Mengenal Prolaps Organ Panggul yang Umum Dialami Wanita Usia Menopause
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prolaps organ panggul (POP) adalah turun atau menonjolnya dinding vagina ke dalam liang vagina atau luar vagina yang kemudian diikuti dengan organ-organ pelvik (rahim, kandung kemih, usus, atau rektum) akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul. Prolaps uteri bisa terjadi pada wanita di usia berapapun, meski kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita pada usia setelah menopause , atau wanita yang pernah melahirkan normal.
Kondisi ini biasa disebut dengan turun peranakan. “Dokter biasanya akan merujuk untuk melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan kondisi pelvis. Kemudian dokter akan meminta mengejan seperti saat akan buang air besar untuk menilai sejauh mana penurunan terjadi, dan melakukan gerakan seperti saat menahan buang air kecil untuk mengetahui kekuatan otot pelvis,” terang dr. Astrid Yunita, Sp.OG (K) dari RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Puri Indah terkait diagnosa POP.
( )
Jika diperlukan informasi yang lebih mendetail, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk melihat organ dalam pelvis. Di antaranya USG panggul dan saluran kemih, guna memastikan kondisi organ kandungan dan penyebab penurunan yang terjadi. Foto rontgen saluran kemih, untuk memeriksa gangguan saluran kemih akibat turun peranakan. Dan tes urodinamik, untuk memeriksa fungsi kandung kemih dan uretra saat menyimpan urin dan membuangnya, terutama dilakukan pada pasien yang menderita inkontinensia parah.
Menurut dr. Astrid, prolaps dapat meliputi tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan. Yaitu prolaps anterior yang terjadi pada dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel). Prolaps posterior yang terjadi pada dinding vagina posterior (rektokel, enterokel). Serta Prolaps apikal/superior yang terjadi pada dinding vagina apikal (leher rahim/serviks, rahim/uterus, puncak vagina).
Sedangkan prolaps pada rahim dapat diklasifikasikan menjadi empat stadium. Stadium pertama, terjadi penurunan sampai dengan setengah panjang vagina. Stadium 2 terjadi penurunan lebih jauh dari stadium 1 hingga batas himen (selaput dara) atau tepi vagina sehingga dapat terlihat pada, atau setinggi celah vagina.
( )
Pada stadium 3, sebagian besar penurunan sudah melewati selaput dara dan berada di luar vagina. Terakhir stadium 4. Pada stadium ini terjadi penurunan maksimum dari setiap kompartemen organ pelvik.
“Prolaps organ panggul dapat terjadi pada Anda yang memiliki faktor risiko. Tapi dengan menghindari faktor risiko termasuk melakukan gerakan senam Kegel saat hamil dan setelah melahirkan dapat menurunkan risiko terjadinya prolaps organ panggul di kemudian hari,” tutup dr. Astrid.
Kondisi ini biasa disebut dengan turun peranakan. “Dokter biasanya akan merujuk untuk melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan kondisi pelvis. Kemudian dokter akan meminta mengejan seperti saat akan buang air besar untuk menilai sejauh mana penurunan terjadi, dan melakukan gerakan seperti saat menahan buang air kecil untuk mengetahui kekuatan otot pelvis,” terang dr. Astrid Yunita, Sp.OG (K) dari RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Puri Indah terkait diagnosa POP.
( )
Jika diperlukan informasi yang lebih mendetail, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk melihat organ dalam pelvis. Di antaranya USG panggul dan saluran kemih, guna memastikan kondisi organ kandungan dan penyebab penurunan yang terjadi. Foto rontgen saluran kemih, untuk memeriksa gangguan saluran kemih akibat turun peranakan. Dan tes urodinamik, untuk memeriksa fungsi kandung kemih dan uretra saat menyimpan urin dan membuangnya, terutama dilakukan pada pasien yang menderita inkontinensia parah.
Menurut dr. Astrid, prolaps dapat meliputi tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan. Yaitu prolaps anterior yang terjadi pada dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel). Prolaps posterior yang terjadi pada dinding vagina posterior (rektokel, enterokel). Serta Prolaps apikal/superior yang terjadi pada dinding vagina apikal (leher rahim/serviks, rahim/uterus, puncak vagina).
Sedangkan prolaps pada rahim dapat diklasifikasikan menjadi empat stadium. Stadium pertama, terjadi penurunan sampai dengan setengah panjang vagina. Stadium 2 terjadi penurunan lebih jauh dari stadium 1 hingga batas himen (selaput dara) atau tepi vagina sehingga dapat terlihat pada, atau setinggi celah vagina.
( )
Pada stadium 3, sebagian besar penurunan sudah melewati selaput dara dan berada di luar vagina. Terakhir stadium 4. Pada stadium ini terjadi penurunan maksimum dari setiap kompartemen organ pelvik.
“Prolaps organ panggul dapat terjadi pada Anda yang memiliki faktor risiko. Tapi dengan menghindari faktor risiko termasuk melakukan gerakan senam Kegel saat hamil dan setelah melahirkan dapat menurunkan risiko terjadinya prolaps organ panggul di kemudian hari,” tutup dr. Astrid.
(tsa)