Rela Berkorban Demi Sayang Hewan Liar

Sabtu, 02 November 2019 - 18:30 WIB
Rela Berkorban Demi Sayang Hewan Liar
Rela Berkorban Demi Sayang Hewan Liar
A A A
MENYAMBUT Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasionalyang jatuh pada 5 November mendatang, yuk, kita simak kisah para pencinta hewan liar. Mereka rela mengeluarkan uang demi memberi makan dan mengobati hewan jalanan, bahkan sampai merawat hewan liar yang mau dibunuh.

Di daerah Jakarta Selatan, ada seorang karyawan swasta yang selalu memberi makan kucing yang berkeliaran di jalanan. Aprido, 20, sang karyawan itu, bilang bahwa sudah sejak kecil suka memberi makan kucing liar disekitar rumahnya.

Tak perlu makanan mahal, dia cukup memberi makanan seperti ikan rebus atau ayam rebus. Dalam sebulan, dia sisihkan Rp50.000 saja untuk memberi makan kucing liar.

"Pernah saya lagi jalan, tiba-tiba ada kucing yang ngeong-ngeong ke saya. Saya pikirmungkin dia lagi kolokan dan tahu orang yangsuka memberi makan kucing, akhirnya saya kasih makan. Terus dia ngikutin saya, tapi saya gak boleh piara kucing di rumah. Jadi saya taruh saja kucing itu di jalanan lagi," kata Aprido.

Suatu ketika dia juga pernah menolong kucing yang tertabrak motor. Dia heran karena tak ada warga yang menolong kucing itu.

"Akhirnya saya yang bawa ke rumah sakithewan. Begitu sudah sehat, saya lepas lagi kejalan," katanya.

Mirip dengan Aprindo, ada Intan, 24. Dia hobi merawat kucing liar yang masuk ke dalam rumahnya. Kalau ditotal, sudah ada 20 kucing liar yang dipeliharanya. Ia juga memberi makan kucing-kucing liar yang ada di pinggir jalan.

Setiap pagi, ketika berangkat ke kantor, Intan rela berkali-kali memarkirkan motornya untuk sekadar kasih makan kucing liar yang dilihatnya di pinggir jalan.

Intan mengaku, demi memberi makan kucing-kucing di rumahnya dan kucing liar, dia selalu membeli makanan kucing ukuran 20kilogram untuk tiga bulan seharga Rp300.000. Sementara untuk perawatan kucing seperti sampo, vitamin, dan pasir, sekitar Rp150.000 per bulan. Tapi kalau ada kucing yang sakit, pastinya pengeluaran juga membengkak.

Apalagi kalau Intan nemu kucing yang luka, past ilangsung dibawanya ke rumah sakit hewan. Apa duitnya gak habis cuma untuk ngurusin kucing doang?

"Sesama makhluk hidup gak usah hitung-hitungan. Lagian mereka juga gak jahat sama kita, kok," kata Intan. "Kucing itu kan makhluk kesayangan Rasulullah. Saya sih rela gak makan daripada lihat ada kucing mati kelaparan di jalan," kata Aprindo.

Walau tetangganya suka "bawel" kepadaIntan karena kucing bisa menularkan rabiesdan penyakit lainnya, Intan tetap cuek aja. "Kan kucingnya dirawat, divaksin," sanggahnya.

SELAMATKAN MUSANG
Sementara Krisna, 20,mahasiswa asal Jakarta punyahobi mengurusi musang. Diasering melihat ada musang liar pada malam hari,tapi setiap ketangkap warga, musang itu sering diperlakukan dengan buruk.

Memang, musang tersebut sering memakan ayam peliharaan warga, terutama saat malam hari. Tapi menurut Krisna, itu karena mereka sudah susah mencari makan.

"Musang itu bukan hewan jahat, apalagi hewan buas. Kalau ketemu jangan mengusir atau memukulnya, biarkan dia pergi sendiri dan mencari tempat lain," kata Krisna yang pernah menyelamatkan musang yang mau dibunuh warga. "Musangnya luka kenaperangkap warga. Akhirnya saya pelihara," katanya.

Krisna mengaku sudah memelihara musang ini selama dua tahun. Sekarang sudah ada tiga musang dirumahnya dan akan dikembangbiakkan. Awalnya ia mendapat teguran dari orang tuanya.

"Buat apa piara musang. Buang-buang uang buat kasih makan dan merawatnya. Pelihara ajaikan atau kelinci," kata Krisna menirukan ucapan orang tuanya.

Dia sempat sembunyi-sembunyi untuk kasih makan musang-musangnya agar orang tuanya tidak tahu. Tapi sekarang, dia sudah berani mengeluarkan musang-musangnya untuk berjemur meski masih mendapat cibiran dari tetangganya.

Gara-gara ini, Krisna pun berusaha mengedukasi teman-temannya tentang musang dan cara merawatnya. "Bahwa musang itu juga bisa makan buah, gak mesti daging,"kata Krisna yang menghabiskan Rp100.000 perbulan untuk makanan musang-musangnya. "Gak jadi beban,kok. Saya ikhlas karena musang juga makhluk ciptaan Tuhan," ujar Krisna yang nyambi sebagai pengemudi ojek online ini.

Noor Mutiara Aini
Gen SINDO- Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4100 seconds (0.1#10.140)