Tribute to Arswendo Atmowiloto, Mengenang Sastrawan dan Wartawan Legendaris

JAKARTA - Arswendo Atmowiloto merupakan salah satu sastrawan dan wartawan legendaris Indonesia yang terus hidup lewat berbagai karyanya, meski dia telah berpulang ke Keabadian pada 19 Juli lalu.

Kebesaran nama Arswendo tak hanya terukir lewat karya-karyanya, juga terekam dengan kuat dalam ingatan banyak orang, termasuk mereka yang pernah bekerja sama di berbagai media cetak yang dipimpinnya.

Saat menjadi wartawan, Arswendo pernah memimpin beberapa media cetak, seperti tabloid Monitor, Bintang Indonesia, Pro-TV, majalah Hai, dan lainnya. Dia juga cukup cukup lama berkantor di perusahaan jamu yang dipimpin kakak adik Irwan dan Sofyan Hidayat.

Untuk mengenang sekaligus mengingat peran penting Arswendo, sebagai sastrawan, wartawan sekaligus figur penting bagi keluarga dan orang-orang yang mengenalnya, sejumlah rekan yang pernah bekerja sama di berbagai media cetak akan menggelar Tribute to Arswendo Atmowiloto. Acara ini digelar di Sentra Jamu Sidomuncul pada 30 November 2019 mendatang.

"Bagi banyak orang yang pernah jadi anak buahnya, Mas Wendo tak sekadar bos, tapi juga pahlawan," kata Ricke Senduk dari tabloid Monitor dan Bintang Indonesia yang didaulat menjadi ketua acara Tribute to Arswendo Atmowiloto.

Pada yang didukung Sidomuncul, Bakti Budaya Djarum Foundation dan Yayasan Karyawan MBI, seniman Butet Kartaredjasa juga ikut terlibat aktif dalam acara Tribute to Arswendo Atmowiloto. Bagi seniman asal Jogja tersebut, sosok Arswendo atau yang biasa dia sapa Pak Ndo, sangat berjasa bagi perjalanan hidupnya.

"Pak Ndo ini sudah menjadi bagian dari hidup saya. Kalau tidak ada Pak Ndo mungkin jalan hidup saya akan berubah. Tidak seperti sekarang ini," kata Butet.

"Saat itu saya bergabung di tabloid Monitor, belajar menulis, dituntun langsung Pak Ndo," tambah dia.