Perhatikan! Ini yang Bisa Sebabkan Pria Jadi Eksibisionis

Rabu, 20 Januari 2021 - 09:05 WIB
loading...
Perhatikan! Ini yang...
Ada beberapa penyebab seorang pria suka menunjukkan alat kelaminnya kepada orang lain atau eksibisionis. Foto Ilustrasi/YouGov
A A A
JAKARTA - Ada beberapa penyebab seorang pria suka menunjukkan alat kelaminnya kepada orang lain atau eksibisionis seperti yang dialami istri komedian Isa Bajaj, Rahayu Mutiara, belum lama ini.

Faktor risiko perkembangan eksibisionis pada pria termasuk gangguan kepribadian antisosial, penyalahgunaan alkohol, dan minat pada pedofilia. Faktor lain yang terkait dengan eksibisionis termasuk pelecehan seksual dan emosional selama masa anak-anak dan keasyikan seksual di masa anak-anak.



Melansir Psychology Today, beberapa orang yang menunjukkan perilaku eksibisionis juga terlibat dalam paraphilias lain dan akibatnya dianggap hiperseksual . Teori gangguan pacaran yang diterapkan pada paraphilias mendalilkan bahwa eksibisionis memandang respon terkejut korban terhadap perilaku mereka sebagai bentuk ketertarikan seksual. Dalam pikiran pamer, dia terlibat dalam bentuk rayuan. Namun, perilaku tersebut tidak berbahaya, dan beberapa eksibisionis terus melakukan kejahatan seksual seperti pemerkosaan.

Timbulnya kondisi ini biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Mirip dengan preferensi seksual lain, preferensi dan perilaku seksual eksibisionis dapat berkurang seiring bertambahnya usia. Sekitar sepertiga dari kejahatan seksual yang dilaporkan ke polisi melibatkan insiden eksibisionis.

Michael Vigorito, terapis seks di Washington DC sekaligus penulis Treating Out of Control Sexual Behavior: Rethinking Sex Addiction mengatakan, pelaku eksibisionis bisa merasa kuat dan dominan sambil juga mengalami kenikmatan seksual pada saat bersamaan.

"Orang tersebut mendemonstrasikan atau menampilkan apa yang secara budaya menjadi simbol seksualitas pria, yaitu penis atau ereksinya," kata Vigorito, dilansir dari The Sydney Morning Herald.

Alexandra Katehakis, Direktur Klinis Center for Health Sex di Los Angeles dan penulis Erotic Intelligence: Igniting Hot, Healthy Sex While in Recovery from Sex Addiction menjelaskan, pria yang tertarik pada jenis perilaku eksibisionis ini sering kali seseorang yang tumbuh dengan sedikit perhatian, membuat anak merasa marah, terluka, atau tidak valid.

Menurut DSM-5, diagnosis eksibisionis dapat dilakukan jika beberapa kriteria terpenuhi. Di antaranya selama periode setidaknya enam bulan, seseorang memiliki fantasi, perilaku, atau dorongan seksual yang berulang dan intens yang melibatkan pemaparan alat kelamin kepada orang yang tidak menaruh curiga.



Selain itu, orang tersebut telah bertindak berdasarkan dorongan seksual dengan orang yang tidak setuju, maupun dorongan atau fantasi tersebut menyebabkan tekanan yang nyata atau kesulitan interpersonal di tempat kerja atau dalam situasi sosial sehari-hari. Gangguan eksibisionis dikategorikan ke dalam subtipe berdasarkan apakah seseorang lebih suka mengekspos dirinya kepada anak-anak praremaja, orang dewasa, atau keduanya.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)