Angka Kematiannya Cukup Tinggi, Masyarakat Penting Kenali Gejala Kanker Paru

Jum'at, 05 Februari 2021 - 09:03 WIB
loading...
Angka Kematiannya Cukup Tinggi, Masyarakat Penting Kenali Gejala Kanker Paru
Adapun kanker paru dapat dipicu oleh gaya hidup yang buruk, seperti mengonsumsi makanan junk food, kebiasaan merokok, dan berlebihan mengonsumsi alkohol. / Foto: Ilustrasi/EatThis.com
A A A
JAKARTA - Virus corona baru yang mengakibatkan Covid-19 memberikan banyak kerugian kesehatan termasuk juga mengaburkan gejala penyakit lainnya, salah satunya kanker paru .

Baca juga: Hari Kanker Sedunia, dari Sini Sejarahnya Dimulai

Gejala yang paling umum adalah batuk tidak kunjung sembuh atau batuk kronis yang semakin parah hingga mengeluarkan darah, terasa nyeri pada bagian dada, punggung, atau bahu, mengalami sesak napas, serta berat badan menurun drastis.

Sekilas mirip dengan Covid-19 sehingga penderita dapat mengira dirinya terinfeksi Covid-19. Hal semacam ini yang bisa menyebabkan risiko terlambatnya pasien mendapatkan penanganan medis terkait kankernya.

Dokter Spesialis Paru RS Premier Jatinegara, dr. Kasum Supriadi Sp.P mengatakan bahwa untuk menentukan pasien menderita kanker paru perlu dilakukan diagnosa pasti, yaitu jika ada sel tumor yang bisa terdapat pada saluran pernapasan, parenkim paru, atau pada pembungkus paru.

Bedanya dengan gejala Covid-19, lebih sering didahului dengan demam, gangguan saluran pernapasan, atau gangguan organ lainnya. "Namun, diagnosa infeksi virus Sars Cov 2 harus melalui pemeriksaan tes swab PCR. Hasil dari test SWAB PCR ini yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19 sedangkan pemeriksaan kanker paru harus dilakukan pemeriksaan lanjutan," ujar dr Kasum, Rabu (3/2).

Adapun kanker paru dapat dipicu oleh gaya hidup yang buruk, seperti mengonsumsi makanan junk food, kebiasaan merokok, dan berlebihan mengonsumsi alkohol serta berat badan berlebih. Selain itu, perubahan gen atau mutasi DNA terkait faktor keturunan juga patut diwaspadai.

"Jika terdapat pasien kanker paru dalam keluarga, sebaiknya anggota kelarga lain melakukan pemeriksaan dini dan berkala agar diketahui gejala kanker sedini mungkin," terang dr Kasum.

Dia menjelaskan, ada serangkaian proses mendeteksi kanker paru, yakni anamnesa (wawancara pada pasien), pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru, foto rontgen dada, CT scan paru dengan zat kontras, bronkoskopi atau endoskopi pada paru.

"Bila dari serangkaian proses pemeriksaan ditemukan bahwa pasien mengidap kanker paru maka dokter paru akan menentukan tindakan medis yang sesuai," sebutnya.

Sementara itu, merujuk data Global Burden of Cancer Study (GLOBOCAN) tahun 2018, disebutkan sekitar 26.069 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru setiap tahunnya, dengan 30.023 kasus baru. Angka ini tertinggi di Asia Tenggara dengan persentase angka kematian karena kanker paru di Indonesia mencapai 19,3% dibanding total kematian dari seluruh kanker lainnya.

Dr. Kasum mengajak masyarakat ikut terlibat aktif menurunkan prevalensi kanker paru dengan meningkatkan literasi kesehatan soal kanker, khususnya kanker paru. Mulai dari mengetahui gejala walaupun tidak semua kanker menunjukkan gejala dini, tahapan penyembuhan, hingga cara kita memperlakukan pasien kanker demi membantu proses penyembuhannya.

Baca juga: Ini Urutan Gejala Covid-19 yang Muncul Setelah Terinfeksi

"Saya menyarankan agar keluarga memastikan suplai oksigen pasien dengan cara memantau tanda vital pernapasan, tensi, suhu, nadi, dan saturasi oksigen. Jika terlihat perubahan yang menurun maka segera konsultasikan ke dokter agar dokter dapat menentukan apakah pasien perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit atau tidak," tutup dr Kasum.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1603 seconds (0.1#10.140)