Penting buat Orangtua, Kenali Gejala Kanker pada Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memiliki anak dengan kanker menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua, di mana anak tidak dapat mendeskripsikan rasa sakit atau menceritakan keluhannya. Maka itu, orangtua ataupun keluarga dekat harus mengenali gejala kanker pada si kecil.
Dikatakan Prof. Dr. Djajadiman Gatot, Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi dari FKUI/RSCM, ada beberapa tanda utama pada kanker. Di antaranya turun berat badan tanpa penyebab yang jelas, sakit kepala dan kadang disertai muntah, bengkak atau nyeri menetap pada tulang, sendi, atau tungkai, serta adanya benjolan di perut, leher, selangkangan, ketiak, dan yang terus membesar. ( )
“Makanya ibu-ibu saat memandikan anaknya sesekali raba dan tekan area yang rentan terjadi benjolan,” saran Prof. Gatot dalam webinar yang diadakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bekerja sama dengan Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan RSCM.
Selain itu, kenali juga jika ada bercak biru pada kulit atau perdarahan yang tanpa sebab. Anak juga bisa mengalami infeksi berulang, terus-menerus, adanya bintik putih di mata yang mengkilap (mata kucing), mual-mual berulang, rasa lelah atau pucat, gangguan penglihatan, hingga demam berulang.
Perlu diketahui, kejadian kanker pada anak cukup sering ditemukan. Sekitar 2%-3% dari seluruh kasus penyakit kanker adalah kanker pada anak. Sedangkan angka kejadiannya sekitar 110-130 kasus per sejuta anak per tahun dengan kematian sekitar 10%. Sekitar sepertiga kasus kanker anak adalah leukemia akut.
“Mengenali gejala kanker pada anak sedini mungkin dan segera membawa anak ke dokter adalah langkah penting untuk mencapai kesembuhan,” tegas Prof. Gatot.
Terlebih, kanker bisa terjadi bahkan pada bayi baru lahir. Kanker cukup sering dialami anak dengan down syndrome dan jumlahnya pun meningkat, khususnya leukemia. (
Hingga kini penyebab kanker pada anak tidak diketahui, diduga karena mutasi genetik sejak lahir dan juga paparan lingkungan. Faktor pemicu bisa berupa infeksi virus, paparan radioaktif, dan sebagainya.
“Yang jelas tidak ada bukti kanker anak diturunkan, kecuali kanker mata (retinoblastoma). Karena itu kanker anak susah dicegah,” imbuhnya.
Jikapun ternyata si buah hati didiagnosa kanker , Prof. Gatot menjelaskan apa saja yang perlu orangtua ketahui dari dokter yang akan merawat sang anak. Menurutnya, orangtua dapat bertanya tentang jenis tumornya, stadium, rencana pengobatan yang membutuhkan waktu lama, komplikasi pengobatan, dan prognosis penyakit.
Bila anak dicurigai kanker tetapi terjangkit COVID-19, maka obati dulu COVID-nya. Kalau memungkinkan sambil mendiagnosis kankernya. Apabila sudah sembuh dari COVID, boleh dimulai pengobatan kanker. Namun, pengobatan seperti kemoterapi bakal menurunkan imunitas sehingga harus sangat hati-hati.
Jika sedang menjalani pengobatan kanaler dan anak tertular COVID, maka mengobatan kankernya dikurangi atau dihentikan sementara sampai sembuh dari COVID.
“Walaupun sedang pandemik, orangtua tetap harus mengantar anak menjalani pengobatannya,” sebut Ketua YOAI Rahmi Adi Putra Tahir. ( )
Ingat, kanker pada anak sangat bisa disembuhkan asal segera diobati di tahap dini. Sebaliknya, pasien kanker anak yang kondisinya sudah sulit disembuhkan lantaran sudah stadium lanjut, ada perawatan paliatif yang bertujuan membuat pasien nyaman sehingga di akhir hidupnya anak tidak merasakan nyeri.
Dikatakan Prof. Dr. Djajadiman Gatot, Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi dari FKUI/RSCM, ada beberapa tanda utama pada kanker. Di antaranya turun berat badan tanpa penyebab yang jelas, sakit kepala dan kadang disertai muntah, bengkak atau nyeri menetap pada tulang, sendi, atau tungkai, serta adanya benjolan di perut, leher, selangkangan, ketiak, dan yang terus membesar. ( )
“Makanya ibu-ibu saat memandikan anaknya sesekali raba dan tekan area yang rentan terjadi benjolan,” saran Prof. Gatot dalam webinar yang diadakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bekerja sama dengan Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan RSCM.
Selain itu, kenali juga jika ada bercak biru pada kulit atau perdarahan yang tanpa sebab. Anak juga bisa mengalami infeksi berulang, terus-menerus, adanya bintik putih di mata yang mengkilap (mata kucing), mual-mual berulang, rasa lelah atau pucat, gangguan penglihatan, hingga demam berulang.
Perlu diketahui, kejadian kanker pada anak cukup sering ditemukan. Sekitar 2%-3% dari seluruh kasus penyakit kanker adalah kanker pada anak. Sedangkan angka kejadiannya sekitar 110-130 kasus per sejuta anak per tahun dengan kematian sekitar 10%. Sekitar sepertiga kasus kanker anak adalah leukemia akut.
“Mengenali gejala kanker pada anak sedini mungkin dan segera membawa anak ke dokter adalah langkah penting untuk mencapai kesembuhan,” tegas Prof. Gatot.
Terlebih, kanker bisa terjadi bahkan pada bayi baru lahir. Kanker cukup sering dialami anak dengan down syndrome dan jumlahnya pun meningkat, khususnya leukemia. (
Hingga kini penyebab kanker pada anak tidak diketahui, diduga karena mutasi genetik sejak lahir dan juga paparan lingkungan. Faktor pemicu bisa berupa infeksi virus, paparan radioaktif, dan sebagainya.
“Yang jelas tidak ada bukti kanker anak diturunkan, kecuali kanker mata (retinoblastoma). Karena itu kanker anak susah dicegah,” imbuhnya.
Jikapun ternyata si buah hati didiagnosa kanker , Prof. Gatot menjelaskan apa saja yang perlu orangtua ketahui dari dokter yang akan merawat sang anak. Menurutnya, orangtua dapat bertanya tentang jenis tumornya, stadium, rencana pengobatan yang membutuhkan waktu lama, komplikasi pengobatan, dan prognosis penyakit.
Bila anak dicurigai kanker tetapi terjangkit COVID-19, maka obati dulu COVID-nya. Kalau memungkinkan sambil mendiagnosis kankernya. Apabila sudah sembuh dari COVID, boleh dimulai pengobatan kanker. Namun, pengobatan seperti kemoterapi bakal menurunkan imunitas sehingga harus sangat hati-hati.
Jika sedang menjalani pengobatan kanaler dan anak tertular COVID, maka mengobatan kankernya dikurangi atau dihentikan sementara sampai sembuh dari COVID.
“Walaupun sedang pandemik, orangtua tetap harus mengantar anak menjalani pengobatannya,” sebut Ketua YOAI Rahmi Adi Putra Tahir. ( )
Ingat, kanker pada anak sangat bisa disembuhkan asal segera diobati di tahap dini. Sebaliknya, pasien kanker anak yang kondisinya sudah sulit disembuhkan lantaran sudah stadium lanjut, ada perawatan paliatif yang bertujuan membuat pasien nyaman sehingga di akhir hidupnya anak tidak merasakan nyeri.
(tsa)