Saat Pandemi, Ini Gaya Hidup Frugal yang Sebaiknya Diterapkan Milenial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat pandemi, banyak hal yang berubah signifikan, termasuk gaya hidup dan pengelolaan keuangan. Kita dipaksa untuk berhemat, memiliki dana darurat sebagai jaring pengaman karena saat pandemi, hidup kita sangat dekat dengan berbagai risiko, misalnya kehilangan penghasilan hingga sakit mendadak karena virus covid-19.
Salah satu cara berhemat adalah dengan menabung dan menyiapkan dana darurat. Belakangan ini mereka yang sadar akan pentingnya perencanaan keuangan juga mulai menerapkan frugal living. Ini adalah gaya hidup hemat, minimalis, dan cermat dalam mengambil keputusan agar tidak ada pengeluaran yang berlebih atau sia-sia.
Baca juga : Krisdayanti-Bakal-Hadir-di-Momen-Bahagia-Atta-Halilintar-dan-Aurel-Hermansyah
Menjalani gaya hidup frugal berarti kita memprioritaskan pengeluaran yang penting melawan tidak penting.Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis, Ivan Christian Winatha, MM, RFP mengatakan gaya hidup frugal berarti mengutamakan nilai suatu barang, yaitu bukan dari harganya melainkan kualitasnya.
Contohnya, jika membeli sepatu baru karena sepatu yang ada sudah rusak maka akan memilih sepatu dari bahan yang tahan lama untuk jangka panjang meskipun harga sedikit lebih mahal, bukan sepatu murah yang hanya bertahan beberapa bulan.
Baca juga : Pernikahan-Atta-dan-Aurel-pada-3-april-Bakal-Tayang-Live-di-Rcti
“Dengan disiplin menerapkan gaya hidup frugal sejak dini kita akan terbiasa melakukan prioritas saat akan berbelanja termasuk pada hal-hal yang kita anggap penting pun tetap melakukan pertimbangan,” sebut Ivan, beberapa waktu lalu.
Untuk memulai gaya hidup ini hal pertama yang disarankan adalah mengevaluasi kembali cash flow. Anggaran yang hanya memberi kesenangan sesaat dan tidak terlalu mendesak sebaiknya dicoret.
Baca juga : dulu-berpenampilan-ambigu-kini-aprilia-manganang-bergaya-fashion-macho-dan-tampan
Selanjutnya, catat pengeluaran harian agar mudah untuk melakukan evaluasi pada bulan berikutnya bilamana pendapatan atau gaji berikutnya diterima.
“Hal kedua, yaitu memanfaatkan promo dan diskon dan terapkan hanya untuk barang yang memang benar-benar dibutuhkan. Dengan memanfaatkan promo berarti bisa menghemat pengeluaran dan ada sisa uang yang bisa disimpan,” papar Ivan.
Baca juga : jika-kembali-lagi-ke-proliga-aprilia-manganang-harus-gabung-tim-putra
Kemudian, hilangkan keinginan untuk mendapat pengakuan status sosial dari lingkungan karena bukanlah kebutuhan tapi keinginan atau gengsi yang dapat menyebabkan keinginan mendadak yang besar untuk membeli barang-barang yang dianggap penting walau sebenarnya tidak penting.
“Milenial perlu bijaksana untuk mengetahui perbedaan kebutuhan dan keinginan dan memilah mana yang harus dipenuhi segera dan yang masih bisa ditunda atau dihilangkan. Penuhi saja apa yang kita butuhkan, bukan apa yang orang lain nilai bahwa kita membutuhkannya,“ ujar Ivan.
Salah satu cara berhemat adalah dengan menabung dan menyiapkan dana darurat. Belakangan ini mereka yang sadar akan pentingnya perencanaan keuangan juga mulai menerapkan frugal living. Ini adalah gaya hidup hemat, minimalis, dan cermat dalam mengambil keputusan agar tidak ada pengeluaran yang berlebih atau sia-sia.
Baca juga : Krisdayanti-Bakal-Hadir-di-Momen-Bahagia-Atta-Halilintar-dan-Aurel-Hermansyah
Menjalani gaya hidup frugal berarti kita memprioritaskan pengeluaran yang penting melawan tidak penting.Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis, Ivan Christian Winatha, MM, RFP mengatakan gaya hidup frugal berarti mengutamakan nilai suatu barang, yaitu bukan dari harganya melainkan kualitasnya.
Contohnya, jika membeli sepatu baru karena sepatu yang ada sudah rusak maka akan memilih sepatu dari bahan yang tahan lama untuk jangka panjang meskipun harga sedikit lebih mahal, bukan sepatu murah yang hanya bertahan beberapa bulan.
Baca juga : Pernikahan-Atta-dan-Aurel-pada-3-april-Bakal-Tayang-Live-di-Rcti
“Dengan disiplin menerapkan gaya hidup frugal sejak dini kita akan terbiasa melakukan prioritas saat akan berbelanja termasuk pada hal-hal yang kita anggap penting pun tetap melakukan pertimbangan,” sebut Ivan, beberapa waktu lalu.
Untuk memulai gaya hidup ini hal pertama yang disarankan adalah mengevaluasi kembali cash flow. Anggaran yang hanya memberi kesenangan sesaat dan tidak terlalu mendesak sebaiknya dicoret.
Baca juga : dulu-berpenampilan-ambigu-kini-aprilia-manganang-bergaya-fashion-macho-dan-tampan
Selanjutnya, catat pengeluaran harian agar mudah untuk melakukan evaluasi pada bulan berikutnya bilamana pendapatan atau gaji berikutnya diterima.
“Hal kedua, yaitu memanfaatkan promo dan diskon dan terapkan hanya untuk barang yang memang benar-benar dibutuhkan. Dengan memanfaatkan promo berarti bisa menghemat pengeluaran dan ada sisa uang yang bisa disimpan,” papar Ivan.
Baca juga : jika-kembali-lagi-ke-proliga-aprilia-manganang-harus-gabung-tim-putra
Kemudian, hilangkan keinginan untuk mendapat pengakuan status sosial dari lingkungan karena bukanlah kebutuhan tapi keinginan atau gengsi yang dapat menyebabkan keinginan mendadak yang besar untuk membeli barang-barang yang dianggap penting walau sebenarnya tidak penting.
“Milenial perlu bijaksana untuk mengetahui perbedaan kebutuhan dan keinginan dan memilah mana yang harus dipenuhi segera dan yang masih bisa ditunda atau dihilangkan. Penuhi saja apa yang kita butuhkan, bukan apa yang orang lain nilai bahwa kita membutuhkannya,“ ujar Ivan.
(sal)