Koko Harry Santoso (promotor pertunjukan musik), Djonny Syafruddin (Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia), dan Bagiono Prabowo SH, MH (Ketua Umum Pafindo).

Djonny dalam pemaparannya mengaku jika industri bioskop sangat terpukul dengan adanya pandemi. Tidak beroperasinya bioskop selama 5-6 bulan terakhir membuat pengusaha bioskop terpaksa merumahkan pegawainya baik permanen maupun sementara.

"Dunia hiburan tidur? Saya rasa malah tengah pingsan. Di ranah film, ada 110 film nasional dan puluhan film asing yang belum tayang di tahun ini lantaran belum kunjung dibukanya bioskop dalam masa PSBB Transisi. Ini begitu berdampak dari sisi ekonomi," tutur Djonny.

(Baca juga: Selamat! Ini Daftar Lengkap Pemenang RCTI Indonesian Digital Awards 2020 )

Djonny juga menyampaikan persepsi yang salah jika menempatkan bioskop sebagai salah satu tempat yang rentan akan penularan virus Covid-19. "Berdasarkan sebuah penelitian di beberapa negara yang membolehkan bioskop dibuka seperti di Jerman, Inggris, dan Singapura, ternyata persentase penularan di bioskop itu cuma 0,3 persen" terangnya.

Dia pun membantah jika sirkulasi udara dalam bioskop membuat virus corona baru tak beranjak alias terus berputar di dalam ruangan. Menurutnya, ruangan di bioskop menggunakan sistem ventilasi udara yang terus disaring, sehingga udara di dalam ruangan terus bersih. Teknik ventilasi dan sirkulasi udara ini juga digunakan di kabin pesawat untuk menciptakan udara bersih.

Pada kesempatan yang sama, Koko Harry, yang beranjak dari sisi industri musik, mengungkapkan bahwa dari April hingga September 2020 terdapat sekitar 700 ribu konser musik yang batal digelar. Industri musik juga nyaris tak berkegiatan.

"Kami tidak ingin terjebak dengan kondisi ini. Protokol kesehatan itu bukan sekadar pakai masker, jaga jarak dan lainnya, tapi harus ada jalan keluarnya juga," kata dia.

Sementara itu, Ketua PWI Jaya Sie Musik Film dan Lifestyle, Irish Riswoyo mengungkapkan bahwa acara ini digelar dengan menggandeng semua stakeholder industri hiburan guna mencari solusi agar industri hiburan bisa kembali berdenyut. Tentunya semua itu tetap memperhatikan protokol kesehatan dan ketentuan yang berlaku.

(Baca juga: Ahmad Dhani dan Rhoma Irama Ghibah di Atas Pentas HUT RCTI )

"Kami merasa perlu duduk bersama dan berdiskusi dengan semua stakeholder di dunia hiburan seperti musik dan film, untuk mencari solusi terbaik agar para pekerja seni dan pengusaha hiburan bisa segera beraktivitas kembali di era new normal ini," ujar Irish.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1418 seconds (0.1#10.140)