Tak Perlu Ragu! Vaksin Sinovac Ini Udah Teruji Secara Klinis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat diminta tidak lagi meragukan manfaat dari vaksin COVID-19 yang nantinya akan diberikan pemerintah. Vaksin yang akan diberikan itu, sudah melalui tahapan uji klinis yang ketat disertai pengawasan dari lembaga otoritas milik pemerintah, maupun lembaga internasional yang mengurusi kesehatan.
"Vaksinasi yang diikuti dengan penerapan protokol kesehatan akan semakin efektif meningkatkan perlindungan diri dari penularan COVID-19 . Keduanya akan saling melengkapi untuk memberikan kekebalan tubuh dari ancamam virus. Sehingga tujuan dari pemberian vaksin bisa tercapai," tulis akun Twitter @KemenkesRI.
Baca juga : Jokowi: 15 Juta Vaksin Akan datang Lagi Bulan Ini
"Perjuangan kita melawan COVID-19 masih panjang. Untuk itu, jangan lengah dengan tetap patuh menerapkan protokol kesehatan 3M, memakai masker, menjaga jarak fisik 1-2 meter serta mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir secara ketat, dalam kehidupan sehari-hari," lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, dr Reisa Brotoasmoro baru-baru ini. Reisa menjelaskan bahwa vaksin adalah bentuk upaya pembuatan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Ini adalah pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar penyakit dahulu untuk menumbuhkan kekebalan tubuh atau imunitas .
"Vaksinasi merupakan upaya pemberian kekebalan tubuh untuk melawan virus yang sudah dikenali. Yang manjur untuk mengendalikan wabah, bahkan memberantas dan menghilangkan wabah dan penyakit di dunia. Seperti cacar dan polio," jelas Reisa.
"Vaksin adalah pelengkap dan datang secara bertahap, serta digunakan sesuai skala prioritas. Namun kita tidak boleh lengah dan menurunkan disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan)," sambungnya.
Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi dilakukan bertahap dan mendahulukan kelompok prioritas dengan pertimbangan risiko kesehatan lebih tinggi. Kedepannya pemerintah akan membuat dua skema vaksinasi bersubsidi dan mandiri. Pemerintah akan mempersiapkan dengan cermat aturan dan kalkulasi biaya pelaksanaan vaksinasi secara mandiri, sehingga harga terjangkau dan dapat diakses masyarakat secara luas.
Menurut peraturan Badan POM No. 27 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat, bahwa emergency use authentication (EUA) dapat diberikan untuk vaksin COVID-19 dengan syarat digunakan dan didistribusikan secara terbatas dengan peninjauan rutin terus menerus.
"Pemerintah telah menyusun daftar urutan penerima vaksin COVID-19, yang rencananya akan diberikan secara bertahap. Kelompok pertama adalah tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19," tulis @KemenkesRI.
Baca juga : Sinovac Biotech, Produsen Vaksin Corona yang Dipercaya Indonesia
Seperti diberitakan sebelumnya, vaksin COVID-19 buatan perusahaan Cina Sinovac tiba di Indonesia Minggu (6/12) malam. Vaksin sebanyak 1,2 juta dosis tersebut dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 21.27 WIB.
"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin COVID-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020 lalu,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan persnya, Minggu (6/12).
"Vaksinasi yang diikuti dengan penerapan protokol kesehatan akan semakin efektif meningkatkan perlindungan diri dari penularan COVID-19 . Keduanya akan saling melengkapi untuk memberikan kekebalan tubuh dari ancamam virus. Sehingga tujuan dari pemberian vaksin bisa tercapai," tulis akun Twitter @KemenkesRI.
Baca juga : Jokowi: 15 Juta Vaksin Akan datang Lagi Bulan Ini
"Perjuangan kita melawan COVID-19 masih panjang. Untuk itu, jangan lengah dengan tetap patuh menerapkan protokol kesehatan 3M, memakai masker, menjaga jarak fisik 1-2 meter serta mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir secara ketat, dalam kehidupan sehari-hari," lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, dr Reisa Brotoasmoro baru-baru ini. Reisa menjelaskan bahwa vaksin adalah bentuk upaya pembuatan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Ini adalah pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar penyakit dahulu untuk menumbuhkan kekebalan tubuh atau imunitas .
"Vaksinasi merupakan upaya pemberian kekebalan tubuh untuk melawan virus yang sudah dikenali. Yang manjur untuk mengendalikan wabah, bahkan memberantas dan menghilangkan wabah dan penyakit di dunia. Seperti cacar dan polio," jelas Reisa.
"Vaksin adalah pelengkap dan datang secara bertahap, serta digunakan sesuai skala prioritas. Namun kita tidak boleh lengah dan menurunkan disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan)," sambungnya.
Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi dilakukan bertahap dan mendahulukan kelompok prioritas dengan pertimbangan risiko kesehatan lebih tinggi. Kedepannya pemerintah akan membuat dua skema vaksinasi bersubsidi dan mandiri. Pemerintah akan mempersiapkan dengan cermat aturan dan kalkulasi biaya pelaksanaan vaksinasi secara mandiri, sehingga harga terjangkau dan dapat diakses masyarakat secara luas.
Menurut peraturan Badan POM No. 27 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat, bahwa emergency use authentication (EUA) dapat diberikan untuk vaksin COVID-19 dengan syarat digunakan dan didistribusikan secara terbatas dengan peninjauan rutin terus menerus.
"Pemerintah telah menyusun daftar urutan penerima vaksin COVID-19, yang rencananya akan diberikan secara bertahap. Kelompok pertama adalah tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19," tulis @KemenkesRI.
Baca juga : Sinovac Biotech, Produsen Vaksin Corona yang Dipercaya Indonesia
Seperti diberitakan sebelumnya, vaksin COVID-19 buatan perusahaan Cina Sinovac tiba di Indonesia Minggu (6/12) malam. Vaksin sebanyak 1,2 juta dosis tersebut dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 21.27 WIB.
"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin COVID-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020 lalu,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan persnya, Minggu (6/12).
(wur)