Diperingati Setiap 12 November, Kenapa Hari Ayah Tidak Sepopuler Hari Ibu?

Kamis, 12 November 2020 - 14:32 WIB
loading...
Diperingati Setiap 12 November, Kenapa Hari Ayah Tidak Sepopuler Hari Ibu?
Posisi ayah sejajar dengan ibu, dan selalu punya cara sendiri dalam menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga, hingga peran penting lainnya di keluarga. / Foto: Ilustrasi/The Sunday Guardian
A A A
JAKARTA - Di Indonesia, tiap 12 November diperingati sebagai Hari Ayah . Peringatan Hari Ayah Nasional ini kali pertama dideklarasikan di Solo pada 2016. Selanjutnya, setiap 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.

(Baca juga: Selamat Hari Ayah Nasional! )

Sebagaimana menukil laman Sahabat KeluargaKemendikbud, Hari Ayah Nasional lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Pada awalnya, PPIP mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu ketika peringatan Hari Ibu 2014 di Solo.

Mulai dari dnak-anak dari usia SD hingga mahasiswa serta masyarakat umum sangat antusias mengikuti sayembara tersebut. Saat acara telah berakhir, terdapat peserta yang nyeletuk kapan akan digelar sayembara menulis surat untuk Ayah. "Kapan peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi," ucap peserta, yang membuat pihak penyelenggara terkejut.

Beranjak dari hal tersebut, PPIP pun berusaha mencari informasi seputar Hari Ayah, bahkan melakukan audiensi ke DPRD Kota Surakarta. Ketika upaya mereka tidak memperoleh hasil yang memuaskan, maka PPIP setelah melalui proses yang sangat panjang menetapkan Hari Ayah Nasional setiap 12 November .

Deklarasi yang digabung bersama dengan Hari Kesehatan itu pun mengambil semboyan Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya.

Kendati demikian, banyak yang memandang jika Hari Ayah ini tidak sepopuler Hari Ibu . Hal ini dapat terjadi, pasalnya menurut Komisioner KPAI, Jasra Putra, secara sederhana bisa dijawab karena anak dilahirkan dari rahim seorang Ibu, dan dalam perkembangan awal, anak sangat menggantungkan peran dari seorang ibu.

"Untuk itulah Hari Ibu disambut antusias oleh anak anak. Rasa berterima kasih tak berkesudahan dirasakan anak anak untuk ibunya, sehingga sampai ada bahasa kasih sayang Ibu sepanjang masa dan kasih sayang anak sepanjang galah. Sehingga anak-anak lebih merasakan kehadiran sosok Ibunya. Sehingga perayaan Hari Ibu lebih mudah digerakkan dan massif diselenggarakan," tulis Jasra Putra dalam siaran persnya, Kamis (12/11/2020).

Dalam ajaran agama Islam, para pemeluknya diwajibkan berbakti kepada orang tua, terutama ibu. Berbakti kepada kedua orang tua sangat besar pahalanya di sisi Allah Ta'ala. Islam menempatkan ibu dalam derajat kemuliaan yang lebih besar daripada ayah.

Begitulah yang ditetapkan Al-Qur'an dan disebutkan berulang kali di berbagai surah dalam Al-Qur'an. Di antaranya sebagaimana tercantum dalam Surah Luqman ayat 14 yang menyebutkan bahwa seorang ibu mengalami tiga fase kepayahan, mulai dari fase kehamilan, kemudian melahirkan, lalu menyusui.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1335 seconds (0.1#10.140)