Cabuk Rambak Bu Yanti Pasar Gede Solo, Gurih Pedasnya Bikin Ketagihan

Sabtu, 16 Mei 2020 - 16:30 WIB
loading...
Cabuk Rambak Bu Yanti Pasar Gede Solo, Gurih Pedasnya Bikin Ketagihan
Maryanti, pedagang cabuk rambak di Pasar Gede Solo sedang melayani pembeli. FOTO/SINDOnews/ARY WAHYU WIBOWO
A A A
SOLO - Kota Solo mempunyai beragam kuliner lokal yang khas, salah satunya cabuk rambak. Makanan ini terdiri dari kupat beras yang diberi bumbu terbuat dari wijen dan kelapa. Rasa gurih sedikit pedas, dijamin bakal membuat orang ketagihan untuk menikmati kelezatannya.

"Kelapa diparut dan disangrai (digoreng tanpa memakai minyak)," ucap Maryanti, pedagang cabuk rambak di Pasar Gede Solo . Bumbu lainnya adalah bawang, daun jeruk, kencur, garam, gula, dan cabai.

Agar rasanya enak, bumbu dibuat dengan komposisi yang pas. Cabuk rambak semakin asyik dinikmati karena disajikan bersama karak yang kriuk. "Untuk satu porsi harganya Rp5.000 saja," katanya. ( )

Mencari kuliner Cabuk Rambak Bu Yanti tidak sulit karena berada di sekitaran Pasar Gede. Selain itu tempatnya sudah cukup dikenal luas karena memiliki rasa yang nikmat.

Cabuk rambak dapat dinikmati sembari menyaksikan suasana aktivitas transaksi jual beli di pasar tradisional. Bagi yang ingin menimatinya di tempat, cabuk rambak disajikan dengan cara dipincuk. Cara makannya juga tidak memakai sendok, melainkan dengan lidi daun kelapa yang telah dipotong pendek atau istilah Jawanya biting. Kupat yang telah diiris tipis dan dicampur bumbu yang telah diencerkan dengan air secukupnya, kemudian tinggal ditusuk dan dimakan.

Jika belum puas, kupat dapat dioles lebih banyak bumbu yang telah dimasukkan di dalam pincuk. Cabuk rambak juga dapat dibungkus dan dibawa pulang jika ingin dinikmati di rumah bersama keluarga. Penikmat Cabuk Rambak Bu Yanti berasal dari berbagai kalangan. “Biasanya dari luar kota yang penasaran dengan cabuk rambak atau yang kangen dengan makanan khas Solo,” ungkapnya.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) semasa masih menjabat Wali Kota Solo, pernah menikmati cabuk rambak dagangannya ketika masih berjualan di Galabo. Hotel-hotel di Kota Solo juga sering memesan sekitar 100 porsi. Pesanan juga sering datang dari Balai Kota Solo.

Untuk hari biasa, cabuk rambak dagangannya laku 80 porsi, sedangkan pada hari Minggu bisa mencapai 100 porsi dan bahkan lebih. Dirinya mulai berjualan sekitar pukul 07.30 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Namun, sering kali pulang lebih cepat karena dagangan telah habis. Ia juga menyediakan bumbu yang telah dikemas. "Bumbunya tahan lama, bisa sampai 1 minggu," ungkap pedagang asal Baki, Sukoharjo ini.

Selain menikmati di tempat, para pelancong biasanya juga membeli bumbunya. Ketika di rumah, tinggal dicarikan kupat dan bumbu diencerkan dengan air.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1401 seconds (0.1#10.140)