Peneliti Terus Kembangkan Obat Kutu Ivermectin untuk Obat COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ivermectin berfungsi untuk mengobati infeksi akibat cacing. Obat ini bekerja dengan cara mencegah cacing dewasa bereproduksi dan membunuh larva cacing di dalam tubuh penderita. Ivermectin juga bisa mengobati kutu rambut, kudis, dan sebagainya. Menariknya, obat yang terlihat sepele ini berpotensi untuk mengobati pasien yang kritis.
Virologis Dr. Andrew Hill dari Liverpool University yang meneliti tentang hal ini, mengklaim obat tersebut dapat bertransformasi dalam melawan virus. Tetapi peneliti lain bersikap skeptis atas temuan ini. Mereka mengataskan dibutuhkan lebih banyak data sebelum menjadikan obat itu sebagai pengobatan yang potensial.
Baca juga : Peneliti Ungkap Usia di Bawah 20 Tahun Paling Berisiko Tertular Varian Baru Corona asal Inggris
Peneliti lain menyebut obat lain seperti hydroxychloroquine dan tocilizumab, yang menunjukkan harapan besar di awal akan tetapi belakangan diketahui tidak ada manfaatnya. Dari hasil 11 studi yang dilakukan, ivermectin yang digunakan untuk mengobati kutu rambut, dapat membantu pasien virus corona .
Hingga saat ini, penelitian mengenai obat bersangkutan apakah bisa mengobati COVID-19 , masih dilakukan. Darj analisa 11 studi yang dilakukan, ivermectin dapat menekan risiko kematian serta mempercepat waktu penyembuhan pasien. Namun ilmuwan berpendapat temuan itu masih prematur dan masih dibutuhkan data lebih banyak hingga bisa disimpulkan.
Ivermectin ditemukan tahun 1970an dan secara cepat menjadi obat yang ampuh untuk mengobati infeksi parasir seperti kutu rambut dan scabies. Dikutip dari Dailymail, investigasi terus dilakukan menyusul keyakinan obat itu bisa berpotensi menyembukan virus SARS-CoV-2 dan mencegah virus bereplikasi.
Baca juga : Serang Dr Dre, Begini Gejala dan Penyebab Aneurisma Otak
Peneliti mengkombinasikan hasil dari 11 penelitian terkait ivermectin yang melibatkan 1.400 pasien. Hasilnya, hanya delapan pasien COVID-19 dari 573 pasien yang menerima ivermectin dan meninggal. Ini jika dibandingkan dengan 44 orang dari 510 orang yang menerima plasebo.
Waktu yang digunakan untuk melenyapkan virus dari tubuh menggunakan ivermectin ternyata juga lebih cepat. Dalam penelitian di Mesir, 100 pasien dengan gejala ringan, virus di tubuh mereka bisa hilang hanya dalam waktu lima hari. Hal ini jika dibandingkan dengan 100 pasien yang memerlukan waktu sekira 10 hari untuk virus hilang dari tubuh mereka menggunakan obat yang lain.
Selain itu dari 100 pasien yang berjuang dengan gejala yang berat, berhasil melenyapkan COVID-19 dari tubuh mereka dalam waktu hanya enam hari sejak mereka mendapatkan ivermectin.
Baca juga : Merasa Lapar saat Berolahraga, Hindari Makanan Berat dan Berkadar Gula
Dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan ivermectin dimana mereka sembuh selama 12 hari. Lebih lama daripada yang mendapat ivermectin. Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian di Bangladesh.
Penelitian itu dibiayai oleh WHO, penelitian dilakukan di Argentjna dan Mesir selain Bangladesh. Pasien mendapatkan dosis ivermectin antara 0,2 hingga 0,6 mg/kg. Namun di penelitian lain ada juga yang mendapatkan 12 mg. Sri Noviarni
Virologis Dr. Andrew Hill dari Liverpool University yang meneliti tentang hal ini, mengklaim obat tersebut dapat bertransformasi dalam melawan virus. Tetapi peneliti lain bersikap skeptis atas temuan ini. Mereka mengataskan dibutuhkan lebih banyak data sebelum menjadikan obat itu sebagai pengobatan yang potensial.
Baca juga : Peneliti Ungkap Usia di Bawah 20 Tahun Paling Berisiko Tertular Varian Baru Corona asal Inggris
Peneliti lain menyebut obat lain seperti hydroxychloroquine dan tocilizumab, yang menunjukkan harapan besar di awal akan tetapi belakangan diketahui tidak ada manfaatnya. Dari hasil 11 studi yang dilakukan, ivermectin yang digunakan untuk mengobati kutu rambut, dapat membantu pasien virus corona .
Hingga saat ini, penelitian mengenai obat bersangkutan apakah bisa mengobati COVID-19 , masih dilakukan. Darj analisa 11 studi yang dilakukan, ivermectin dapat menekan risiko kematian serta mempercepat waktu penyembuhan pasien. Namun ilmuwan berpendapat temuan itu masih prematur dan masih dibutuhkan data lebih banyak hingga bisa disimpulkan.
Ivermectin ditemukan tahun 1970an dan secara cepat menjadi obat yang ampuh untuk mengobati infeksi parasir seperti kutu rambut dan scabies. Dikutip dari Dailymail, investigasi terus dilakukan menyusul keyakinan obat itu bisa berpotensi menyembukan virus SARS-CoV-2 dan mencegah virus bereplikasi.
Baca juga : Serang Dr Dre, Begini Gejala dan Penyebab Aneurisma Otak
Peneliti mengkombinasikan hasil dari 11 penelitian terkait ivermectin yang melibatkan 1.400 pasien. Hasilnya, hanya delapan pasien COVID-19 dari 573 pasien yang menerima ivermectin dan meninggal. Ini jika dibandingkan dengan 44 orang dari 510 orang yang menerima plasebo.
Waktu yang digunakan untuk melenyapkan virus dari tubuh menggunakan ivermectin ternyata juga lebih cepat. Dalam penelitian di Mesir, 100 pasien dengan gejala ringan, virus di tubuh mereka bisa hilang hanya dalam waktu lima hari. Hal ini jika dibandingkan dengan 100 pasien yang memerlukan waktu sekira 10 hari untuk virus hilang dari tubuh mereka menggunakan obat yang lain.
Selain itu dari 100 pasien yang berjuang dengan gejala yang berat, berhasil melenyapkan COVID-19 dari tubuh mereka dalam waktu hanya enam hari sejak mereka mendapatkan ivermectin.
Baca juga : Merasa Lapar saat Berolahraga, Hindari Makanan Berat dan Berkadar Gula
Dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan ivermectin dimana mereka sembuh selama 12 hari. Lebih lama daripada yang mendapat ivermectin. Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian di Bangladesh.
Penelitian itu dibiayai oleh WHO, penelitian dilakukan di Argentjna dan Mesir selain Bangladesh. Pasien mendapatkan dosis ivermectin antara 0,2 hingga 0,6 mg/kg. Namun di penelitian lain ada juga yang mendapatkan 12 mg. Sri Noviarni
(wur)