Tinggi Badan Indikator Pertumbuhan Optimal Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stunting, salah satu bentuk malnutrisi, merupakan masalah sosial dan ekonomi yang terus berlanjut di Indonesia. Angka stunting adalah 27,67% atau sekitar satu dari empat anak di bawah usia 5 tahun tidak tumbuh ideal. Usia 5 tahun pertama dianggap sebagai masa pertumbuhan kritis bagi setiap anak.
Jika tidak ditangani, anak berisiko tidak mencapai potensi pertumbuhan optimal serta membawa efek jangka panjang pada kesehatan, performa di sekolah, dan dunia kerja pada masa depan. (Baca: Sahabat Nabi Tidak Bermazhab, Benarkah?)
“Tanpa nutrisi yang tepat dan adekuat, pertumbuhan yang kurang baik atau terhambat dapat terjadi, yang menyebabkan penyakit dan masalah perkembangan kognitif yang memiliki konsekuensi serius di kemudian hari bagi anak-anak,” kata Dr dr Conny Tanjung SpA(K), Dokter Spesialis Anak Bidang Nutrisi dan Metabolik RS Pantai Indah Kapuk.
Stunting dapat dicegah dengan pemberian nutrisi yang tepat dan pemantauan pertumbuhan yang ketat sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal. Pertumbuhan linear yang terjadi pada lempeng pertumbuhan dipengaruhi berbagai faktor, antara lain gen, hormon, dan nutrisi. Maka itu, penting bagi orang tua mempersiapkan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan optimal otak dan tulang demi masa depan anak. (Baca juga: Koeman Sarankan Puig Segera Tinggalkan Barcelona)
Orang tua dapat memantau pertumbuhan anaknya dan memastikan bahwa nutrisi yang tepat dan adekuat didapatkan sejak dini untuk memaksimalkan potensi yang ada pada masa depan. Kunci mengetahui adanya gejala malnutrisi secara dini yaitu melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak secara teratur.
Sebuah survei yang dilakukan kepada 1.221 orang tua di Indonesia baru-baru ini mengungkapkan bahwa 56% responden tidak mengukur dan memantau tinggi badan anak mereka secara teratur. Sepertiga orang tua tidak mengukur tinggi anak secara teratur karena faktor ketidaktersediaan instrumen pengukuran yang sesuai.
“Tinggi badan anak merupakan indikator untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dengan tinggi dan berat yang tepat serta apakah anak mendapatkan nutrisi yang cukup,” kata Angelico Escobar, Head of Abbott Nutrition International (ANI). Pertumbuhan yang terhambat pada masa kanak-kanak membuat seorang anak lebih pendek daripada teman-temannya dan tidak mungkin mengejar ketinggalan sepenuhnya. (Lihat videonya: Bom Pesawat Sukhoi TNI AU Jatuh ke Permukiman Warga di Takalar)
“Pertumbuhan yang lambat bukan hanya masalah fisik, melainkan juga berdampak pada pembelajaran dan perkembangan pada masa kanak-kanak,” ungkap Dr Jose Dimaano, Direktur Urusan Medis Abbott untuk Asia Pasifik.
Itulah pentingnya menyadari bahwa nutrisi memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan pertumbuhan anak dalam lima tahun pertama masa pertumbuhan. Berbeda dengan persepsi umum, kontribusi genetika pada pertumbuhan tinggi badan sejak bayi hingga anak usia dini relatif kecil. Sebaliknya, nutrisi bersama faktor lingkungan seperti kebersihan dan olahraga adalah kuncinya. (Sri Noviarni)
Jika tidak ditangani, anak berisiko tidak mencapai potensi pertumbuhan optimal serta membawa efek jangka panjang pada kesehatan, performa di sekolah, dan dunia kerja pada masa depan. (Baca: Sahabat Nabi Tidak Bermazhab, Benarkah?)
“Tanpa nutrisi yang tepat dan adekuat, pertumbuhan yang kurang baik atau terhambat dapat terjadi, yang menyebabkan penyakit dan masalah perkembangan kognitif yang memiliki konsekuensi serius di kemudian hari bagi anak-anak,” kata Dr dr Conny Tanjung SpA(K), Dokter Spesialis Anak Bidang Nutrisi dan Metabolik RS Pantai Indah Kapuk.
Stunting dapat dicegah dengan pemberian nutrisi yang tepat dan pemantauan pertumbuhan yang ketat sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal. Pertumbuhan linear yang terjadi pada lempeng pertumbuhan dipengaruhi berbagai faktor, antara lain gen, hormon, dan nutrisi. Maka itu, penting bagi orang tua mempersiapkan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan optimal otak dan tulang demi masa depan anak. (Baca juga: Koeman Sarankan Puig Segera Tinggalkan Barcelona)
Orang tua dapat memantau pertumbuhan anaknya dan memastikan bahwa nutrisi yang tepat dan adekuat didapatkan sejak dini untuk memaksimalkan potensi yang ada pada masa depan. Kunci mengetahui adanya gejala malnutrisi secara dini yaitu melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak secara teratur.
Sebuah survei yang dilakukan kepada 1.221 orang tua di Indonesia baru-baru ini mengungkapkan bahwa 56% responden tidak mengukur dan memantau tinggi badan anak mereka secara teratur. Sepertiga orang tua tidak mengukur tinggi anak secara teratur karena faktor ketidaktersediaan instrumen pengukuran yang sesuai.
“Tinggi badan anak merupakan indikator untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dengan tinggi dan berat yang tepat serta apakah anak mendapatkan nutrisi yang cukup,” kata Angelico Escobar, Head of Abbott Nutrition International (ANI). Pertumbuhan yang terhambat pada masa kanak-kanak membuat seorang anak lebih pendek daripada teman-temannya dan tidak mungkin mengejar ketinggalan sepenuhnya. (Lihat videonya: Bom Pesawat Sukhoi TNI AU Jatuh ke Permukiman Warga di Takalar)
“Pertumbuhan yang lambat bukan hanya masalah fisik, melainkan juga berdampak pada pembelajaran dan perkembangan pada masa kanak-kanak,” ungkap Dr Jose Dimaano, Direktur Urusan Medis Abbott untuk Asia Pasifik.
Itulah pentingnya menyadari bahwa nutrisi memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan pertumbuhan anak dalam lima tahun pertama masa pertumbuhan. Berbeda dengan persepsi umum, kontribusi genetika pada pertumbuhan tinggi badan sejak bayi hingga anak usia dini relatif kecil. Sebaliknya, nutrisi bersama faktor lingkungan seperti kebersihan dan olahraga adalah kuncinya. (Sri Noviarni)
(ysw)