Pandemi Covid-19, Anak Dituntut Untuk Cepat Beradaptasi

Kamis, 17 Desember 2020 - 15:45 WIB
loading...
Pandemi Covid-19, Anak...
Masa pandemi membuat anak harus cepat beradaptasi dengan kebiasaan baru. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, membuat situasi hak anak mengalami dampak yang cukup signifikan.Situasi tersebut memaksa agar semua orang termasuk anak-anak untuk beradaptasi secepat mungkin. Dengan tidak adanya kepastian di tengah situasi yang terus berubah-ubah, anak-anak menjadi rentan dengan berbagai risiko.

Save the Children membuat refleksi situasi hak anak Indonesia sebagai upaya hak-hak anak dapat dipenuhi dengan cara yang terus membaik. Diharapkan melalui pemaparan ini para pemangku kepentingan tetap memegang komitmen tinggi atas pemenuhan anak di situasi yang penuh tantangan seperti sekarang.

(Baca juga : Viral! Video Pekerja Medis Menari Rayakan Kedatangan Vaksin Covid )

Interim Campaign Manager Save the Children Indonesia, Fandi Yusuf, memaparkan hasil dari Rapid Needs Assessment atau Penilaian Kebutuhan secara Cepat yang dilakukan bulan April 2020 dan memetakan setidaknya ada 7 risiko utama yang dihadapi oleh anak-anak selama pandemi.

Baca juga : Ada Strain Baru Covid-19, Masyarakat Tidak Perlu Panik

“Risiko itu adalah kehilangan orang tua karena Covid-19, orang tua kehilangan mata pencaharian atau pendapatan, sulit mengakses layanan pendidikan yang berkualitas, rentan mengalami kekerasan dan eksploitasi, sulit mengakses layanan kesehatan dasar dan gizi, anak yang tinggal di kawasan dan rawan bencana, dan terbatasnya dukungan bagi anak dengan disabilitas,” papar Fandi dalam webinar bertajuk “Catatan Akhir Tahun: Refleksi Situasi Pemenuhan Hak Anak Indonesia 2020”, Selasa (15/12).

Ia menuturkan bahwa pihaknya berupaya dalam berbagai bidang terutama kesehatan, nutrisi dan pendidikan anak, perlindungan anak, dan tata kelola hak anak. “Kita perlu memastikan anak-anak tetap dapat belajar di rumah sehingga tingkat keaksaraan mereta tetap terjaga dengan baik dan tetap bersemangat mempersiapkan diri kembali ke sekolah jika situasi telah aman. Kami juga memberikan pemahaman terhadao kondisi psikologis anak dan selama Pandemi Covid-19,” tambahnya.

(Baca juga : Empat Kasus Baru, 2.283 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19 )

Sementara itu, Deputy Chief Program Impact and Policy, Tata Sudrajat menambahkan adanya angka kekerasan pada anak, termasuk yang terjadi di rumah, meningkat selama masa Pandemi Covid-19. Ia memaparkan sebagian hasil dari Global Survey Save the Children di 34 negara pada bulan Agustus 2020.

(Baca juga : Mantan Presiden Swiss Meninggal Dunia Akibat Covid-19 )

Dari survei tersebut disampaikan 23% orang tua melakukan pengasuhan negatif kepada anak. 25% keluarga melaporkan adanya kekerasan dalam keluarga yang mengalami pengurangan pendapatan.

Baca juga : Disebut Lebih Menular, WHO Teliti Strain Baru Covid-19 di Inggris

Terkait dengan pembelajaran daring, 40% orang tua belum melakukan tindakan untuk melindungi anaknya dari dampak negative internet, termasuk perundungan di sekolah melalui internet. Dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh ini konsumsi internet oleh anak yang biasanya hanya 3-4 jam menjadi naik.

"Sangat disayangkan orang tua belum semuanya dapat melindungi anak-anak dari paparan informasi di internet, termasuk potensi cyber bullying yang meningkat seiring dengan penggunaan internet,” terang Tata.
(wur)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1503 seconds (0.1#10.140)