Peneliti Ungkap Usia di Bawah 20 Tahun Paling Berisiko Tertular Varian Baru Corona asal Inggris

Jum'at, 08 Januari 2021 - 02:45 WIB
loading...
Peneliti Ungkap Usia di Bawah 20 Tahun Paling Berisiko Tertular Varian Baru Corona asal Inggris
Mereka yang berusia di bawah 20 tahun lebih cenderung membuat persentase kasus B.1.1.7 yang lebih tinggi. Foto Ilustrasi/Sky News
A A A
JAKARTA - Varian virus corona baru yang ditemukan di Inggris sekarang beredar di Amerika Serikat. Virus varian B.1.1.7 yang paling baru diidentifikasi di New York pada pria yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini.

Varian tersebut dikatakan lebih dapat ditularkan daripada COVID-19, meskipun sampai sekarang tidak dianggap lebih mematikan atau resisten terhadap vaksin dan pengobatan. Namun, sebuah studi baru menunjukkan usia yang paling berisiko tertular B.1.1.7 adalah mereka yang berusia di bawah 20 tahun.

( )

Studi tersebut, yang dilakukan oleh para peneliti di Imperial College London dan lainnya serta belum ditinjau oleh sejawat, menemukan bahwa mereka yang berusia di bawah 20 tahun lebih cenderung membuat persentase kasus B.1.1.7 yang lebih tinggi atau lebih dari itu. Ini diidentifikasikan dalam studi sebagai Variant of Concern atau VOC.

Melansir laman Fox News, menurut peneliti, data yang ada menunjukkan bahwa pergeseran komposisi usia dari kasus yang dilaporkan, dengan bagian yang lebih besar di bawah usia 20 tahun di antara VOC yang dilaporkan dibandingkan kasus non-VOC.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa terlalu dini untuk menentukan mekanisme di balik perubahan ini. Hal itu bisa saja dipengaruhi, sebagian, oleh varian yang menyebar bertepatan dengan periode di mana pembatasan wilayah diberlakukan tetapi sekolah dibuka.

Berdasarkan siaran pers yang dirilis, penelitian lebih lanjut sedang berlangsung pada sifat spesifik dari setiap perubahan dalam bagaimana virus mempengaruhi kelompok usia ini.

Tidak seperti COVID-19, B.1.1.7 lebih mungkin menginfeksi anak-anak, menurut penelitian tersebut. Profesor Neil Ferguson, seorang ilmuwan di Imperial College London dan seorang penulis studi, pada Desember lalu sudah mengungkapkan kekhawatiran ini.

( )

Saat itu Ferguson memperingatkan bahwa analisis awal mengisyaratkan bahwa B.1.1.7 memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak. Jika itu benar, maka ini menjelaskan proporsi yang signifikan, bahkan sebagian besar, dari peningkatan transmisi yang terlihat.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2493 seconds (0.1#10.140)