Meluruskan Mitos Seputar Osteoporosis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Osteoporosis merupakan penurunan kualitas dan kepadatan tulang yang dapat membuat tulang lebih rapuh dan mudah patah. Angka kejadian osteoporosis di Indonesia sebenarnya lebih tinggi dibanding angka kasus jantung, stroke, dan payudara. Hanya saja pemahaman masyarakat perihal osteoporosis masih minim. Masih banyak mitos yang beredar terkait osteoporosis seperti berikut:
Mitos: Osteoporosis merupakan kondisi normal karena proses penuaan. Fakta: Densitas/kepadatan tulang menurun dengan bertambahnya usia. Tidak benar bahwa semua lansia mengalami osteoporosis.
Baca juga : Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahan Osteoporosis
Mitos: Patah tulang bukan masalah serius.
Fakta: Patah tulang mempengaruhi kondisi fisik, mental, dan emosional, serta dapat menyebabkan kematian (patah tulang panggul).
Mitos: Osteoporosis merupakan penyakit yang mengenai perempuan Kaukasia (kulit putih) lansia.
Fakta:Osteoporosis lebih sering terjadi pada perempuan (1 dari 3 perempuan) karena setelah menopause ada penurunan densitas/kepadatan tulang dan menurun tajamnya hormon estrogen. Osteoporosis dapat mengenai semua kelompok usia, etnis, dan gender. Pada kenyataannya 1 dari 5 penderita osteoporosis adalah laki-laki. Usia muda bisa terkena osteoporosis akibat kondisi medis semisal rheumatoid arthritis, malabsorpsi, konsumsi obat yang menyebabkan hilangnya massa tulang, contohnya glucocorticoids.
Mitos: Minum susu dan latihan fisik maka tidak berisiko terkena osteoporosis.
Fakta: Selama masa kehidupan dibutuhkan upaya untuk membangun dan mempertahankan kesehatan tulang dengan cara: cukup asupan kalsium dan vitamin D. Serta melakukan latihan fisik secara teratur. Ada faktor lain yang meningkatkan risiko untuk terkena osteoporosis.
Lihat Juga: Pemeriksaan Laboratorium Diagnostik Molekuler Bantu Bumil Skrining Kelainan Kromosom pada Janin
Mitos: Osteoporosis merupakan kondisi normal karena proses penuaan. Fakta: Densitas/kepadatan tulang menurun dengan bertambahnya usia. Tidak benar bahwa semua lansia mengalami osteoporosis.
Baca juga : Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahan Osteoporosis
Mitos: Patah tulang bukan masalah serius.
Fakta: Patah tulang mempengaruhi kondisi fisik, mental, dan emosional, serta dapat menyebabkan kematian (patah tulang panggul).
Mitos: Osteoporosis merupakan penyakit yang mengenai perempuan Kaukasia (kulit putih) lansia.
Fakta:Osteoporosis lebih sering terjadi pada perempuan (1 dari 3 perempuan) karena setelah menopause ada penurunan densitas/kepadatan tulang dan menurun tajamnya hormon estrogen. Osteoporosis dapat mengenai semua kelompok usia, etnis, dan gender. Pada kenyataannya 1 dari 5 penderita osteoporosis adalah laki-laki. Usia muda bisa terkena osteoporosis akibat kondisi medis semisal rheumatoid arthritis, malabsorpsi, konsumsi obat yang menyebabkan hilangnya massa tulang, contohnya glucocorticoids.
Mitos: Minum susu dan latihan fisik maka tidak berisiko terkena osteoporosis.
Fakta: Selama masa kehidupan dibutuhkan upaya untuk membangun dan mempertahankan kesehatan tulang dengan cara: cukup asupan kalsium dan vitamin D. Serta melakukan latihan fisik secara teratur. Ada faktor lain yang meningkatkan risiko untuk terkena osteoporosis.
Lihat Juga: Pemeriksaan Laboratorium Diagnostik Molekuler Bantu Bumil Skrining Kelainan Kromosom pada Janin
(wur)