Kasus Covid-19 Tinggi, Euforia Perayaan Malam Tahun Baru Turun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setiap tahun, detik-detik menjelang pergantian tahun menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu semua orang. Masing-masing punya cara tersendiri untuk merayakan malam spesial tersebut yang biasanya sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari. Namun, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini tingkat euforia untuk menyambut malam tahun baru turun drastis.
Malam tahun baru tidak lagi menjadi sesuatu yang dinanti. Angka kasus Covid-19 yang sampai saat ini masih sangat tinggi, menurunkan tingkat antusiasme masyarakat untuk menyambut malam tahun baru dengan kemeriahan.
Terlebih data Kementerian Kesehatan per 22 Desember 2020, menunjukkan pasien terkonfirmasi positif telah mencapai angka 678.125 kasus. Hal itu membuat masyarakat prihatin dan mengurungkan niat untuk mengadakan pesta tahun baru.
Dalam hasil survei Litbang SINDO yang diselenggarakan pada 12-19 Desember 2020 lalu, sebanyak 72% responden mengakui hal tersebut. "Karena pandemi jadi biasa aja, sudah nggak antusias lagi. Kemana-mana juga sudah dibatasi, susah," ujar Ike, salah satu responden asal Bogor.
Lantas, apa yang akan dilakukan warga saat malam tahun baru? Salah seorang responden bernama Fitri Rizky, warga Depok mengatakan akan mengisi malam pergantian tahun dengan aktivitas yang dilakukan di rumah saja bersama keluarga.
"Lagi tinggi-tingginya Covid-19, takutnya kalau kita berkeliaran kasusnya tambah naik," ujarnya. Fitri juga menyadari bahwa angka kasus Covid-19 bisa turun jika semua masyarakat mematuhi kebijakan pemerintah, termasuk menahan diri untuk tidak bepergian ke luar rumah.
(Baca juga: Peneliti Temukan Bakteri untuk Lawan Efek Obesitas )
Karenanya Fitri juga berharap agar masyarakat dapat menyadarinya dengan tetap tinggal di rumah saja saat malam pergantian tahun. "Kalau cuma segelintir warga yang sadar jadi tidak efektif sih, makanya mudah-mudahan yang lain juga bisa sadar kalau bahaya masih mengancam," tuturnya.
Responden lainnya juga menyatakan akan menyambut pergantian tahun dengan berbagai kegiatan di dalam rumah saja. Dalam hasil survei, 72% responden mengaku hanya akan berkumpul bersama teman/keluarga, sedangkan 28% responden lainnya memilih tidur di malam pergantian tahun.
Meski demikian, ada juga responden yang bersebarangan dengan prinsip Fitri dan responden lainnya seperti di atas. Ada 24% responden yang menyatakan tetap menyambut malam pergantian tahun dengan antusias dan merayakannya dengan menggelar pesta. Salah satunya adalah Monika.
Responden asal Jakarta ini mengaku akan tetap merayakan malam pergantian tahun di salah satu tempat hiburan. Alasannya, ia sudah merasakan penat yang luar biasa dengan aktivitas sehari-hari yang ia jalankan.
(Baca juga: PAUD Berperan Penting Edukasi Gizi Anak Sejak Dini )
"Perayaan tahun baru jadi momentum yang biasa saya rayakan tiap tahun. Ini juga jadi momen untuk melepas jenuh dan penat dari aktivitas kantor," ujar Monika.
Monika melengkapi pernyatannya, bahwa meski ia akan merayakan malam pergantian tahun di luar, ia akan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Penerapan 3M harus tetap dijalankan dong, biar tetep aman," tutur Monika. Bagaimana dengan Anda?
(Tika Vidya/Litbang SINDO)
Malam tahun baru tidak lagi menjadi sesuatu yang dinanti. Angka kasus Covid-19 yang sampai saat ini masih sangat tinggi, menurunkan tingkat antusiasme masyarakat untuk menyambut malam tahun baru dengan kemeriahan.
Terlebih data Kementerian Kesehatan per 22 Desember 2020, menunjukkan pasien terkonfirmasi positif telah mencapai angka 678.125 kasus. Hal itu membuat masyarakat prihatin dan mengurungkan niat untuk mengadakan pesta tahun baru.
Dalam hasil survei Litbang SINDO yang diselenggarakan pada 12-19 Desember 2020 lalu, sebanyak 72% responden mengakui hal tersebut. "Karena pandemi jadi biasa aja, sudah nggak antusias lagi. Kemana-mana juga sudah dibatasi, susah," ujar Ike, salah satu responden asal Bogor.
Lantas, apa yang akan dilakukan warga saat malam tahun baru? Salah seorang responden bernama Fitri Rizky, warga Depok mengatakan akan mengisi malam pergantian tahun dengan aktivitas yang dilakukan di rumah saja bersama keluarga.
"Lagi tinggi-tingginya Covid-19, takutnya kalau kita berkeliaran kasusnya tambah naik," ujarnya. Fitri juga menyadari bahwa angka kasus Covid-19 bisa turun jika semua masyarakat mematuhi kebijakan pemerintah, termasuk menahan diri untuk tidak bepergian ke luar rumah.
(Baca juga: Peneliti Temukan Bakteri untuk Lawan Efek Obesitas )
Karenanya Fitri juga berharap agar masyarakat dapat menyadarinya dengan tetap tinggal di rumah saja saat malam pergantian tahun. "Kalau cuma segelintir warga yang sadar jadi tidak efektif sih, makanya mudah-mudahan yang lain juga bisa sadar kalau bahaya masih mengancam," tuturnya.
Responden lainnya juga menyatakan akan menyambut pergantian tahun dengan berbagai kegiatan di dalam rumah saja. Dalam hasil survei, 72% responden mengaku hanya akan berkumpul bersama teman/keluarga, sedangkan 28% responden lainnya memilih tidur di malam pergantian tahun.
Meski demikian, ada juga responden yang bersebarangan dengan prinsip Fitri dan responden lainnya seperti di atas. Ada 24% responden yang menyatakan tetap menyambut malam pergantian tahun dengan antusias dan merayakannya dengan menggelar pesta. Salah satunya adalah Monika.
Responden asal Jakarta ini mengaku akan tetap merayakan malam pergantian tahun di salah satu tempat hiburan. Alasannya, ia sudah merasakan penat yang luar biasa dengan aktivitas sehari-hari yang ia jalankan.
(Baca juga: PAUD Berperan Penting Edukasi Gizi Anak Sejak Dini )
"Perayaan tahun baru jadi momentum yang biasa saya rayakan tiap tahun. Ini juga jadi momen untuk melepas jenuh dan penat dari aktivitas kantor," ujar Monika.
Monika melengkapi pernyatannya, bahwa meski ia akan merayakan malam pergantian tahun di luar, ia akan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Penerapan 3M harus tetap dijalankan dong, biar tetep aman," tutur Monika. Bagaimana dengan Anda?
(Tika Vidya/Litbang SINDO)
(nug)