Perubahan Kepribadian dan Perilaku Bisa Jadi Gejala Awal Demensia

Minggu, 13 Desember 2020 - 02:12 WIB
loading...
Perubahan Kepribadian dan Perilaku Bisa Jadi Gejala Awal Demensia
Demensia adalah istilah umum untuk kumpulan gejala yang terkait dengan kerusakan otak yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. / Foto: Ilustrasi/A Place for Mom
A A A
JAKARTA - Demensia adalah istilah umum untuk kumpulan gejala yang terkait dengan kerusakan otak yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Jenis gejala yang Anda alami kali pertama akan bergantung pada wilayah otak yang terkena.

(Baca juga: Serangan Jantung Sering Terjadi saat Musim Dingin, Ini Tips Mencegahnya )

Demensia frontotemporal (FTD), misalnya, pertama-tama menyebabkan masalah pada perilaku dan bahasa karena memengaruhi area otak yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi ini.

Gejala FTD pertama yang terlihat adalah perubahan kepribadian dan perilaku. Menurut Alzheimer's Society (AS), perubahan ini berupa hilangnya hambatan. Perubahan perilaku lainnya termasuk mengabaikan kebersihan pribadi, makan berlebihan dan kehilangan motivasi.

"Misalnya, membuat komentar tidak sensitif atau kasar tentang penampilan seseorang, membuat gerakan seksual di depan umum, menatap orang asing, atau agresif secara verbal atau fisik," ungkap AS seperti dilansir Daily Express, Sabtu (12/12).

"FTD juga dapat memengaruhi seberapa sensitif seseorang terhadap rangsangan fisik atau lingkungan seperti suhu, suara dan bahkan rasa sakit," tambahnya.

Karena itu, Anda harus menemui dokter umum jika merasa mengalami gejala awal demensia. Jika Anda mengkhawatirkan orang lain, dorong mereka untuk membuat janji dengan dokter umum dan mungkin menyarankan Anda pergi bersama mereka.

Demensia frontotemporal disebabkan oleh gumpalan protein abnormal yang terbentuk di dalam sel otak. Tidak sepenuhnya dipahami apa yang menyebabkan ini, tetapi penelitian telah menemukan hubungan genetik. "Untuk varian perilaku FTD, satu dari setiap dua atau tiga orang dengan penyakit ini dapat memiliki riwayat keluarga," ungkap Alzheimer's Research UK.

Menurut badan amal tersebut, para ilmuwan telah menemukan sejumlah gen rusak yang dapat menyebabkan bentuk FTD yang diturunkan, termasuk tau, progranulin, dan C9ORF72. "Jika dokter Anda mencurigai adanya hubungan keluarga yang kuat, Anda mungkin ditawari tes genetik dan kerabat dekat mungkin ditawari konseling genetik," tambahnya.

Dalam kasus FTD di mana tidak ada riwayat keluarga, faktor risiko belum sepenuhnya dipahami tetapi beberapa kemajuan telah dibuat. Satu studi berusaha untuk menentukan apakah merokok dan obesitas dapat menjadi faktor risiko FTD dan penyakit Alzheimer (AD).

90 pasien dengan FTD dan 654 pasien dengan DA dibandingkan dengan 116 orang tua yang secara kognitif sehat dalam desain longitudinal dengan 15 sampai 31 tahun antara pengukuran faktor risiko sebelum diagnosis demensia.

(Baca juga: Ini Manfaat saat Ibu Menyentuh Anak dengan Lembut )

Tidak ada hubungan antara merokok dan FTD, tetapi ada hubungan yang signifikan antara obesitas dan FTD. Oleh karena itu, menurunkan berat badan dapat menurunkan risiko penurunan otak, meskipun penelitian tidak meyakinkan.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1743 seconds (0.1#10.140)