Modifikasi Gaya Hidup Kontrol Penyakit Radang Usus Kronis

Jum'at, 22 Januari 2021 - 00:45 WIB
loading...
Modifikasi Gaya Hidup Kontrol Penyakit Radang Usus Kronis
Radang usus kronis dapat mereda jika menjalani pengobatan dan modifikasi gaya hidup dengan pola makan yang sesuai serta berolahraga. Foto Ilustrasi/The Pharmacy
A A A
JAKARTA - Dalam praktiknya, pengobatan penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau disebut juga peradangan usus kronis, sangatlah dinamis karena proses penyakitnya yang juga dinamis. Artinya di satu waktu IBD dapat terkontrol dengan obat serta diet, namun di waktu lain penyakit tersebut dapat mengalami kekambuhan.

Para dokter memiliki berbagai macam pilihan pengobatan walaupun beberapa obat seperti agen biologik tak dapat diakses secara luas karena tidak ditanggung jaminan kesehatan nasional (JKN).



“Kadang pasien kami memerlukan kombinasi 2 obat untuk mengontrol radang usus yang terjadi. Beberapa juga memerlukan operasi untuk membuang bagian usus yang mengalami peradangan,” tutur dr. Rabbinu Rangga Pribadi, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI.

Pada dasarnya, kesulitan pertama yang paling sering dihadapi adalah memastikan diagnosis pada pasien tersebut apakah IBD atau radang usus yang disebabkan infeksi lain. Kesulitan kedua yang juga paling sering dihadapi adalah terbatasnya akses pasien terhadap agen biologik karena masalah biaya. Padahal, berbagai penelitian menunjukkan bahwa agen biologik memiliki manfaat yang besar terutama pada pasien IBD dengan derajat keparahan sedang dan berat.

Dokter Rabbinu juga mengimbau kesadaran dan pengetahuan tentang IBD sangat diperlukan bagi pasien IBD, keluarga, dan caregiver, bahkan bagi masyarakat luas agar kesadaran terhadap bahaya IBD semakin meningkat. Saat didiagnosis IBD, pasien perlu memahami bahwa proses peradangan pada penyakit ini dapat mereda jika berkomitmen menjalani pengobatan dan modifikasi gaya hidup dengan pola makan yang sesuai dengan tingkatan IBD serta berolahraga.



Disarankan pula untuk berkumpul dengan pasien-pasien IBD lain untuk dapat saling berbagi pengalaman dan menguatkan. Perlu ada edukasi berkelanjutan untuk mendidik berbagai pihak bahwa beban penyakit ini terus meningkat.

Persiapan yang perlu dilakukan oleh caregiver adalah pemberian dukungan psikososial karena penderita IBD rentan mengalami depresi dan kecemasan. Caregiver penderita IBD juga diharapkan dapat membantu pasien dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dan sekaligus menjadi mitra dalam perjalanan pengobatannya. Selain memperhatikan kesiapan finansial.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1735 seconds (0.1#10.140)