Mengajarkan Tanggung Jawab pada Anak Selama di Rumah Aja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Periode work from home dan learn from home membuat Anda memiliki lebih banyak waktu di rumah bersama anak-anak. Namun, kebanyakan orang tua bingung memberikan kegiatan untuk anak-anak mereka supaya tidak bosan di rumah. Padahal, mengajarkan tanggung jawab pada anak bisa jadi salah satu pilihan kegiatan yang seru dilakukan bersama.
Jane Cindy Linardi, M. Psi, Psi, CGA, Psikolog yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya ini mengatakan ayah, ibu, dan anak-anak dapat secara intens berinteraksi dan berkomunikasi di rumah.
“Pada situasi seperti ini, Anda dan orangtua lainnya kerap dilanda kebingungan memikirkan kegiatan seru untuk dilakukan bersama-sama ketika dirumah saja,” ucap Jane.
Peran penting orang tua adalah menanamkan nilai-nilai baik kepada anak-anaknya dan orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai baik adalah dengan memberi si kecil tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan rumah.
“Banyak manfaat yang dapat dirasakan anak bila ia sudah dapat bertanggung jawab atas apa yang ia kerjakan, di antaranya Melatih daya juang anak, karena anak tidak terbiasa dibantu orangtua, sehingga ia memiliki motivasi internal untuk berusaha menyelesaikan segala sesuatu sendiri,” papar Jane.
Untuk menumbuhkan kemampuan problem solving skill, misalnya minuman tumpah, maka penyelesaiannya adalah dengan membersihkan atau mengelap.
Sementara, untuk menumbuhkan efikasi diri (self-efficacy) pada anak, yaitu kepercayaan anak akan kapabilitas dirinya untuk melakukan sesuatu, yang akhirnya akan mengarah pada tumbuhnya rasa kepercayaan diri.
“Anak sebenarnya sudah mulai bisa dilepas dalam menentukan keputusannya sendiri sejak kecil. Misalnya dalam menentukan jenis mainan yang ingin ia mainkan, pakaian/ sepatu yang hendak dipakai, makanan yang ingin dikonsumsi, dan sebagainya,” ungkap Jane.
Pendampingan orang tua juga masih diperlukan. Misalnya, saat hendak melatih anak mengambil keputusan sendiri terhadap pakaian yang akan ia pakai, maka Anda dapat membantu menjabarkan bahwa tempat yang akan dikunjungi memiliki suhu atau temperatur yang dingin.
“Dengan itu, anak dapat bertanggung jawab dan menyesuaikan keputusannya dengan kondisi atau situasi yang akan dihadapinya,” imbuh Jane.
Jane Cindy Linardi, M. Psi, Psi, CGA, Psikolog yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya ini mengatakan ayah, ibu, dan anak-anak dapat secara intens berinteraksi dan berkomunikasi di rumah.
“Pada situasi seperti ini, Anda dan orangtua lainnya kerap dilanda kebingungan memikirkan kegiatan seru untuk dilakukan bersama-sama ketika dirumah saja,” ucap Jane.
Peran penting orang tua adalah menanamkan nilai-nilai baik kepada anak-anaknya dan orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai baik adalah dengan memberi si kecil tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan rumah.
“Banyak manfaat yang dapat dirasakan anak bila ia sudah dapat bertanggung jawab atas apa yang ia kerjakan, di antaranya Melatih daya juang anak, karena anak tidak terbiasa dibantu orangtua, sehingga ia memiliki motivasi internal untuk berusaha menyelesaikan segala sesuatu sendiri,” papar Jane.
Untuk menumbuhkan kemampuan problem solving skill, misalnya minuman tumpah, maka penyelesaiannya adalah dengan membersihkan atau mengelap.
Sementara, untuk menumbuhkan efikasi diri (self-efficacy) pada anak, yaitu kepercayaan anak akan kapabilitas dirinya untuk melakukan sesuatu, yang akhirnya akan mengarah pada tumbuhnya rasa kepercayaan diri.
“Anak sebenarnya sudah mulai bisa dilepas dalam menentukan keputusannya sendiri sejak kecil. Misalnya dalam menentukan jenis mainan yang ingin ia mainkan, pakaian/ sepatu yang hendak dipakai, makanan yang ingin dikonsumsi, dan sebagainya,” ungkap Jane.
Pendampingan orang tua juga masih diperlukan. Misalnya, saat hendak melatih anak mengambil keputusan sendiri terhadap pakaian yang akan ia pakai, maka Anda dapat membantu menjabarkan bahwa tempat yang akan dikunjungi memiliki suhu atau temperatur yang dingin.
“Dengan itu, anak dapat bertanggung jawab dan menyesuaikan keputusannya dengan kondisi atau situasi yang akan dihadapinya,” imbuh Jane.
(ted)