Pandemi Gagalkan Rencana Long Weekend, Anda Enggak Perlu Resah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Momen long weekend kerap menjadi saat-saat yang paling dinanti keluarga untuk berlibur. Tapi apa daya, pandemi membuat acara liburan harus ditunda.
Baca juga: Dirilis 7 Mei di Bioskop, Ini Sinopsis Film Black Widow
Brittany Gresl, Ph.D, psikolog anak dan asisten profesor di UT Southwestern, mengatakan jika kondisi tersebut bisa membuat semua anggota keluarga merasa kecewa ataupun sedih. Dia pun menganjurkan agar orang tua menciptakan lingkungan yang nyaman sebisa mungkin bagi anak.
Sambil berbicara kepada anak , jelaskan mengapa mereka tidak bisa bepergian dan berkumpul dengan orang-orang tercinta. Anak akan mengalami reaksi yang berbeda, bergantung dari tingkat perkembangan usianya.
Respons orang tua terhadap liburan juga memengaruhi reaksi anak. Maka itu orang tua seharusnya bersikap lebih bijak, mampu mengelola kekecewaan dan ekspektasi terhadap kondisi yang ada. Ini sekaligus mengajarkan anak bagaimana mengontrol situasi yang sulit.
Sebelum menangani anak, ada baiknya Anda memperhatikan diri sendiri. Coba lakukan relaksasi sejenak, tarik napas dalam-dalam selama 10 menit. Lakukan hal yang Anda senangi atau bersantai sebentar di tempat yang tenang, dapat menjaga kesehatan mental Anda selama liburan. Ingat, bukan hanya Anda dan keluarga yang mengalami ini. Keluarga lain pun juga merasakan hal yang sama.
Praktisi Keluarga dan Anak, Dr. Seto Mulyadi, M.Psi, mengingatkan agar orang tua senantiasa memberi perhatian dan apresiasi guna meningkatkan rasa percaya diri anak.
"Buat anak gembira agar psikologisnya positif selama pandemi Covid-19. Ini kekuatan untuk menangkal virus tetap optimistis, gembira, dan ciptakan suasana menyenangkan," ungkap pria yang akrab disapa Kak Seto, baru-baru ini.
Sementara itu, psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi., menambahkan bahwa orang tua sebaiknya terus memutar otak agar anak bisa tetap betah di rumah. Bagaimana caranya? Misalnya mengajak anak ikut membantu memasak, atau membuat mainan dari bahan kardus bekas. Atau bisa juga dengan membeli paket home learning kit DIY (do it yourself).
Baca juga: Suga BTS Rayakan Ultah dengan Berdonasi untuk Anak-Anak Penderita Kanker
"Momen ini juga bisa digunakan untuk mengajar anak akan tugas rumah tangga dan memberi mereka tugas rutin. Misalnya anak yang besar menyapu dan mengepel sedangkan yang lebih kecil diminta merapikan mainannya," terangnya.
Baca juga: Dirilis 7 Mei di Bioskop, Ini Sinopsis Film Black Widow
Brittany Gresl, Ph.D, psikolog anak dan asisten profesor di UT Southwestern, mengatakan jika kondisi tersebut bisa membuat semua anggota keluarga merasa kecewa ataupun sedih. Dia pun menganjurkan agar orang tua menciptakan lingkungan yang nyaman sebisa mungkin bagi anak.
Sambil berbicara kepada anak , jelaskan mengapa mereka tidak bisa bepergian dan berkumpul dengan orang-orang tercinta. Anak akan mengalami reaksi yang berbeda, bergantung dari tingkat perkembangan usianya.
Respons orang tua terhadap liburan juga memengaruhi reaksi anak. Maka itu orang tua seharusnya bersikap lebih bijak, mampu mengelola kekecewaan dan ekspektasi terhadap kondisi yang ada. Ini sekaligus mengajarkan anak bagaimana mengontrol situasi yang sulit.
Sebelum menangani anak, ada baiknya Anda memperhatikan diri sendiri. Coba lakukan relaksasi sejenak, tarik napas dalam-dalam selama 10 menit. Lakukan hal yang Anda senangi atau bersantai sebentar di tempat yang tenang, dapat menjaga kesehatan mental Anda selama liburan. Ingat, bukan hanya Anda dan keluarga yang mengalami ini. Keluarga lain pun juga merasakan hal yang sama.
Praktisi Keluarga dan Anak, Dr. Seto Mulyadi, M.Psi, mengingatkan agar orang tua senantiasa memberi perhatian dan apresiasi guna meningkatkan rasa percaya diri anak.
"Buat anak gembira agar psikologisnya positif selama pandemi Covid-19. Ini kekuatan untuk menangkal virus tetap optimistis, gembira, dan ciptakan suasana menyenangkan," ungkap pria yang akrab disapa Kak Seto, baru-baru ini.
Sementara itu, psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi., menambahkan bahwa orang tua sebaiknya terus memutar otak agar anak bisa tetap betah di rumah. Bagaimana caranya? Misalnya mengajak anak ikut membantu memasak, atau membuat mainan dari bahan kardus bekas. Atau bisa juga dengan membeli paket home learning kit DIY (do it yourself).
Baca juga: Suga BTS Rayakan Ultah dengan Berdonasi untuk Anak-Anak Penderita Kanker
"Momen ini juga bisa digunakan untuk mengajar anak akan tugas rumah tangga dan memberi mereka tugas rutin. Misalnya anak yang besar menyapu dan mengepel sedangkan yang lebih kecil diminta merapikan mainannya," terangnya.
(nug)