Tidak Makan Nasi tapi Berat Badan Tetap Naik? Ini Penyebabnya

Senin, 23 September 2024 - 23:55 WIB
loading...
Tidak Makan Nasi tapi...
Banyak orang beranggapan bahwa dengan menghindari nasi, berat badan mereka akan turun secara otomatis. Nasi putih, dianggap sebagai sumber utama karbohidrat. Foto/The Midst
A A A
JAKARTA - Banyak orang beranggapan bahwa dengan menghindari nasi , berat badan mereka akan turun secara otomatis. Nasi, terutama nasi putih, dianggap sebagai sumber utama karbohidrat yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan.

Namun, ada beberapa kasus di mana seseorang telah berhenti makan nasi, tetapi berat badan tetap naik. Ini bisa membingungkan, terutama bagi mereka yang merasa sudah melakukan perubahan besar dalam pola makan mereka.

Faktanya, ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan berat badan naik meskipun tidak mengonsumsi nasi. Kondisi ini bisa disebabkan karena asupan kalori dari makanan lain tetap tinggi, terutama jika karbohidrat olahan, gula tambahan, dan lemak berlebih masih menjadi bagian dari pola makan harian.

Berikut beberapa penyebab berat badan tetap naik meski tidak makan nasi dilansir dari Health Line, Senin (23/9/2024).

Tidak Makan Nasi tapi Berat Badan Tetap Naik? Ini Penyebabnya





1. Mengganti Nasi dengan Karbohidrat Olahan Lain


Saat seseorang berhenti makan nasi, sering kali mereka menggantinya dengan sumber karbohidrat lain seperti roti, pasta, atau mi. Meski tidak makan nasi, jenis karbohidrat ini juga bisa menyebabkan lonjakan gula darah dan memicu kenaikan berat badan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau jika yang dikonsumsi adalah karbohidrat olahan.

Karbohidrat olahan umumnya rendah serat dan nutrisi, serta lebih mudah dicerna, yang menyebabkan rasa lapar lebih cepat datang kembali. Cobalah mengganti nasi dengan sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti nasi merah, quinoa, atau ubi, yang lebih tinggi serat dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

2. Konsumsi Lemak yang Berlebihan


Saat orang berhenti makan nasi atau mengurangi karbohidrat, mereka sering kali meningkatkan konsumsi lemak untuk mengimbangi kalori yang hilang. Lemak memang diperlukan tubuh, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, bahkan lemak sehat sekalipun, bisa menyebabkan penumpukan kalori yang berujung pada kenaikan berat badan.

Lemak mengandung lebih banyak kalori per gram dibandingkan karbohidrat atau protein, sehingga meskipun porsi makanan terlihat kecil, kalori yang masuk bisa tetap banyak. Kendalikan konsumsi lemak sehat, seperti alpukat, minyak zaitun, atau kacang-kacangan, dan pastikan porsinya sesuai dengan kebutuhan kalori harian Anda.

3. Asupan Kalori yang Tetap Tinggi


Meskipun nasi dihilangkan dari diet, berat badan tetap bisa naik jika total kalori yang dikonsumsi masih melebihi yang dibutuhkan tubuh. Makanan lain seperti daging berlemak, gorengan, camilan tinggi kalori, atau minuman manis bisa menambah jumlah kalori harian Anda.

Selain itu, pola makan yang tidak seimbang, di mana konsumsi makanan olahan dan tinggi kalori lebih mendominasi, juga menjadi penyebab utama kenaikan berat badan. Perhatikan jumlah total kalori yang dikonsumsi setiap hari. Anda bisa menggunakan aplikasi penghitung kalori untuk memantau apa yang Anda makan.



4. Konsumsi Makanan atau Minuman Manis


Menghilangkan nasi dari menu harian tidak cukup jika masih sering mengonsumsi makanan atau minuman manis. Gula tambahan dalam minuman ringan, teh manis, kopi, jus buah kemasan, dan makanan penutup seperti kue dan permen dapat berkontribusi signifikan terhadap kenaikan berat badan.

Gula memiliki efek yang mirip dengan karbohidrat olahan, menyebabkan lonjakan insulin yang dapat menyimpan lemak di tubuh. Hindari minuman manis dan makanan tinggi gula. Cobalah memilih air putih, teh tanpa gula, atau minuman rendah kalori lainnya.

5. Kurang Aktivitas Fisik


Tidak peduli seberapa ketat diet yang Anda lakukan, berat badan masih bisa naik jika Anda kurang bergerak. Aktivitas fisik sangat penting dalam membakar kalori dan menjaga keseimbangan energi. Ketika tubuh tidak cukup aktif, kalori yang tidak terbakar akan disimpan sebagai lemak.

Beberapa orang yang berhenti makan nasi mungkin merasa bahwa mereka sudah cukup berusaha, sehingga mereka mengabaikan pentingnya olahraga. Pastikan untuk tetap aktif secara fisik. Berolahraga minimal 30 menit setiap hari atau melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau naik tangga dapat membantu menjaga berat badan.

6. Stres dan Kurang Tidur


Kondisi mental dan kebiasaan tidur juga sangat memengaruhi berat badan. Ketika seseorang stres, tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi, yang dapat memicu rasa lapar dan keinginan makan makanan tinggi gula atau berlemak.

Selain itu, kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar (ghrelin dan leptin), membuat seseorang merasa lebih lapar dan cenderung makan lebih banyak. Kelola stres dengan meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya. Usahakan tidur minimal 7-8 jam per malam untuk menjaga keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan.



7. Gangguan Metabolisme atau Masalah Kesehatan


Ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat membuat seseorang sulit menurunkan berat badan atau bahkan menyebabkan kenaikan berat badan, meskipun sudah menjaga pola makan. Kondisi seperti hipotiroidisme (penurunan fungsi tiroid), resistensi insulin, atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat menghambat proses metabolisme tubuh dan menyebabkan berat badan naik tanpa penyebab yang jelas.

Jika Anda merasa telah menjaga pola makan dan berolahraga dengan baik namun berat badan tetap naik, konsultasikan dengan dokter untuk memeriksa kondisikesehatanAnda.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1847 seconds (0.1#10.140)