Mengurangi Susut dan Limbah Pangan di Masa Pandemi Covid-19

Selasa, 13 Oktober 2020 - 02:22 WIB
loading...
Mengurangi Susut dan Limbah Pangan di Masa Pandemi Covid-19
Ketika kita berbicara tentang makanan seimbang, kita harus tahu apa yang kita makan adalah apa yang kita butuhkan. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - GAIN (Global Alliance for Improved Nutrition) bersama pihak pemerintah, pemerhati lingkungan nasional dan internasional melaksanakan webinar bertema Mengurangi Susut dan Limbah Pangan di Masa Pandemi Covid-19 dalam memperingati Hari Kesadaran Internasional tentang Susut dan Limbah Pangan (International Day Awareness on Food Loss and Waste), belum lama ini.

(Baca juga: Diet Okinawa Dipercaya Membantu Meningkatkan Hidup Lebih Lama )

Webinar tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran tentang susut dan limbah pangan dari perspektif ketahanan pangan dan gizi. Selain itu, webinar itu juga membahas upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat susut dan limbah pangan di Indonesia dan pentingnya data yang lebih andal tentang susut dan limbah pangan aktual di Indonesia.

Menurut Acting Country Representative GAIN, Agnes Mallipu, kesempatan ini dimanfaatkan dalam menciptakan dialog dan membangun aliansi potensial serta berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran dan mengatasi masalah susut dan limbah pangan di berbagai tingkat.

"Kami yakin melalui webinar ini pembelajaran dari dan praktik terbaik di negara lain dan di seluruh dunia dalam mengatasi susut dan limbah pangan dapat mendorong pemangku kepentingan untuk berkampanye lebih lanjut dan mengembangkan kebijakan publik tentang pentingnya mengurangi susut dan limbah pangan dalam meningkatkan gizi anak dan keluarga di Indonesia," tutur Agnes melalui pernyataan tertulisnya, Minggu (12/10).

Webinar itu menghadirkan para pakar nasional dan internasional yang mengangkat berbagai isu dan best practice yang telah dilakukan dalam mengurangi susut dan limbah pangan dalam masa pandemi. Mereka antara lain Direktur Eksekutif GAIN, Dr. Lawrence Haddad; Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, Dr. Dhian Dipo; Deputi Direktur Pangan dan Pertanian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Noor Avianto SP, M.Agr; Direktur Global Institut Sumber Daya Dunia untuk Pangan, Hutan dan Air, World Resource Institute, Craig Hanson, M.Sc., M.Phil; serta Ahli Keuangan dan Perbankan, Duta Koalisi Pangan dan Penggunaan Lahan (FOLU) dan Anggota Dewan GAIN, Felia Salim.

Dr. Lawrence Haddad mengungkapkan, salah satu cara efektif untuk meningkatkan kesadaran mengurangi susut dan limbah pangan adalah dengan menciptakan peluang bisnis yang akan memberikan insentif yang cukup kuat agar pihak produsen tidak melakukan pemborosan terhadap pangan dan produk yang ditanam dan dipanen dengan waktu yang cukup panjang.

"Kita harus membantu para pelaku bisnis untuk melaksanakan hal ini, sektor publik memiliki peran yang cukup signifikan untuk membangun infrastruktur yang kuat dan terus menjadi tantangan besar. Karena bisnis di Indonesia cukup dinamis dan terus berkembang pesat, kita akan terus membutuhkan solusi teknologi rantai pendingin berbiaya rendah untuk mengatasi beberapa tantangan tata ruang dan infrastruktur yang dihadapi di negara ini," papar dia.

Berbicara soal susut dan limbah pangan dari aspek gizi dan nutrisi, Dr. Dhian Dipo mengutarakan, mengurangi susut dan limbah pangan adalah sebuah investasi. "Ketika kita berbicara tentang makanan seimbang, kita harus tahu apa yang kita makan adalah apa yang kita butuhkan, dan apa yang kita butuhkan tidak bisa berdasarkan pada asumsi 'laper mata', dengan memesan semua makanan yang seharusnya bisa kita makan tetapi pada kenyataan sebenarnya hanya mampu memakan sebagian kecil darinya. Ini kemudian menjadi pemborosan makanan," tuturnya.

"Apa yang selama ini kami lakukan adalah mengedukasi masyarakat terhadap perubahan perilaku dan menekankan praktik yang baik melalui visualisasi efektif dari makanan seimbang yang dilakukan misalnya melalui inisiatiaf 'Isi Piringku' yang menunjukkan pola makan seimbang dan bergizi," tambah Dhian.

(Baca juga: 5 Alasan Hubungan Anda mulai Memudar dan Bagaimana Mengatasinya? )

Berkenaan dengan masalah pengukuran dampak, Craig Hanson dari WRI menyampaikan bahwa sekarang adalah waktunya untuk menanggapi serius tentang mengurangi susut dan limbah pangan. "Ini dapat dijadikan respons terhadap pandemi Covid-19 , terhadap perubahan iklim, dan pada dasarnya, ini sangat baik untuk lingkungan, bisnis, dan negara kita jika mengadopsi pendekatan target-mengukur-tindakan," ucapnya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)