Waspada! Pasien COVID-19 Makan 2 Kali di Restoran Sebelum Sakit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Orang dewasa yang dites positif COVID-19 kira-kira dua kali lebih mungkin makan di restoran dalam 14 hari sebelum jatuh sakit ketimbang mereka yang dites negatif. Temuan ini berdasarkan sebuah studi terbaru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
"Selain makan di restoran, pasien kemungkinan juga pergi ke bar atau kedai kopi. Tapi temuan itu muncul hanya ketika analisis dibatasi pada peserta yang tak memiliki kontak dekat dengan orang yang diketahui COVID-19 sebelum timbulnya penyakit," tulis hasil temuan itu, seperti dilansir dari CNN, Kamis (17/9). ( )
Studi ini memasukkan data pada 314 orang dewasa yang dites COVID-19 selama Juli 2020 karena mereka mengalami gejala. Sebanyak 154 orang dinyatakan positif dan 160 lainnya dinyatakan negatif. Tes dilakukan di 11 fasilitas perawatan kesehatan yang berbeda di 10 negara bagian Amerika Serikat yakni California, Colorado, Maryland, Massachusetts, Minnesota, North Carolina, Ohio, Tennessee, Utah, dan Washington.
Para peneliti dari CDC dan institusi lain mencermati bagaimana pasien tersebut menanggapi pertanyaan tentang memakai masker dan berbagai aktivitas di masyarakat. Termasuk apakah mereka baru-baru ini makan di restoran, nongkrong di bar, atau pergi ke gym misalnya.
Data yang terkumpul menemukan bahwa 42% orang dewasa yang dites positif telah melakukan kontak dekat dengan setidaknya satu orang yang diketahui positif COVID-19 , dibandingkan dengan 14% dari mereka yang dites negatif namun sebagian besar melakukan kontak dekat, 51 %-nya adalah anggota keluarga.
Para peneliti juga menemukan bahwa 71% orang dewasa dengan COVID-19 dan 74% dari mereka yang dites negatif dilaporkan selalu menggunakan face shield saat berada di ruang publik. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang dites positif dan negatif ketika berbelanja, berkumpul dengan kurang dari 10 orang di rumah, pergi ke kantor, pergi ke gym, pergi ke salon, menggunakan transportasi umum, atau menghadiri pertemuan keagamaan.
Namun data menunjukkan, orang yang dites positif lebih mungkin melaporkan makan di restoran dalam dua minggu sebelum mereka mulai merasa sakit.
Studi ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk diperlukannya lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah temuan serupa akan muncul di antara kelompok pasien yang lebih besar, dan pertanyaan untuk menilai makan di restoran tidak membedakan antara makan di dalam atau di luar ruangan.
"Laporan paparan di restoran telah dikaitkan dengan sirkulasi udara. Arah, ventilasi, dan intensitas aliran udara dapat memengaruhi penularan virus. Bahkan jika tindakan jarak sosial dan penggunaan masker diterapkan sesuai dengan pedoman saat ini," tulis para peneliti. ( )
Terkait temuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa masker tidak dapat dipakai secara efektif saat makan dan minum. Sedangkan berbelanja dan banyak aktivitas dalam ruangan lain tidak menghalangi penggunaan masker.
"Selain makan di restoran, pasien kemungkinan juga pergi ke bar atau kedai kopi. Tapi temuan itu muncul hanya ketika analisis dibatasi pada peserta yang tak memiliki kontak dekat dengan orang yang diketahui COVID-19 sebelum timbulnya penyakit," tulis hasil temuan itu, seperti dilansir dari CNN, Kamis (17/9). ( )
Studi ini memasukkan data pada 314 orang dewasa yang dites COVID-19 selama Juli 2020 karena mereka mengalami gejala. Sebanyak 154 orang dinyatakan positif dan 160 lainnya dinyatakan negatif. Tes dilakukan di 11 fasilitas perawatan kesehatan yang berbeda di 10 negara bagian Amerika Serikat yakni California, Colorado, Maryland, Massachusetts, Minnesota, North Carolina, Ohio, Tennessee, Utah, dan Washington.
Para peneliti dari CDC dan institusi lain mencermati bagaimana pasien tersebut menanggapi pertanyaan tentang memakai masker dan berbagai aktivitas di masyarakat. Termasuk apakah mereka baru-baru ini makan di restoran, nongkrong di bar, atau pergi ke gym misalnya.
Data yang terkumpul menemukan bahwa 42% orang dewasa yang dites positif telah melakukan kontak dekat dengan setidaknya satu orang yang diketahui positif COVID-19 , dibandingkan dengan 14% dari mereka yang dites negatif namun sebagian besar melakukan kontak dekat, 51 %-nya adalah anggota keluarga.
Para peneliti juga menemukan bahwa 71% orang dewasa dengan COVID-19 dan 74% dari mereka yang dites negatif dilaporkan selalu menggunakan face shield saat berada di ruang publik. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang dites positif dan negatif ketika berbelanja, berkumpul dengan kurang dari 10 orang di rumah, pergi ke kantor, pergi ke gym, pergi ke salon, menggunakan transportasi umum, atau menghadiri pertemuan keagamaan.
Namun data menunjukkan, orang yang dites positif lebih mungkin melaporkan makan di restoran dalam dua minggu sebelum mereka mulai merasa sakit.
Studi ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk diperlukannya lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah temuan serupa akan muncul di antara kelompok pasien yang lebih besar, dan pertanyaan untuk menilai makan di restoran tidak membedakan antara makan di dalam atau di luar ruangan.
"Laporan paparan di restoran telah dikaitkan dengan sirkulasi udara. Arah, ventilasi, dan intensitas aliran udara dapat memengaruhi penularan virus. Bahkan jika tindakan jarak sosial dan penggunaan masker diterapkan sesuai dengan pedoman saat ini," tulis para peneliti. ( )
Terkait temuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa masker tidak dapat dipakai secara efektif saat makan dan minum. Sedangkan berbelanja dan banyak aktivitas dalam ruangan lain tidak menghalangi penggunaan masker.
(tsa)