5 Hal Ini Picu Sakit Asma, Nomor 2 Harus Sangat Dihindari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sakit asma merupakan kondisi di mana seseorang sulit bernapas. Kondisi ini terjadi akibat saluran udara meradang, sempit, dan membengkak, kemudian menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas.
Sakit asma juga bisa menyebabkan nyeri dada, batuk, serta napas berbunyi. Asma biasanya ditangani dengan inhaler penyelamatan untuk mengobati gejala dan pengendali inhaler yang mencegah gejalanya. Kasus yang parah mungkin membutuhkan inhaler yang berefek lebih lama yang menjaga saluran udara terbuka, serta steroid oral.
( )
Dikutip dari laman Live Science, gejala asma bisa disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Orang penderita asma biasanya memiliki faktor genetik yang membuatnya rentan terhadap asma. Selain itu, faktor lingkungan seperti paparan alergi atau infeksi virus tertentu saat bayi, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut. Demikian menurut National Heart, Lung, dan Blood Institute (NHLBI).
(Baca Juga : Epidemiolog Ingatkan Varian Baru Covid-19 Berpotensi Ganggu Program Vaksinasi )
Pemicu gejala asma secara umum yakni asap rokok, tungau debu, polusi udara, serbuk sari, jamur, infeksi saluran pernapasan, aktivitas fisik, udara dingin, serta reaksi alergi terhadap beberapa makanan. Berikut ini cara menghindari pemicu asma yang mungkin tidak diketahui, seperti dilansir dari The Healthy, Senin (28/12).
1. Hormon
Menurut dr. Payal Patel MD, anggota American Academy of Allergy Asthma and Immunology, sakit asma lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Ini kemungkinan ada kaitannya dengan korelasi antara asma dan hormon estrogen serta progesterone.
Asma bisa menjadi lebih buruk sebelum dan selama menstruasi atau membaik selama kehamilan. Demikian diungkapkan dr. Patel.
"Ini sejalan dengan teori bahwa kontrasepsi oral dapat meningkatkan fungsi paru-paru karena fluktuasi kadar hormon yang berkurang," katanya.
Ini gejala siklus menstruasi yang tidak biasa dan harus diperhatikan.
Sakit asma juga bisa menyebabkan nyeri dada, batuk, serta napas berbunyi. Asma biasanya ditangani dengan inhaler penyelamatan untuk mengobati gejala dan pengendali inhaler yang mencegah gejalanya. Kasus yang parah mungkin membutuhkan inhaler yang berefek lebih lama yang menjaga saluran udara terbuka, serta steroid oral.
( )
Dikutip dari laman Live Science, gejala asma bisa disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Orang penderita asma biasanya memiliki faktor genetik yang membuatnya rentan terhadap asma. Selain itu, faktor lingkungan seperti paparan alergi atau infeksi virus tertentu saat bayi, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut. Demikian menurut National Heart, Lung, dan Blood Institute (NHLBI).
(Baca Juga : Epidemiolog Ingatkan Varian Baru Covid-19 Berpotensi Ganggu Program Vaksinasi )
Pemicu gejala asma secara umum yakni asap rokok, tungau debu, polusi udara, serbuk sari, jamur, infeksi saluran pernapasan, aktivitas fisik, udara dingin, serta reaksi alergi terhadap beberapa makanan. Berikut ini cara menghindari pemicu asma yang mungkin tidak diketahui, seperti dilansir dari The Healthy, Senin (28/12).
1. Hormon
Menurut dr. Payal Patel MD, anggota American Academy of Allergy Asthma and Immunology, sakit asma lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Ini kemungkinan ada kaitannya dengan korelasi antara asma dan hormon estrogen serta progesterone.
Asma bisa menjadi lebih buruk sebelum dan selama menstruasi atau membaik selama kehamilan. Demikian diungkapkan dr. Patel.
"Ini sejalan dengan teori bahwa kontrasepsi oral dapat meningkatkan fungsi paru-paru karena fluktuasi kadar hormon yang berkurang," katanya.
Ini gejala siklus menstruasi yang tidak biasa dan harus diperhatikan.