Mpox Berpotensi Menjadi Pandemi, Pakar Kesehatan Minta Masyarakat Waspada

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 16:20 WIB
loading...
Mpox Berpotensi Menjadi...
Mpox yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, memiliki potensi untuk berkembang menjadi pandemi. Pakar kesehatan menekankan pentingnya kewaspadaan. Foto/AL24 News
A A A
JAKARTA - Mpox yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet , memiliki potensi untuk berkembang menjadi pandemi jika tidak ditangani dengan serius. Seiring dengan meningkatnya kasus di berbagai negara, pakar kesehatan menekankan pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran lebih luas.

Mereka juga mendesak masyarakat agar tidak menganggap remeh ancaman Mpox dan tetap mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Mpox merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat global. Hal ini menunjukkan tingkat keparahan dan potensi penyebaran penyakit ini yang sangat luas.

Indonesia, seperti negara lain, juga meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman Mpox. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Juni 2024, sudah tercatat 88 kasus konfirmasi di Indonesia.

Dosen FK-KMK UGM Dr. Eggi Arguni memberikan pandangan mengenai bahaya Mpox. Ia menjelaskan bahwa meskipun gejala penyakit ini umumnya lebih ringan daripada cacar, namun dapat menyebabkan kematian dalam beberapa kasus.





Selain itu, masa inkubasi Mpox yang panjang yakni bisa mencapai 3 minggu membuat virus ini lebih mudah menyebar. "Penyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung 2 – 4 minggu. Namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan kematian,” kata Dr. Eggi melansir dari situs resmi Universitas Gadjah Mada, Sabtu (31/8/2024).

Dr. Eggi menyebutkan masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara penularan penyakit ini. Ia menyampaikan bahwa penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung.

Kontak erat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi, atau droplet pernapasan, serta kontak langsung melalui hubungan seksual.

"Ruam di kulit, cairan tubuh, dan koreng sangat menular. Pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan yang telah terkontaminasi virus dari orang yang terinfeksi juga dapat menulari orang lain," jelasnya.



Virus Mpox sendiri memiliki genomik DNA yang panjang. Sehingga berdasarkan teorinya, virus ini akan mengalami evolusi yang lebih lambat dibandingkan dengan virus dengan genomik yang lebih pendek, misalnya SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

“Para ahli masih terus mempelajari evolusi virus ini, karena dengan adanya perubahan virus bisa menyebabkan timbulnya clade (sebuah bagian dari virus) yang lebih mudah menular dan lebih menimbulkan sakit berat," ujarnya.

Menurutnya, Mpox telah disebut sebagai keadaan darurat lantaran telah menimbulkan banyak kematian. Meski sebagian besar orang yang mengalami penyakit ini memiliki gejala yang ringan, namun bentuk infeksi yang berat dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu, penyakit ini tidak dapat dianggap remeh.

"Penanganan pencegahan yang tidak akurat akan menyebabkan penyebaran infeksi virus ini sehingga akan berpotensi menjadi pandemi," ungkapnya.



Di sisi lain, ia menekankan pemerintah dapat segera membuat sebuah sosialisasi mengenai Mpox kepada masyarakat khususnya tentang penyebaran dan gejala virus ini. Testing juga harus dilakukan untuk mengetahui kelompok orang yang terinfeksi dan lebih cepat memutus transmisi.

"Saya menyarankan agar pemerintah dapat membuka jalur informasi seperti call center sehingga jika ada informasi dari masyarakat dapat tersampaikan dan pemerintah dapat mengambil langkah-langkah mitigasi," pungkasnya.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kemenkes Pastikan Informasi...
Kemenkes Pastikan Informasi Vaksin Mpox adalah Eksperimental Hoaks
Viral Mitos Penyakit...
Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Begini Cara Isi Form...
Begini Cara Isi Form SATUSEHAT bagi Pelaku Perjalanan Internasional untuk Cegah Penularan Mpox
Kemenparekraf Tingkatkan...
Kemenparekraf Tingkatkan Sosialisasi Pengisian Form SATUSEHAT bagi Pelaku Perjalanan Internasional
Cara Penularan Mpox...
Cara Penularan Mpox ke Manusia, Hubungan Seksual Jadi Salah Satu Jalurnya
Mpox Mulai Menyerang...
Mpox Mulai Menyerang Anak-anak, Kenali Gejala dan Penularannya
Kemenkes Berlakukan...
Kemenkes Berlakukan Skrining Mpox di Bandara I Gusti Ngurah Rai Jelang Indonesia-Africa Forum di Bali
Cegah Mpox, Tingkatkan...
Cegah Mpox, Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan 10 Makanan Ini!
Pemerintah Berencana...
Pemerintah Berencana Aktifkan PeduliLindungi untuk Cegah Cacar Monyet
Rekomendasi
Kronologi 2 Jemaah Salat...
Kronologi 2 Jemaah Salat Id Meninggal Tertimpa Pohon Beringin di Alun-alun Pemalang
Viral Kades Klapanunggal...
Viral Kades Klapanunggal Minta THR Rp165 Juta, Gubernur Jabar: Kesalahan yang Tidak Bisa Diampuni!
Urai Kepadatan Lalu...
Urai Kepadatan Lalu Lintas di Tol Japek, Contraflow Diberlakukan dari KM 47-65
Berita Terkini
Rekomendasi 4 Film Bertema...
Rekomendasi 4 Film Bertema Keluarga yang Bikin Lebaran Lebih Hangat dan Bermakna
6 menit yang lalu
Jennifer Coppen Klarifikasi...
Jennifer Coppen Klarifikasi Kedekatannya dengan Justin Hubner, Tegaskan Masih Cinta Dali Wassink
1 jam yang lalu
Kim Soo Hyun Tepis Isu...
Kim Soo Hyun Tepis Isu Pacaran dengan Kim Sae Ron hingga Menangis
1 jam yang lalu
Batas Aman Makan Kue...
Batas Aman Makan Kue Lebaran Biar Berat Badan Tidak Naik, Jangan Lebih dari 5 Keping
2 jam yang lalu
Rayakan Lebaran dengan...
Rayakan Lebaran dengan Wisata Alam, Kuliner, dan Belanja di PIK!
2 jam yang lalu
11 Artis Hollywood Merayakan...
11 Artis Hollywood Merayakan Lebaran, Mike Tyson Mualaf usai Dipenjara
3 jam yang lalu
Infografis
5 Fakta Flu Burung yang...
5 Fakta Flu Burung yang Berisiko Menjadi Pandemi Baru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved