Aman dan Halal, IDI Himbau Masyarakat dan Nakes Tak Anti Vaksin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program vaksinasi COVID-19 mulai dilakukan hari. Presden Joko Widodo menjadi salah satu yang disuntik vaksin. dr. Daeng M. Faqih, SH, MH, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga sudah divaksin.
Menurut dr. Daeng M. Faqih, SH, MH pelaksanaan vaksinasi ini perlu role model dari pimpinan dan tokoh publik supaya masyarakat semakin percaya dan tidak ragu. “IDI sejak awal menyampaikan, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) memberikan izin penggunaan darurat, IDI akan memberikan contoh untuk menjadi yang pertama divaksin,” kata dr. Daeng dari keterangan pers yang diterima.
Baca juga : Vaksinasi COVID-19 Dilakukan 4 Tahap, Inilah Tahapannya!
IDI sendiri telah membentuk tim advokasi vaksinasi yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar pelaksanaan vaksinasi di lapangan dilakukan dengan baik, dan diterima dengan baik oleh masyarakat. IDI juga telah melakukan sosialisasi agar masyarakat menerima vaksin sebagai solusi pandemi.
Survei internal saat ini sedang dilakukan lembaga riset IDI bersamaan dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi. Yang bertujuan menyadarkan dokter untuk ikut divaksinasi pada tahap pertama. Masyarakat juga dihimbau agar kepercayaan terhadap vaksin tidak berdasarkan merek atau basis negara, tapi harus berdasarkan aspek ilmiah.
“Jadi vaksin tersebut sudah dijamin keamanan dan efektivitasnya dari mana pun asal dan mereknya,” terang dr. Daeng. Terkait kehalalan vaksin COVID-19 diakui dr. Daeng sebagai salah satu faktor penting agar vaksin mudah diterima masyarakat. Jumat lalu (8/1), Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac hukumnya suci dan halal. Untuk menangani COVID-19 sendiri ada dua strategi yang disiapkan.
Baca juga : Seseorang Masih Bisa Terinfeksi COVID-19 usai Divaksinasi, Ini Alasannya
“Pertama, poin penanggulangannya berada pada menekan kecepatan penularannya. Strateginya yakni, orang yang sudah terinfeksi harus cepat ditemukan agar cepat dilokalisir penularannya. Lalu, orang yang sehat berupaya agar tidak tertular dengan cara menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak),” jelas dr. Daeng.
Tambahan selain menerapkan protokol kesehatan adalah, menjaga daya tahan tubuh melalui mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
Menurut dr. Daeng M. Faqih, SH, MH pelaksanaan vaksinasi ini perlu role model dari pimpinan dan tokoh publik supaya masyarakat semakin percaya dan tidak ragu. “IDI sejak awal menyampaikan, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) memberikan izin penggunaan darurat, IDI akan memberikan contoh untuk menjadi yang pertama divaksin,” kata dr. Daeng dari keterangan pers yang diterima.
Baca juga : Vaksinasi COVID-19 Dilakukan 4 Tahap, Inilah Tahapannya!
IDI sendiri telah membentuk tim advokasi vaksinasi yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar pelaksanaan vaksinasi di lapangan dilakukan dengan baik, dan diterima dengan baik oleh masyarakat. IDI juga telah melakukan sosialisasi agar masyarakat menerima vaksin sebagai solusi pandemi.
Survei internal saat ini sedang dilakukan lembaga riset IDI bersamaan dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi. Yang bertujuan menyadarkan dokter untuk ikut divaksinasi pada tahap pertama. Masyarakat juga dihimbau agar kepercayaan terhadap vaksin tidak berdasarkan merek atau basis negara, tapi harus berdasarkan aspek ilmiah.
“Jadi vaksin tersebut sudah dijamin keamanan dan efektivitasnya dari mana pun asal dan mereknya,” terang dr. Daeng. Terkait kehalalan vaksin COVID-19 diakui dr. Daeng sebagai salah satu faktor penting agar vaksin mudah diterima masyarakat. Jumat lalu (8/1), Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac hukumnya suci dan halal. Untuk menangani COVID-19 sendiri ada dua strategi yang disiapkan.
Baca juga : Seseorang Masih Bisa Terinfeksi COVID-19 usai Divaksinasi, Ini Alasannya
“Pertama, poin penanggulangannya berada pada menekan kecepatan penularannya. Strateginya yakni, orang yang sudah terinfeksi harus cepat ditemukan agar cepat dilokalisir penularannya. Lalu, orang yang sehat berupaya agar tidak tertular dengan cara menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak),” jelas dr. Daeng.
Tambahan selain menerapkan protokol kesehatan adalah, menjaga daya tahan tubuh melalui mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(wur)