Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di US National Library of Medicine National Institutes of Health, gejala-gejala COVID-19 telah diselidiki. Studi tersebut mencatat, bagi banyak orang sakit dengan infeksi saluran pernapasan atas (URI) virus, pengalaman makan makanan dan merasakan rasa sering tumpul baik sekunder dari rinitis dan mengakibatkan penyumbatan hidung atau dari cedera virus langsung ke neuroepithelium penciuman.
Baca juga : Waspada! Gejala COVID-19 pada Anak Cenderung seperti Flu
Penciuman retronasal, kombinasi antara bau dan rasa orthonasal, adalah proses sensorik yang memungkinkan manusia untuk merasakan rasa, yang didefinisikan sebagai persepsi tentang apa pun di luar lima dimensi rasa makanan yakni manis, asin, pahit, asam, dan umami.
Baca Juga:
“Seorang wanita Afrika-Amerika berusia 59 tahun dibawa ke institusi kami dengan ambulans pada 29 Maret 2020, akibat sesak napas, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari," tulis studi tersebut dilansir dari Express, Rabu (25/11).
"Sekitar seminggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mulai mengalami penurunan nafsu makan dan ketidaktertarikan pada makanan. Gejala-gejala ini diisolasi dan didahului dengan indikasi bahwa dia sakit," lanjutnya.
Selama seminggu sebelum presentasinya, makanan yang biasanya dia nikmati terasa hambar dan logam. Ketika ditanyai lebih lanjut, dia juga mengakui kemampuan penciuman yang perlahan berkurang yang berkembang menjadi anosmia lengkap tanpa adanya hidung tersumbat atau gejala hidung lainnya.
“Selama pasien berada di ICU, hasil SARS-CoV-2 NAAT positif terdeteksi virus pada 2 April 2020," jelas studi tersebut.