Bukan Sekadar Pakaian, Begini Makna Baju Joe Biden-Kamala Harris di Hari Pelantikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden dan Wakil Presiden baru Amerika Serikat (AS) Joe Biden - Kamala Harris mengenakan pakaian yang akan berarti secara historis pada hari pelantikan mereka pada Rabu (20/1) waktu setempat. Banyak label fashion ternama yang berkontribusi untuk pakaian dua tokoh tersebut bersama pasangan masing-masing.
Menurut Fashion Editor Sarah Wasilak, Joe Biden berkolaborasi dengan label Ralph Lauren untuk setelan jas yang dipakai dalam upacara pengambilan sumpah. Setelan ini dibuat di Rochester Tailored Clothing di Rochester, New York, Amerika Serikat.
“Ralph Lauren, label Amerika non-partisan, sudah menjadi pilihan bagi Presiden dan istrinya, Dr. Jill Biden, di acara-acara sebelumnya,” ujar Wasilak, seperti dilansir dari laman popsugar.com.
Sementara itu, Jill mengenakan busana dari rancangan desainer berkelanjutan Gabriela Hearst, serta Fernando Garcia dan Laura Kim dari label Oscar de la Renta. Saat berada di gedung putih, dia memilih busana dengan desain minimalis namun dengan warna biru toska yang vibrant.
Kamala Harris mungkin menjadi topik perbincangan yang paling terkenal dalam hal fashion perdana tahun ini. Menyusul kontroversi tentang sampul Vogue baru-baru ini, di mana dia mendandani diri sendiri dengan Converse khasnya plus jaket yang disesuaikan.
“Banyak pengguna Twitter menciptakan desas-desus seputar spekulasi bahwa Harris akan mengenakan sari tradisional India, membawa makna budaya serta untuk membela minoritas AS,” ujar Wasilak.
Tapi Harris malah memilih mantel warna ungu yang mencerminkan kekuatannya. Mantel ini dirancang oleh desainer Black LGBTQ + Christopher John Rogers. “Di situasi yang sulit saat ini, pakaian dapat memancarkan pesan positif, dan itu meluas ke the Believe in Better merch Komite Pelantikan Presiden yang baru-baru ini diluncurkan,” ujar Wasilak.
Karya-karya busana di Komite Pelantikan Presiden meliputi desain dari Gabriela Hearst, Aurora James, Roxanne Assoulin, dan Prabal Gurung. Busana-busana dari para desainer tersebut dimaksudkan sebagi simbol untuk menyatukan dan menyembuhkan bangsa Amerika Serikat sebagaimana tema resmi pelantikan yakni "America United".
Wasilak menuturkan, pakaian bukan sekadar pakaian, namun juga cerminan nilai-nilai orang tersebut.
“Melalui pakaian, Biden-Harris berhasil memperjuangkan artis yang sedang naik daun, label yang secara historis signifikan, serta desainer yang mewakili minoritas di Amerika Serikat,” ujar Wasilak.
Menurut Fashion Editor Sarah Wasilak, Joe Biden berkolaborasi dengan label Ralph Lauren untuk setelan jas yang dipakai dalam upacara pengambilan sumpah. Setelan ini dibuat di Rochester Tailored Clothing di Rochester, New York, Amerika Serikat.
“Ralph Lauren, label Amerika non-partisan, sudah menjadi pilihan bagi Presiden dan istrinya, Dr. Jill Biden, di acara-acara sebelumnya,” ujar Wasilak, seperti dilansir dari laman popsugar.com.
Sementara itu, Jill mengenakan busana dari rancangan desainer berkelanjutan Gabriela Hearst, serta Fernando Garcia dan Laura Kim dari label Oscar de la Renta. Saat berada di gedung putih, dia memilih busana dengan desain minimalis namun dengan warna biru toska yang vibrant.
Kamala Harris mungkin menjadi topik perbincangan yang paling terkenal dalam hal fashion perdana tahun ini. Menyusul kontroversi tentang sampul Vogue baru-baru ini, di mana dia mendandani diri sendiri dengan Converse khasnya plus jaket yang disesuaikan.
“Banyak pengguna Twitter menciptakan desas-desus seputar spekulasi bahwa Harris akan mengenakan sari tradisional India, membawa makna budaya serta untuk membela minoritas AS,” ujar Wasilak.
Tapi Harris malah memilih mantel warna ungu yang mencerminkan kekuatannya. Mantel ini dirancang oleh desainer Black LGBTQ + Christopher John Rogers. “Di situasi yang sulit saat ini, pakaian dapat memancarkan pesan positif, dan itu meluas ke the Believe in Better merch Komite Pelantikan Presiden yang baru-baru ini diluncurkan,” ujar Wasilak.
Karya-karya busana di Komite Pelantikan Presiden meliputi desain dari Gabriela Hearst, Aurora James, Roxanne Assoulin, dan Prabal Gurung. Busana-busana dari para desainer tersebut dimaksudkan sebagi simbol untuk menyatukan dan menyembuhkan bangsa Amerika Serikat sebagaimana tema resmi pelantikan yakni "America United".
Wasilak menuturkan, pakaian bukan sekadar pakaian, namun juga cerminan nilai-nilai orang tersebut.
“Melalui pakaian, Biden-Harris berhasil memperjuangkan artis yang sedang naik daun, label yang secara historis signifikan, serta desainer yang mewakili minoritas di Amerika Serikat,” ujar Wasilak.
(tsa)