Sean Connery, Pengantar Susu yang Sukses Sebagai Mata-Mata 007

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 22:31 WIB
loading...
Sean Connery, Pengantar Susu yang Sukses Sebagai Mata-Mata 007
Selama 40 tahun, Sean Connery mengokohkan diri sebagai salah satu aktor terbaik di dunia dengan perannya sebagai James Bond yang mengantarkan kesuksesannya. (Reuters/Files)
A A A
Wafatnya Sean Connery menjadi duka mendalam tak hanya bagi dunia perfilman. Skotlandia pun turut larut dalam kesedihan atas kepergian aktor legendaris dari negara tersebut. Sean meninggal dunia dalam usia 90 tahun, Sabtu (31/10) waktu setempat di Bahama.

Popularitas Sean melesat setelah dia memerankan tokoh agen MI6 yang seksi, tampan dan cerdas, James Bond . Sejak saat itu, kariernya bertahan selama kurang lebih 40 tahun.

Popularitas dan kesuksesan yang dinikmati Sean tidak didapatkan dengan mudah. Perjuangan berat pun dia lakoni hingga mencapai apa yang dia nikmati hingga embusan napas terakhirnya.

Sean tidak dilahirkan dalam kondisi berada. Keluarganya adalah keluarga miskin yang tinggal di kawasan kumuh di Edinburgh. Sebelum terjun ke dunia akting, Sean bekerja sebagai penyemir peti mati, pengantar susu dan penjaga keselamatan. Ketika berusia 16 tahun, dua tahun setelah Perang Dunia II berakhir, Sean mendaftarkan diri ke Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Dia mengabdi selama 3 tahun. Hobi binaraganyalah yang mengantarkan Sean ke gerbang dunia akting yang menjadikannya salah satu aktor terbaik di muka bumi ini. (Baca Juga: Sean Connery, Aktor Pemeran James Bond Terbaik Tutup Usia )

“Saya tumbuh tanpa pemikiran sebuah karier, apalagi akting. Saya jelas tidak pernah merencanakannya. Semuanya terjadi begitu saja, sungguh,” ujar Sean suatu ketika, seperti dikutip Reuters.

Pria yang terlahir dengan nama asli Thomas Connery pada 25 Agustus 1930 itu mengawali kariernya dari panggung teater. Peran yang dia dapatkan waktu itu pun tergolong peran kecil sebelum akhirnya dia pindah ke televisi dan film.

Keterlibatannya di film leprechaun produksi Disney , Darby O’Gill and the Little People, pada 1959 membantu sulung dari dua bersaudara ini mendapatkan peran Bond. Produser film, Alfred "Cubby" Broccoli, meminta istrinya, Dana, menonton aksi Sean di film Disney itu sementara dia mencari aktor yang pas untuk pemeran Bond di film pertamanya.

Saat itu, Broccoli tidak yakin kalau Sean punya daya tarik seks. “Saya melihat wajahnya dan cara dia bergerak dan bicara dan saya bilang, 'Cubby, dia mengagumkan! Dia sempurna, dia punya material bintang di sana',” ujar Dana, istri Broccoli.

Beruntung Broccoli mendengarkan kata sang istri. Dia pun segera mengontak Sean dan memberikan peran Bond untuknya. Terbukti, berkat akting Sean-lah, Bond pun menjadi salah satu franchise terbesar saat ini. (Baca Juga: Sempat Diragukan, Sean Connery Malah Sukses Perankan James Bond )

Sean akan dikenang sebagai agen 007 pertama di layar lebar. Bond adalah karakter yang diciptakan novelis Ian Fleming dan kali pertama dilakonkan Sean di layar lebar lewat film Dr No pada 1962.

Sean turut membantuk karakter Bond yang ramah dengan humor masam dalam menggagalkan rencana penjahat flamboyan. Dia juga tampil dengan serentetan wanita cantik dan seksi di film-filmnya. Putra supir truk itu juga menciptakan kedalaman karakter yang menjadi standar acuan bagi mereka yang menggantikannya sebagai Bond di masa depan.

Selama lebih dari 50 tahun, franchise James Bond masih berjalan dengan baik sejak Sean tampil di Dr No. Film megah yang padat dengan gawai high-tech dan efek spektakuler ini senantiasa memecahkan rekor box office dan meraup keuntungan jutaan dolar.

Setelah sukses dengan Dr No, Sean tampil di serangkaian film Bond seperti From Russia with Love (1963), Goldfinger (1964), Thunderball (1965) dan You Only Live Twice (1967). Namun, Sean kemudian menjadi khawatir karena mendapatkan stereotipe akibat perannya di Bond. Setelah You Only Live Twice, dia memutuskan untuk rehat sebagai agen 007 itu. (Baca Juga: No Time To Die Gunakan 8.400 Galon Coca-Cola untuk Adegan Daniel Craig )

Peran Bond kemudian digantikan George Lazenby di film On Her Majesty’s Secret Service pada 1969. Namun, tanpa kehadiran Sean sebagai Bond, film itu mengecewakan para penonton. Akhirnya, pada 1971, Sean pun kembali sebagai Bond lewat Diamonds Are Forever. Iming-iming tambahan pemasukan sukses membuatnya mau kembali ke franchise ini. Uang itu kemudian dia sumbang ke yayasan pendidikan Skotlandia. Dia menegaskan jika film itu adalah yang terakhir bagi dia sebagai Bond.

Namun, 12 tahun kemudian, saat berusia 53 tahun, Sean kembali sebagai 007 di film Never Say Never Again (1983). Film ini berbeda dengan film Bond lainnya karena diproduksi secara independen. Ini membuat marah mentornya, Albert Broccoli.
Sean Connery, Pengantar Susu yang Sukses Sebagai Mata-Mata 007

Pada 1983, Sean menyebutkan hal-hal yang menurut dia idealdengan Bond. Menurut dia, Bond memilki lokasi yang indah, ambiens yang menarik, cerita yang bagus, karakter yang menarik, seperti cerita detektif dengan mata-mata dan setting eksotik.

Sebenarnya, Sean memiliki tipe yang sangat berbeda dengan karakter Bond yang ditulis Ian Fleming dengan latar belakang sosialnya. Dia lebih suka bir ketimbang koktail vodka martini Bond yang ‘dikocok, bukan diaduk’. Namun, pengaruh Sean membantu membentuk karakter di buku dan juga di film. Dia tidak pernah berusaha menutupi aksesn Skotlandia-nya, yang kemudian membuat Ian memberikan warisan Skotlandia bagi Bond di buku yang dirilis setelah debut Sean.

Sebagai Bond, di setiap film, dia akan memperkenalkan diri dengan ucapan khasnya, yaitu, “Bond, James Bond.” Namun, Sean ternyata tidak suka diidentikkan dengan peran tersebut. Bahkan, dia pernah menyatakan kalau dia membenci James Bond.

Tak mau terus-terusan identik dengan Bond, Sean pun mencoba peran di berbagai film lain. Sosoknya yang tinggi dan tampan dengan suara berat yang pas dengan peran tertentu, Sean pun berkesempatan berperan di sejumlah peran penting lain selain Bond. Dia bahkan meraih Oscar untuk perannya sebagai polisi Chicago di The Untouchables (1987).

Sepanjang kariernya, Sean telah bekerja sama dengan sejumlah sutradara kenamaan. Dia membintangi Marnie (1964), karya Alfred Hitchcock. Dia bahkan pernah tampil di Indiana Jones and the Last Crusade (1989) arahan Steven Spielberg. Selain itu, dia juga membintangi The Wind and the Lion (1975), The Man Who Would be King (1975) dan The Hunt for the Red October (1990). (Baca Juga: Tom Hardy Dilaporkan Akan Segera Diresmikan Jadi James Bond Berikutnya )

Kesuksesannya di dunia akting tidak membuat Sean melupakan idealismenya. Idealisme ini juga yang membuatnya berselisih dengan sutradara film terakhir yang dia bintangi, The League of Extraordinary Gentlemen, pada 2003. Setelah perselisihan itu, dia pun memutuskan pensiun dari dunia akting.

“Saya muak berhadapan dengan orang-orang idiot,” kata Sean kala itu.

Sean adalah pendukung berat kemerdekaan Skotlandia. Dia bahkan menyematkan kata Scotland Forever di tato lengannya saat mengabdi di Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Ketika dia diberi gelar ksatria oleh Ratu Elizabeth II pada 2000 di Holyrood Palace di Edinburgh, Sean, yang saat itu berusia 69 tahun, tampil dengan mengenakan busana tradisional Skotlandia lengkap dari klan MacLeod yang dia warisi dari ibunya.

Selama hidupnya, Sean dua kali menikah. Pada 1962, dia menikahi aktris Diane Cilento dan dikaruniai seorang putra bernama Jason. Setelah 11 tahun menikah, pasangan itu bercerai. Pada 1975, Sean menikahi artis asal Prancis, Micheline Roquebrune, yang dia temui saat bermain golf.
(alv)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1134 seconds (0.1#10.140)