Stigma Berkontribusi Terhadap Tingginya Angka Kematian Covid-19

Selasa, 05 Mei 2020 - 09:19 WIB
loading...
Stigma Berkontribusi Terhadap Tingginya Angka Kematian Covid-19
Stigma dan stereotipe negatif yang ditujukan kepada tenaga kesehatan atau pasien Covid-19 berkontribusi terhadap tingginya angka kematian akibat virus corona. / Foto: ilustrasi/Chronline
A A A
JAKARTA - Stigma dan stereotipe negatif yang diberikan individu atau kelompok masyarakat terhadap tenaga kesehatan atau pasien Covid-19 berkontribusi terhadap tingginya angka kematian akibat virus corona. Hal ini sebagaimana diungkapkan Direktur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, Fidiansjah.

Menurut Fidiansjah, stigma harus dilihat secara satu kesatuan karena stigma tidak semata-mata sebuah sikap atau perilaku pada suatu suasana yang menjadi tidak baik. "Tapi stigma juga akan menimbulkan marginilasiasi, dan memperburuk status kesehatan dan tingkat kesembuhan. Inilah yang perlu dipahami bahwa stigma berkontribusi terhadap tingginya angka kematian," paparnya, belum lama ini.

Fidiansjah pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melawan stigma dengan tidak mendiskriminasi dan mengucilkan tenaga kesehatan dan pasien Covid-19 ketika harus melakukan isolasi mandiri di rumah. Pasalnya, stigmasisasi tersebut sangat berdampak terhadap imunitas pasien Covid-19 dan akan berpengaruh dalam proses penyembuhan pasien.

Dalam hal ini, upaya melawan Covid-19 harus dilakukan secara komprehensif tidak hanya pada penanganan secara fisik, tapi juga dalam konteks kesehatan jiwa dan psikososial masyarakat. Jangan sampai berbagai informasi yang disampaikan pemerintah terkait Covid-19 setiap harinya malah menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat akibat ketidakpahaman.

Fidiansjah mengutarakan, stigma di masyarakat dapat ditekan dengan cara menyampaikan komunikasi risiko dengan tepat. Media berperan penting dalam komunikasi risiko kepada masyarakat dengan tidak hanya fokus pada pertumbuhan kasus dan kurangnya keterbukaan informasi perihal penanganan Covid-19.

Dia menilai, pemberitaan media terkait informasi yang utuh soal penularan virus yang tidak sampai ke masyarakat sangat memengaruhi stigma terhadap orang terkait Covid-19, baik itu kategori Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan pasien, keluarga pasien serta tenaga kesehatan.

Fidiansjah mencontohkan kasus perawat yang distigma dan mendapatkan perlakuan tidak pantas di lingkungannya kemudian terpapar Covid-19 dan meninggal dunia. Bahkan dalam proses pemakamannya, masih mendapat penolakan.

"Tentu sikap ini harus kita lawan, dan ini akan menimbulkan dampak kesehatan jiwa pada komunitas masyarakat itu sendiri," ucapnya.

Di sisi lain, Kemenkes mengajak masyarakat untuk memberikan apresiasi pada tenaga kesehatan atau orang-orang yang turut memberikan dukungan dalam penanganan Covid-19. Apresiasi yang dimaksud bisa berupa memberikan perhatian dan penghargaan.

"Mari beri apresiasi ketika ada segelintir masyarakat yang memberikan dukungan terhadap persoalan Covid-19. Segera kita berikan perhatian dukungan dengan ucapan, terima kasih Anda telah berikan pertolongan, dan sebagainya," pungkas Fidiansjah.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1772 seconds (0.1#10.140)